Selasa, 05 September 2017

Novel Santri

MENGEJAR ASMARA BERTABIR ASRAMA


Kabut pagi masih menggantung di langit. Kicau burung bersahutan menyambut sang mentari yang kian menampakkan diri dan sinarnya ke seluruh penjuru bumi walau udara masih terasa begitu dingin. Begitulah suasana setiap pagi hari di sebuah Pondok Pesantren ditengah - tengah Kota Ambarawa.
Empat cowok jomblo akut terkenal kukuh persahabatannya. Siapa yang gak kenal dengan keempat sahabat itu? Dari lorong pesantren sampai menyebar luas dikalangan masyarakatpun telah mengenalnya dengan sebutan PAJERO (Para Jomblo Pencari Ridho Kyai), tepatnya di Asrama AlFurujiyyah 1 (Asrama Fara Remaja Jomblo Pencari Wanita Sholihah).
Keempat sahabat itu bermacam-macam karakter dan bahasa menjadi satu mengikat tali persahabatan serta ber'itiqad untuk menimba ilmu dan jodoh lewat ridho sang guru. Mereka adalah Ircham, Yanto, Basor dan Mael. Ircham adalah seorang anak yang suka membantu teman, tetapi mudah terpengaruh. Yanto mempunyai watak yang pendiam tapi menghanyutkan. Basor anak yang rajin dan pandai tapi punya selera humor dan koyol yang berlebihan, Sedangkan Mael memiliki sifat yang ingin menang sendiri tapi selalu ramah dan rendah hati.

Seperti tahun-tahun yang lalu, Ramadhan merupakan moment yang ditunggu-tunggu oleh mereka, dimana selalu ada banyak kegiatan dan makanan tentunya juga banyak wanita pasan idaman yang mulai bermunculan dihadapan mereka.

"Say, piye ki kabare asrama putri? Kabare ono sik bening-bening " Tanya Basor pada Ircham yang akrab dipanggil SAY (sukanya anak alay).

"Mogo-mugo ae ancen bening tenan mbah, gen gak keblondrok neh " Jawab ircham dengan polosnya kepada sahabatnya yang memang berumur paling tua.

" Amiiin ya robb "  sahut Yanto dan Mael dengan serempak disertai harapan palsu yang menerawang jauh diatas langit-langit asrama.

" seng tuo seng entuk ndisik " celetus Basor dengan muka tanpa dosa memutus harapan ketiga sahabatnya itu.
________________________________________
Adzan Ashar berkumandang meliuk ditelinga dan lingkungan pondok pesantren, Suara yang merdu masuk menerobos ventilasi jendela kamar yang memang selalu terbuka karena bau kejombloan mereka yang terlalu lama tersimpan.
________________________________________

Rutinitas pesantren telah dimulai. Ba'da Ashar yang biasa diisi dengan pengajian kitab kuning kini menjadi ajang mempromosikan diri, dimana para PAJERO dengan gayanya lewat bak seorang model berjalan diatas catwalk, mereka berjalan beriringan sembari dibumbui canda tawa dan obrolan ringan ala boyband terkenal.

“ Astagfirulloh " Sontak Yanto yang tersandung Sandal Carvil merk "Ndang Balekno" milik santri yang datang lebih awal.

" Mripate to lek..lek..! ra sah batin seng aneh aneh " ucap Mael yang berjalan beriringan dengan sahabatnya yang pendiam (pemuda mandiri idaman) itu.
________________________________________
Ramadhan kali ini, kitab kuning yang dibaca oleh Abah adalah kitab karangan Syaikh Utsman AlKhaubawy, siapa lagi yang tak kenal kitab "Durotun Nasikhin" kitab yang berisi mutiara nasehat, peringatan, dan juga kisah menarik yang meliputi ranah duniawi dan ukhrawi. Kitab ini dipilih dengan harapan menjaga tradisi para ulama pendahulu sembari menghidupkan Local Wisdom yang berkembang di masyarakat sekitar. Semboyannya adalah "almuhafadzah ala alqadim ashshalih wal akhdzu bil jadid al ashlah" menjaga tradisi lama yang masih baik dan mengambil hal baru yang lebih baik.
Pembahasan semakin menarik ketika Abah membacakan "Almajlisu Tsani Asaro Fi Fadhilatil Rijali Alan Nisai" beliau membacakan hadist "Khoirun Nisa'i idza nadhorta ilaiha sarotka waidza amartaha athoatka waidza ghibta anha khafidotka fi maalika wa nafsiha"

“ lhah iki..koyone aku wes nemu lek! nek tak tamat-tamatke bocahe wes guya guyu kok " bisik Basor pada Yanto yang sedari tadi fokus memaknai kitabnya.

" Rak sah GR mbah! bocah saiki ancen sok ngono kui, gak ming karo sampean tok, nyong nek namatke deknen yo podo mencap mencep kok " Ucap Ircham menyangkal bisikan Basor pada Yanto.

"Mpun..Mpun..Ngaji riyen, engko mbengi dibahas karo Udud + Ngopi nek nek Warung e Bu Jubaidah (Jomblo untuk urusan Ibadah) " Ujar Mael dengan nada ramah mencoba menengahi kedua sahabtnya yang udur-uduran.
________________________________________
Setalah sholat terawih, suasana di Warung Bu Jubaidah ramai dipenuhi santri yang lalu lalang memesan makanan dan minuman, tak terkecuali para PAJERO duduk manis menikmati Kopi Hitam Pahit sepahit perjalanan cinta mereka.
________________________________________
Malam semakin larut, udara semakin dingin. Sebagian santri telah pindah pondok untuk melanjutkan kegiatan di pondok,  karena tak ingin melewatkan malam agung Ramadhan begitu saja. Mael dan Basor masih terjaga di warung Bu Jubaidah menikmati rokok Djarum (perJaka ra Umum ) dan kopi hitamnya yang mulai dingin.

" Mbah..piye target e sik bening? Asrama Putri mbah " celetus Mael mengingatkan pembahasan tadi sore sewaktu ngaji bareng Abah

" Alhamdulillah bang..koyone sinyal apik ki bang " Jawab Basor lirih dengan penghayatan hati serta harapan yang cemerlang dan mata berbinar-binar.

" Jenenge sopo mbah.? " Tanya Mael semakin penasaran.

" Jenenge Ifah bang, podo jenenge mbak ndalem mbiyen, berarti pancen Gusti Allah ki adil bang... " Ujar Basor menjelaskan, dan mengingat nama ifah yang hilang menjadi kenangan.

" Wis..wis..meh tutup warunge, kopine ndang ditelaske, ngopi sakgelas kok 5 jam gak rampung-rampung kang..kang " suara Bu Jubaidah membuyarkan perbincangan mereka tentang Syarifah, wanita cantik yang memikat hati dan selalu menjadi tema obrolan bagi Pajero di asrama.
________________________________________
Suara tarhim terdengar merdu dan keras mulai dinyalakan. Sholawat ciptaan Syeikh Mahmud Khalil Al Husshari ini memang biasa diputar di masjid dan musholla sebulum adzan shubuh untuk mengingatkan sahur.

" Tasakhoruu Fainna fis sakhuri barokah " Terdengar lantunan merdu masuk ke asrama alfurujiyah 1.

" Lek lek tangiwis Jam 4 punjul 5 menit ki " ujar Basor membangunkan sahabatnya yang masih pulas tidurnya.

" Aaaahhhh mbaaah sedilit neh " Jawab Yanto sambil ngulet.

" lha iki segone kok wes entek, sek madang sopo? " Tanya Basor heran ketika membuka ceting nasi bertutupkan koran.

" lha mau ki iseh okeh mbah, wah nek gak sahur sesuk gak kuat kerjo nek ndalem e Abah " Ujar Mael seketika karena esoknya memang ada kegiatan roan di Ndalem.
________________________________________
Seperti hari biasanya pengajian kitab tetep dilaksanakan. Namun beberapa santri ada yang diminta untuk mengerjakan bangunan yang harus diselesaikan sebelum hari raya, terlalu bersemangat bekerja karena memang terlihat Asrama putri dan santriwati yang diam diam memperhatikan dari bilik jendela kaca.
________________________________________
Matahari siang ini sungguh terik, membuat peluh semakin deras mengalir dari pori-pori kulit. Tanda tanya besar dihati, masihkah langit bersahabat dengan mereka?, namun semangat demi menggapai ridho kyai tak mengendurkan niat mulia untuk mengabdi.

" Mbak..itu yang kaos merah berpeci namanya siapa? " tanya Ifah penasaran pada Vita yang lebih sering berkomunikasi. Vita adalah abdi ndalem yang sudah mengabdi lebih dari 5 tahun.

" Oh itu.. namanya kang Mael, dia biasanya memang disuruh Abah untuk mendesain bangunan disini "  jawab vita dengan singkat tanpa rasa curiga.

" Ganteng " gumam Ifah pelan.

" Eh.. apa mbak? Kang Mael ganteng? " Sontak Vita kaget mendengar ucapan pelan Ifah yang terdengar kurang jelas itu.

" Mboten kok mbak, gak papa  Jawab Ifah dengan terbata-bata dan malu yang bercampur bahagia.

" Sampean suka? " Tanya Vita tambah penasaran, namun Ifah seakan tak menghiraukannya dan langsung pergi.
________________________________________
Senja akhirnya datang, 10 menit lagi waktu berbuka puasa akan tiba. Para santri pencari takjil ramai di halaman masjid, namun berbeda dengan para pencari ridho kyai, mereka berjalan menyusuri lorong lingkungan pesantren untuk berbuka di Ndalem yang memang sudah disipakan untuk mereka yang ikut roan.

" Ngiiiing.. " Suara yang tak asing ditelinga terdengar dari menara masjid, dan waktu buka puasapun tiba.

" Allahumma laka sumtu, wabika amantu... " doa ircham sebelum mengambil segelas kolak pisang didepannya.

" Ah..kesuwen say, tenggorokanku selak garing " Cepat tanpa aba-aba Basor mengambil segelas kolak dan meminumnya, gejolak dahaga dari tadi siang mulai hilang dan tinggalah gejolak hatinya kembali berdebar.

" Heh Ifah lewat tuh " Ucap Basor sambil menunjuk kearah tangga asrama putri.

" Subhanallah, yo ngene iki nikmat e amrih ridho kyai, manisnya kolak ini kalah dengan manisnya senyum manja Ifah "  jurus mantra bak sang pujangga cinta mulai keluar dari mulutnya.

" Kang, Abah pesen, mengkeh bada terawih ken nguras bak taman " suara Vita dari bilik satir menyampaikan pesan dari abah.

" Nggih mbak " serentak mereka menjawab.
________________________________________
Udara mulai dingin, waktu menunjukkan pukuk 22.45, sementara masih ada satu bak yang harus dibersihkan. .
________________________________________
Waktu berjalan dengan cepat layaknya asmara yang selalu memenuhi dada, pukul 23.30 pekerjaan selesai. Bergegas mereka turun dari taman atas dan menuju asrama sekedar mengistirahatkan tubuh yang sehari penuh bekerja.

" Kreek.. " Suara pintu ndalem terbuka, sosok yang tak asing bagi mereka tampak di balik pintu warna coklat itu.

" Kang, niko kopi + jajan ten aula depan " perkataan manis bercampur madu yang mengandung monosakarida fruktosa dan glukosa selalu memberikan rasa tersendiri bagi penikmatnya.

" Eng..gih mbak " jawab Yanto gelalapan.

" Wes..gak usah pake lama, sikaat abis " ajak Basor mencairkan suasana hening waktu itu.
________________________________________
Udara semakin dingin, keheningan menyapu merambah memasuki setiap relung hati, hawa dingin menusuk tulang, mencengkeram apapun yang ada disekitar, tim PAJERO berjalan melewati lorong lingkungan pesantren menuju asrama alfurujiyah 1.

“ Mbak kang - kang  mpun balik pondok?  " tanya Ifah memastikan.

“ Sampun mbak, baru ja mereka balik "  jawab Vita singkat.

“ Oh..nggih mpun " ucap Ifah sesal, yang memang dari tadi menunggu hanya sekedar ingin melihat wajah ganteng yang memikat hatinya.

“ Kenapa mbak?  " Vita memastikan seketika melihat wajah Ifah seakan kehilangan sesuatu yang berharga.

“ Mboten nopo-nopo " lagi-lagi jawaban itu keluar dari mulut Ifah yang menambah Vita semakin penasaran.

“ Besok pagi, mereka kesini lagi mbak, Abah nyuruh ngecat aula depan ruang tamu   " ungkap Vita memberi tahu.

“ Enggih mbak? Beneran? "  wajah sesal Ifah kembali berbinar-binar.

“ Iya, tapi gak da kang Mael " singkat dan ngece jawaban Vita memutus harapannya.

“ Ada kok mbak, gak sah cemberut gitu! "  Vita mengklarifikasi pernyataannya, dia hanya sekedar menguji ekpresi Ifah yang kembali murung.

“ He...he...he " senyum bahagia bagaikan mendapat sesuatu yang sangat berharga, terpancar dari wajah Ifah.
________________________________________
Sementara itu di asrama alfurujiyah 1, lelah yang dirasakan semoga bisa menghantarkan mereka untuk lillah, berkah dan ridho dari abah, seakan kelelahan mereka sudah hilang dan lebur bersama manisnya kopi hitam dan pisang goreng buatan Vita, gadis cantik nan mempesona serta tatakrama dan sopan santun hanya semata-mata untuk tadim kepada sang guru, Abah.
________________________________________
Tahun  ini mungkin menjadi Ramdhan terakhir Ircham di pondok, masyarakat desa Batununggal (akibat ditikung tunangan gagal) menanti kedatangannya, satu sisi rasa  bahagia dan bangga karena ilmu yang dipelajari akan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, namun disisi lain susah, khawatir dan bingung selalu menghantui pikirannya, karena ilmu yang ia dapat belum seberapa dan mau dibawa kemana masyarakat kampungnya itu.

" Mbah.. krungu kabar jare kang ir arep boyongan, kemarin keluarganya minta untuk menggantikan pak kyai dikampungnya yang meninggal " ungkap Yanto membuka obrolan malam di asrama.

" Lha opo wis matur sama Abah? " tanya Basor memastikan, sayup-sayup matanya yang mulai ngantuk karena kecapekan.

" Gak ngerti nek masalah kui mbah "  Kang Ir kemarin bilang seperti itu.

" Nek bener dia memang ditunggu masyarakat, yo gak ngopo sih, tapi dia kan baru sampe Juz 24 " Basor tahu pasti jumlah setorannya karena memang selalu diajak lalaran bersama.

" Lha saiki bocah e nek ngendi? " rasa kantuknya hilang, terang benerang mencari sosok sahabat yang selalu baik dan suka membantu itu.

" Tadi bilang mau ke masjid mbah, menenangkan hati "  jawab Yanto yang sebelumnya dipamiti.
________________________________________
Kadang kita tidak pernah menyangka sampai kapan kita akan hidup dan tinggal di pesantren, jika sudah waktunya pulang dan mengamalkan ilmunya, mau gaimana lagi? pesantren bukan tempat untuk pelarian, tapi dikenal dengan Penjara suci dimana para santri harus terkekang serta mengikuti peraturan didalamnya dengan waktu yang telah ditentukan yang suci dari hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam.

"Awakmu demen Vita lek? " Basor memastikan, seolah tahu gerak gerik gelalapan yanto tadi.

" Hehe..belum bisa move on mbah " jawab yanto cengengesan.

" Seng wis yo wis, seng durung yo ditoto + diniati seng apik " sifat tua nan bijaksana keluar memberi nasehat kepada sahabatnya.

" Lha piye neh mbah, cinta pertama ki rasane mbuh " meresapi dan menghayati sakitnya dihianati cewek.
_______________________________________
Ramadhan memasuki tahapan yang kedua, magfiroh allah diberikan kepada hambanya yang senantiasa meminta ampunan dan berserah diri akan takdir hari esok, harapannya semoga ada jalan terbaik buat mereka.
________________________________________
Sahur di asrama alfurujiyah 1 tak seheboh hari sebelumnya, mungkin karena efek kecapekan dan kebanyakan makan pisang goreng buatan Vita di ndalem, hanya Basor dan Ircham yang makan sahur. Yanto dan Mael menikmati indahnya alam mimpi diiringi dengan Nada sholawat yang lirih dan berirama.

" Opo awakmu bener disuruh pulang say? " Basor coba memastikan perkataan Yanto semalam.

"  Mbah,Wingi wes dimaturke abah " jawab singkat Ircham dengan nada sedih.

" Yen awakmu manteb, yakin ja berkah + ridho Abah insyallah uripmu tambah barokah, quranmu piye? " Basor menasehati dengan bijak.

" Belum tau mbah, baru di Istikhoroh sama Abah, aku nderek sendiko dawuh opo seng dadi dawuh pangendikan e abah, insyaalah manut kok mbah " Ucap Ircham yakin dengan keputusan yang diambil dan pasrah ketika nanti memang abah dawuh untuk pulang.

" Berarti nek balik kampung, bocahe ditinggal say? " tanya Basor memastikan tambatan hatinya yang mungkin akan ditinggalkan.

" Haha..aku mau matur abah langsung mbah, gak koyo sampean, cah tuo gak waninan " ketus Ircham dengan nada ngece+ngepaske disertai tawa sinis pada Basor.

" Bukan masalah wani gak wani say, ini masalah hati, gak iso kalo cuma iyo iyo tok, kudu dimantepke seng tenanan " tambah Basor dengan nada serius, seakan tidak mau disalahkan.
________________________________________
Ridho guru tentu sangat diharapkan bagi tiap santri di pesantren, harapan mereka bisa hidup bahagia kelak dimasyarakat, apa gunanya ilmu tinggi namun tak dapat restu dan ridho dari guru, ridho guru merupakan tujuan utama seorang santri ketika mereka memutuskan untuk belajar di pesantren.

" Nanti kapan tak omongi say, kayak e ono seng perlu mok ngerteni masalah awakmu karo bocah e " bisik pelan Basor kepada Ircham.

" Masalah opo mbah? " tanya Ircham kaget.

" Urusan inceran ati lah, penting lho say, dari pada tiwasan..! " Ucap Basor dengan nada menggantung.

" Tiwasan opo mbah? " Ircham semakin penasaran.

" Ngiiiiing.. " imsak terdengar, Basor dan Ircham mengakhiri sahur dengan minum segelas air putih.
________________________________________
Setelah Jamaah, seperti biasa pengajian kitab kuning bersama Abah di Aula depan dilaksanakan, para santri serentak mengikuti dengan khidmat dan khusyu' disertai rasa kantuk.
________________________________________
Persahabatan adalah sebuah bumbu indah yang terdapat dalam sebuah kehidupan seluruh manusia, tapi kadang tanpa kita sadari sesuatu yang baru dapat menjadi bom waktu dalam menghancurkan persabatan itu sendiri, pagi itu terasa kurang sempurna karena hanya Basor, Mael dan Ircham yang bermutholaah kitab di asrama.

" Sekarang kita mungkin lebih sering bertiga dari pada kumpul berempat seperti dulu " Mael mencoba membuka obrolan.

" Yow piye neh.. dongakke wae mugi tansah tambah berkah " Ucap Ircham lirih.

" Lha awakmu gimana say? Jadi boyongan? " seketika Basor ingat bahwa Ircham sudah dinanti masyarakat.

" Belum tau mbah..besok mau ditimbali Abah " jawab Ircham disertai perasaan campur aduk antara diizini atau tidak mengisi hari-harinya.

" Gimana Vita? Sudah ada tanda-tanda kehidupan kah? " Pertanyaan Basor mengibaratkan perjuangan asmaranya pada sosok Vita yang masih belum membuka hatinya pada Ircham.

" Sudahlah mbah..semua tak pasrahke sama Allah dan nderek abah, Insyaallah besok mau matur " jawab Ircham pasrah.

" Awakmu ki seneng Vita say? Berarti ada jalan... " Mael kaget seketika mendengar obrolan sahabatnya, memang untuk masalah hati, ircham hanya cerita kepada Basor, tanpa sepengetahuan kedua sahabtnya, wajar saja kalau Mael baru tahu.

" Jalan gimana maksudnya bang ? " tanya Ircham penasaran.

" Untuk sementara awakmu gak sah matur Abah dulu, kita yakinkan Vita kalau memang kalian saling suka satu sama lain, sekarang kan awakmu belum tau Vita suka gak? " ucap Mael layaknya mengatur strategi yang pas.

" Oh iya say..Aku tahu yang diharapkan bang Mael, aku sependapat dengannya " tambah Basor menyetujui ide mael, memang sudah wataknya anak pinter, seketika dia faham apa yang belum dijelaskan Mael.

" Maksude? " Ircham semakin kebingungan.

“ Pokok e rebeess bos " Mael dan Basor serentak disertai tertawa lepas mengisi pagi hari di asrama alfurujiyah 1.
________________________________________
Ditempat lain, Aula ruang tamu sudah dibersihkan dan siap dikerkajan pengecatan untuk menyambut hari raya yang masih masih kurang 2 minggu lagi. Mael selaku desain warna memilih warna hijau muda dicampur kuning emas sehingga tampak elegan layaknya warna surga yang selalu diceritakan dalam kitab.
________________________________________
Ketenangan terasa begitu bergetar di jiwa, kesejukan terhirup memenuhi kalbu, tak terasa Ramadhan begitu cepat berlalu, Ramadahan memasuki hari ke 21 artinya sebentar lagi Idul Fitri. Kisah yang begitu indah semuanya akan berakhir, namun kenangan terindah akan selalu tersimpan di relung hati, semoga akan selamanya terjalin sampai kelak dihari tua.
________________________________________
Malam ini terasa sangat sepi, asrama Alfurujiyah 1 sepi tanpa canda tawa dan obrolan kosong tentang asrama putri. Sosok Basor terlihat duduk sendiri menikmati kopi hitam dan sebatang rokoknya.

" Kenapa mbah? ada masalah? " Mael membuyarkan lamunannya, tak tahu kapan dia masuk asrama.

" Seko ngendi awakmu bang? Yanto gak balik kesini? " belum sempat menjawab pertanyaan Mael, Basor balik tanya mencari sosok sahabat yang paling pendiam itu.

" Dari Bu Jubaidah " jawab Mael sambil pamer perutnya yang bodong.

" Ircham? " lirih dan sedih dia bertanya keberadaan sahabatnya.

" Sebelum dapat jawaban Abah, pikirannya belum tenang, udah satu minggu terlewati " jelas Mael serius.

" Apa mungkin besok tinggal kita berdua bang? " Matanya mulai berkaca-kaca, menembus angan dan kekhawatiran yang terjadi.
________________________________________
Kehilangan sahabat adalah sebuah cerita lama yang terjadi dalam kehidupan nyata, entah kehilangan karena sebuah permasalahan kecil, besar atau apa saja yang memang terjadi. Sahabat adalah mereka yang mampu membuat kita merasa nyaman, merasa tak sungkan untuk mengekpresikan diri kita, sahabat adalah mereka yang sudi berada disampingmu saat yang lain meninggalkanmu, Oscar Wilde seorang dramawan berkata Sahabat sejati adalah orang yang menikammu dari depan. Janganlah kamu salah mengartikan bahwa mereka yang menentangmu adalah musuhmu, dan mereka yang mendukungmu adalah temanmu. Tidak, itu tidak sepenuhnya benar.

" Gimana Ifah mbah? " Mael membuka obrolan lain, agar tidak semakin terbawa perasaaan sedihnya.

" Gak piye-piye bang " jawab Basor singkat tidak tertarik untuk membahas wanita dengan seyum manis nan manja seakan mengeluarkan madu setiap orang memandangnya.
________________________________________
Tiba saatnya semua jawaban akan terungkap, hari semakin cepat berlalu tanpa ada suatu hal yang baru nan istimewa, hanya doa yang mengubah segalanya.
________________________________________
Melupakan seorang yang dicintai secara paksa? Menyesakkan!! Terlalu sulit!!itulah yang harus dilakukan Yanto, Mengenangnya merupakan hal indah yang selalu membuat tersenyum bahagia,bahkan menangis karena sangat menyakitkan. Mengenang bisa tertawa bencanda gurau bersama namun seketika menangis melihat kenyataan yang tak seindah bayangan kita.
________________________________________
Salsabila, wanita anggun dan sholehah harus menerima takdir perjodohan keluarga, Yanto harus move on, walaupun bayangan asmaranya selalu menghantui hari-harinya.
Sifat pendiam dan akhlak yang baik menjadikannya dipercaya untuk ikut ndalem, menggantikan Kang Irsyad yang akan menikah. Sehingga dia lebih banyak di Ndalem daripada kumpul bersama sahabatnya di asrama.

" Kang..didawuhi abah ken mendetke rokok " sapa manis Vita menyampaikan pesan kepadanya.

" Eng..gih mbak " sendiko dawuh tanpa ba bi bu, yanto segera pergi.

" Kang.. " panggil Vita pelan.

" Nopo melih mbak, nderek? " seketika Yanto menengok kebelakang dan mencoba mengamalkan rayauan yang dipelajari dari sahabat punjangga cinta.

" Niki artone " sambil mengulurkan 4 lembar uang bergambar I Gusti Ngurah rai.

" Oh iya ding " lupa atau memang disengaja, karena antusias dan semangat menggapai berkah dan ridho guru.
________________________________________
Di asrama, Basor Maael dan Ircham sedang mengatur strategi untuk bisa menyatukan Cinta Ircham yang belum ada titik temu layaknya kordinat X dan kordinat Y dengan rumus Aljabar.

" Cara tepat untuk mengungkapkan hatimu, mungkin dengan surat say, gak mungkin kalau langsung di ndalem, nanti minta tolong yanto untuk memberikannya " Mael mulai mengarahkan.

" Nanti kalau ketahuan Keamanan gimana bang? " tanya Ircham memastikan.

“ Yanto lah wes paham say, penting dibilangi dulu " sahut Basor sambil menikmati rokoknya.

" Urusan surat, kita serahkan pada dirimu mbah " Mael tahu kelebihan sahabatnya merangkai kata-kata cinta.

" Beres..penting Bu Jubaidah e gak lali kan? " tertawa berharap bisa ditraktir makan gratis.
________________________________________
Apapun masalahmu, jangan pernah kau pendam sendiri, sahabat adalah tempat untuk mencurahkan keluh kesah dihati, mereka tahu yang terbaik untukmu karena dia lebih memahamimu tidak sebatas hanya teman biasa.
________________________________________
Malam ini sejenak memandang keatas langit yang tampak muram, sepertinya rembulan enggan menampakkan dirinya, bintang yang biasanya mewarnai indahnya malam, tampak sembunyi dibalik awan hitam pekat. Terdengar lantunan suara lirih dari pojok asrama Fajaalnahunna abkaroo uruban atroobaa dan kami jadikan mereka gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya, suara yang tak asing di asrama.

" Belum tidur say? " tanya Basor dengan matanya masih terpejam.

" Belum ngantuk " Jawab singkat Ircham.

" Tolong jupukke kertas dan bolpoinku di rak " pinta Basor mulai beranjak dari tidurnya.

" Iya ini mbah " Ircham menyodorkan Kertas putih dan bolpen Hi-Tech Pilot 03 miliknya.

" Awakmu bener suka sama Vita kan? "  Basor mencoba meyakinkan hati sahabatnya.

" Afabihadzal khaditsi antum mudhinun " diam dan hanya melanjutkan bacaan qurannya.

" Okelah kalo begitu " Basor faham akan makna ayat yang dibacakan.
________________________________________
Malam semakin sunyi, Basor selesai menulis, itu adalah ungkapan dari hati sahabatnya, bukan hatinya sendiri, Hoby menulis menjadikan dirinya layaknya sang pujangga cinta yang kaya akan kata dan bahasa serta susunan kalimat yang sangat dalam bagi siapa yang membacanya.
________________________________________
" Mantab..gak salah dirimu dapat julukan sang pujangga cinta " Ucap ircham setelah membaca tulisan sahabatnya.

" Biasa wae..gak sah muluk-muluk " jawab Basor dengan menyalakan korek + sebatang rokok ditangannya.
________________________________________
Layaknya berita politik yang cepat menyebar ke plosok negeri, begitu juga kedekatan Yanto dengan Vita terdengar seantero asrama putri, mungkin papatah Tresno jalaran soko kulino berlaku dalam kasus ini. Siapa yang tidak jatuh hati pada gadis cantik nan mempesona serta tatakrama dan sopan santun, proses move on Yanto sukses dan berhasil. Vita adalah gadis yang membuat hatinya terbuka dan sedikit demi sedikit kenangan bersama Salsa hilang ditelan kebahagian yang tercipta sepanjang harinya.

" Mbak..sampean jadian sama kang Yanto? " tanya Ifah penasaran

" Beneran mbak ? " Zahra menambahi.

“ ........  Diam tanpa jawaban, seolah bingung dengan apa yang mereka tanyakan.

Ifah, Zahra, Nara dan Alifa hanya bengong menatap wajah Vita yang penuh tanda tanya tanpa jawaban yang terucap.
________________________________________
Waktu begitu cepat berlalu, Ramadhan sebentar lagi akan meninggalkan kita. Sedih, pilu merasuki setiap jiwa hamba yang beriman, karena kesempatan untuk meraih pahala yang sebanyak-banyaknya akan segera berakhir. Fenomena masyarakat dipenghujung ramadhan, mereka sibuk untuk menyiapkan hari kemenangan, bersuka cita dan berbahagia begitu juga Mael.

" Kapan dia mudik bang? " Basor mencoba memastikan.

" Belum tau mbah, kemarin bilang H-4 baru sampai Soekarno-Hatta " Jawab Mael canggung dengan ketidak pastiannya.

" Hah...... sabar bang.... seng penting lebaran bareng kan? " ledek basor tertawa ngece karena PHP sahabatnya itu.

“ Semoga saja mbah.....Amiin.... " lirih dan sangat berharap.
________________________________________
Mael memang sudah 2 tahun sedang LDR-an (Lungo Dewe Ra ajak-ajak) dengan putri H. Badawi, tokoh masyarakat sekitar komplek asrama Alfurujiyah 1. Namanya Ainun, gadis berparas manis semampai yang memilih melanjutkan study konsentrasi Dakwah wa Tsaqofah di Al-Azhar mesir setelah lulus MA. Hanya lewat Wartel depan gerbang pondok mereka menjalin komunikasi, mungkin tempat itu akan menjadi saksi bisu kisah asmaranya dengan Ainun, Wartel yang identik dengan tulisan SLJJ dan SLI.
________________________________________
Di tempat lain, Ifah semakin berbunga hatinya bak taman asmara yang semi di musim dingin, setiap hari bisa memandang cowok ganteng pujaan hatinya walaupun hanya sekedar melihat dari balik jendela asrama.

" Hayo...ngintip siapa mbak? " Vita mengagetkannya.

" Ah.... Sampean mbak " kaget manja Ifah dengan mendorong bahu Vita.

" Aku mau turun..nitip kangen mboten? " tawar Vita pada Ifah.

" Salamke yang pake kaos barca itu ya mbak " pinta Ifah paham betul jersey yang dipake, karena memang itu jersey musuh bebuyutan tim idolanya, namun orangnya malah jadi idola hatinya.

" Wani piroo? "  ledek Vita dengan gaya ala-ala iklan rokok di TV.

" Hu..tadi nawari, giliran yang ditawari mau, mintanya.... " ketus Ifah jengkel.
________________________________________
Hak seorang hamba hanyalah mencintai dan dicintai, semua berharap cintanya dibalas dengan dicintai, namun Allah lebih tahu dengan apa yang dikehendaki. Dia tidak akan pernah salah dan menyalahkan, namun sebagai hamba yang lemah kita hanya bisa berusaha, berdoa dan pasrah atas takdirnya.
________________________________________
Malam ini hati Vita sangat bercampur aduk, perasaan sedih & bahagia menjadi satu, apa gerangan yang ada dalam amplop? Dia mulai memberanikan diri dan menata hatinya sebaik mungkin untuk menerima kenyataan yang ada.

Dear.... Adelia Vita Risqiana di Asrama Aisyah 2.

Ketika pertama kali melihatmu, aku telah jatuh cinta padamu.
Mungkin ini terlalu cepat dan kadang membuat dirimu aneh,
tapi aku percaya semua perasaan ini.
Aku tahu kita dipisahkan oleh jarak yang jauh dan waktu yang lama.
Setiap malam aku berfikir tentang hari bahagia ketika kita saling mencintai bersama.
Tak bosannya kutanyakan kabarmu, karena sungguh kuingin selalu mengetahui keadaanmu.
Semoga saat kau baca surat ini, ku harap kau menganggap bahwa aku sedang dihadapanmu dan menuturkannya langsung.
Begitu pula yang kurasaakan saat menuliskan surat ini.
Aku ingin mengutarakan langsung padamu, tanpa halangan jarak dan waktu.
Namun apalah daya, takdir belum menyetujuinya.
Terima kasih sudah menjadi penyemangatku sampai saat ini.
Maaf aku lebih dulu mencintaimu, bahagia itu kadang sederhana.
Cukup kita saling mengerti satu sama lain.
Semoga rasa sayang ini akan terus bertambah sampai kapanpun.
Aku sadar, aku memang bukan orang yang special di hatimu.
Apalah arti menunggu selama ini, jika memang hatimu bukan untuk hatiku.
Hanya namamu yang selalu aku selipkan dalam doaku.
Ketika memang takdir cinta sudah tidak ada lagi diantara kita, semoga kita tetap berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam ridhonya.
Terserah apa yang ada dibenakmu saat ini tentangku, aku harap jawabanmu bisa menyejukkan hatiku.
Dari yang selalu mengaguminu.. M. Fakhrul Ircham Ardiansyah"
________________________________________
Haru piruk bahagia dan sedih semakin menjadi-jadi bergejolak di hati Vita. Tak sadar air matanya mulai menetes, sesekali sambil mengusap dengan kerudungnya.

“ Tok..tok..Mbak " suara ketukan pintu mengagetkannya.

“Sampean gak papa? " Zahra terbangun mendengar isak tangisnya.

" Mboten nopo-nopo mbak" sambil menyeka air mata vita menjawab.
________________________________________
Cinta memang selalu ditunggu kedatangannya, layaknya adzan maghrib yang selalu ditunggu, kadang cinta yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
________________________________________
Matahari terasa sangat menyengat, tapi walaupun terik, dia selalu memberikan cahaya tanpa pernah mengambil keuntungan sedikitpun dari setiap yang dia sinari. Seperti halnya Cinta, Cinta memang tak pernah memandang kepada siapa cinta itu diberikan, tapi perlu dimengerti bahwa memberi tak selamanya harus kembali, sebelum terlalu sayang dan melangkah terlalu dalam, mungkin lebih baik mengakhiri daripada saling melukai.

“ Assalamualaikum,Santri baru ya? "  sapa Ainun lembut.

 “ Waalaikumsalam..Enggih mbak, Sampean sinten?  " Ifah balik tanya.

 “ Aku Ainun, temen e mbak Vita, mbak Vita ada kan? " Seperti udah terbiasa, Ainun dengan santainya nyelonong masuk.
________________________________________
Ainun dan Vita dulu sempet satu asrama, namun mereka harus berpisah karena Ainun memutuskan untuk melanjutkan study di Al-Azhar.
________________________________________
“ Alhamdulillah..Kapan balik Nun? "  Ucap Vita bahagia.

“ Kemarin sore mbak, Alhamdulillah "  Jawab Ainun seadanya.

“ Mbak..Ini Ainun, anaknya Bu Solekah samping masjid, dulu dia sempet ikut ngaji disini tapi sekarang dia kuliah di Al-Azhar "  Vita mengenalkannya pada Ifah.

“ Ooo..Nggih, tak kira sinten " ucap Ifah dengan senyum manisnya.

“ Mbak..Kang Mael masih disini kan? Aku belum sempet menemuinya, rencana baru nanti malam setelah terawih " ucap Ainun dengan santainya.
________________________________________
Seperti tersambar petir, perasaan curiga, penasaran dan cemberut menjadi satu dalam benak Ifah, ada apa gerangan antara Mael dan Ainun, kenapa Vita tak pernah cerita? Jangan-jangan..? gumam Ifah dalam hati, namun yang namanya cewek, wajah tak pernah bisa bohong, wajah yang semula manis dengan senyum tiba-tiba memerah dan cemberut seketika.
________________________________________

“ Masih nun " ucap Vita singkat, dia tidak mau membahasnya lebih dalam.
________________________________________
Ainun pulang kerumah tanpa ada rasa curiga apapun, yang ada kebahagian di hati setelah bertemu dengan sahabatnya dan bercerita tentang apa yang telah dia jalani selama di mesir.

“ Mbak Ainun itu.... " Ifah memberanikan diri berharap tak seperti yang dia kira.

“ Kenapa mbak? "  tak sempet dijawab, Vita mulai menjelaskan semuanya.
________________________________________
Mata yang selalu melihat, memandang bahagia kini hanya dihiasi derai air mata kesedihan, seakan semangatnya mulai hilang dan ingin segera pulang.
________________________________________
Hidup bukan hanya tentang menemukan hal yang membuatmu bahagia, tapi juga tentang menyadari apa yang membuatmu bersedih dan berani menjauh darinya. Malam ini akan menjadi kebahagian bagi Mael dan Ainun, setelah 2 tahun berkomunikasi hanya lewat suara telepon, akhirnya bisa bertatap muka secara langsung dirumah.
________________________________________
Asrama Alfurujiyah 1 menjadi saksi cinta Ircham, selembar kertas surat balasan dari Vita telah ia terima, perasaan deg-degean antara iya atau tidak? Dengan hati tenang dia mulai memahami kata perkata yang tersusun rapi menjadi sebuah kalimat, seperti halnya sebuah kalam yang tersusun dari lafadz, murokab, mufidz dan wadi.
________________________________________
Kagem..Kang Ircham di Asrama Alfurujiyah 1
Asslamualaikum wr wb
Sebelumnya kuucapkan terima kasih dan maaf karena telah menunggu.
Aku tersanjung dengan pernyataan cintamu kepadaku. Aku sangat bahagia bisa mengenalmu.
"it made me feel so happy and touched"
Terima kasih atas segala perhatianmu padaku, semua itu adalah bentuk keikhlasan darimu, insyaalah akan tetep baik bagiku.
Tulisan ini akan mewakili isi hatiku selama ini.
Aku sulit untuk berkata tidak, tetapi hanya sekedar memberi gambaran bahwa aku sedang tidak memikirkan hal itu.
Bukan maksudku untuk menyakiti hatimu, namun selama ini aku sudah memendam perasaan sayang kepada orang lain.
Sudah lebih dari cukup aku menerima kebaikanmu, tapi maaf aku hanya bisa mengapresiasinya dengan hanya sebatas kita mengenal dari awal, lagi pula jangan pecahkan pertemanan kita lantaran dengan perasaan cinta yang baru, berteman akan lebih bebas daripada harus berpacaran yang penuh dengan kepentingan.
Jangan pernah berburuk sangka kepadaku, aku tidak menerima cintamu bukan berarti aku sudah milik orang lain, sampai saat ini aku masih sendiri.
Namun ada satu nama yang selalu aku semogakan untuk segera menjadi Imam bagiku.
Dan orang itu tentunya bukan kamu, tapi......
( rahasia nggih kang ircham, ngapunten ) hehe
Sekali lagi Maaf dan terima kasih buat semanya.
Wasslamualaikum wr wb
Insan Dhoif.. Vita
________________________________________
Gejolak hati hancur berkeping-keping, sekan sulit untuk menyatukannya, begitulah cinta, kadang kita tak pernah tahu arti dari cinta itu sendiri.
________________________________________
Suasana diruang tamu H. Badawi semakin hangat, walaupun tema pembicaraannya ngalor ngidul tanpa arah disertai banyolan Basor yang membuat tertawa bersama. Mael dan Basor berpamitan untuk kembali ke asrama, Senyum manis Ainun seakan menutup mata hati Mael, bahwa tak ada wanita lain yang bisa menggantikannya.
________________________________________

“ Ono opo say? lebar nangis tah? " tanya Mael melihat wajah sahabatnya murung dan sedih.

“ Habis ditimbali Abah? Piye ? " timpal Basor.

“ Ini bang, surat balasan dari Vita "  sambil memegang selembar kertas lusut yang terkana air matannya, Ircham menjawab pelan.

“ Piye kepriye? " Iki nangis bahagia opo nangis susah?  Basor bersemangat.

“ Dibaca mbah! menurute sampean piye? " Ircham memberikan suratnya.
________________________________________
Udara dingin Asrama menembus dalam lewat pori-pori kulit, namun masih kalah dengan panasnya hati Ircham yang masih belum percaya kenyataan yang ada, Sebelum janur kuning melengkung dia masih belum milik seseorang penyemangatnya untuk tidak putus asa mengejar Asmara.
________________________________________
Ada satu nama yang selalu aku semogakan untuk segera menjadi Imam bagiku Basor mengulangi kalimat itu, mencoba memahami apa makna yang tersimpan.

“ Berarti..?"  Basor tersentak

“ Berarti apa mbah? " Mael penasaran dengan persepsi Basor.

“ Berarti selama ini Vita wes seneng karo wong liyo, tapi sopo yow? "  Basor mulai berfikir tentang sosok orang yang menjadi idaman Vita.

“ Ihsan? Azzam? Hanif? Nazril? atau jangan-jangan.. " Mael menebak satu demi satu pengurus yang sering berkomunikasi dengan Vita.

“ Jangan-jangan opo bang? " Ircham mencoba ikut menebak.

“ Jangan-jangan Yanto, kabarnya sekarang dia dekat sama Vita? "  Mael mulai curiga dengan sahabatnya yang satu.

“ Bisa jadi itu bang, ambu-ambune yow ngono kok " Basor mulai mencium bau kabar kedekatan Yanto dan Vita.

“ Lha Edyan..yo gak iso koyo ngono kui  " Ircham semakin panas, emosinya tak terkendali.

“ Sabar say, sabar "  Basor mulai meleraikannya.
________________________________________
Cinta adalah perhatian, jika dia tidak memperhatikan, dia tidak cinta. Cinta adalah keterbukaan, jika banyak yang disembunyikan, pasti tidak cinta. Kekasih itu seperti sendal, dicari gak ada. lagi gak butuh,ada. Disimpen, hilang, dikira ada, eh ditikung teman!!
________________________________________
Suasana sahur pagi ini sangat special, Ainun dan mbok Inem mengantarkan makan sahur untuk kekasihnya di Asrama Alfurujiyah 1 yang memang dekat dengan rumahnya.

“ Kang.. " suara memanggil di balik pintu depan.

“ Niki enten kiriman seking ibuk, ken damel sahur sareng " lemah tak berdaya diam tanpa kata, bahagia hatinya bisa sahur yang manis nan manja.

“ Banguuuun... sahur enak kie "  teriak Basor dari dalam seraya mengambil rantang jatah makanan itu.

“ Bilangke Ibuk, matur suwun nggih "  ucap Mael grogi.
________________________________________
Luka terdalam adalah yang tak terlihat oleh mata, kesedihan terdalam adalah yang tak terucapkan oleh kata, itulah gambaran sahur di asrama Aisyah 2. Wajah manis, senyumnya yang khas seakan kini tinggal renungan dan hilang entah kemana, padahal kita tahu bahwa senyum akan memperkaya mereka yang menerima tanpa harus memiskinkan mereka yang memberi.

“ Kenapa mbak, gak biasanya sampean murung seperti ini?  " tanya Alifa.

“ Bukan karena masalah kemarin kan? "  Vita membahkan.

“ ........... " Diam dan geleng kepala, sekan memberi jawaban pada temannya.

“ Aku ingin segera pulang "  tiba-tiba air mata Ifah pecah tak terbendung menahan perihnya kehidupan ini.

“ Aku tahu mbak, aku juga pernah merasakannya "  Vita menenangkan.

“ Diluar sana masih banyak orang yang peduli denganmu, sampean harus kuat, mungkin ini ujian agar dirimu bisa lebih bersyukur atas indahnya skenario Allah "  sikap dewasa Vita menasehati.

“ Iya mbak " Ifah sesenggukan memeluk Vita.

“ Kamu tahu? Ainun itu anak pinter, sopan, khafidzoh, sebentar lagi sarjana, mungkin itu yang menjadi alasan Kang Mael untuk tetep setia " jelas Vita.

“ Enggih mbak, mungkin dia wanita yang paling bahagia didunia ini " derai air mata deras membasahi pipi.

“ Tidak mbak, Kebahagiaan bisa tercipta pada setiap orang, karena kebahagian ditemukan ketika kamu berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain "  Vita mencoba mengusap air mata Ifah.
________________________________________
Dilain Hati, mungkin Vita lebih sakit, dua sahabat yang selalu akrab kini menjadi renggang, bahkan permusuhan, hadirnya menjadi sebab pertikaian antara Ircham dan Yanto. Sehari sebelum surat Ircham diterimanya, ternyata Yanto diam-diam telah mengungkapkan perasaannya kepada Vita.
________________________________________
Waktu yang ditunggu-tunggu semua santri tiba, Liburan lebaran setelah kesibukan ngaji pasan yang sangat melelahkan, Ifah memutuskan untuk langsung pulang, sekedar melupakan semua masalah yang sangat memilukan.

“ Mbak Ifah, mau mudik sekarang? "  sapa Ainun melihat Ifah membereskan pakaiannya.

“ ............ " tanpa jawaban, dan hanya menengok sebentar, Ifah cuek tanpa menghiraukan.

“ Mudik kemana mbak? " Ainun mencoba akrab.

“ h..e..h "  hanya nafas kesal dan  tak satupun kata yang keluar dari mulut Ifah.

“ Eh nun.....kapan kesini? "  tiba-tiba Vita mencairkan suasana pagi itu.

“ Barusan mbak, eh dapat pesen dari Ibuk nanti sore suruh ikut buka bareng dirumah, kang-kang juga dapat undangan, itung-itung syukuran " Ainun dengan santainya nyrocos bak artis yang sedang diwawancarai tanpa peduli keberadaan Ifah.

“ Oh.. Sampaikan maaf sama ibuk nun, aku gak bisa ikut, hari ini Neng Azmi pulang, nanti sore suruh nemenin buka diluar "  ungkap Vita menjelaskan.

“ Mbak Ifah bisa ikut kan? "  Ainun kembali bertanya.

“ Dia mau pulang habis dhuhur nun, jadi mungkin gak bisa ikut "  Vita menjawab.
________________________________________
Kadang lebih baik diam, daripada menjelaskan apa yang kita rasakan, karena menyakitkan ketika mereka bisa mendengar tapi tak bisa mengerti. Kegelapan tak bisa mengusir kegelapan itu sendiri, hanya terang yang dapat mengusirnya, sama halnya dengan kebencian. Kebencian yang dibalas kebencian, tidak akan menghilangkan kebencian tersebut, namun hanya kasih sayang yang dapat menghilangkannya.
________________________________________
“ Mbak Ifah kenapa mbak? " tanya Ainun penasaran dengan sikap dingin Ifah.

“ Kenapa gimana nun? " Vita seolah tidak faham.

“ Aku salah ya? kok sekarang dia beda? "  Ainun mulai menyadari sikap Ifah yang cuek.

“ Mungkin dia lagi capek, kangen rumah  " Vita masih menutupi masalah yang sebenarnya.

“ Tapi kemarin dia gak seperti itu mbak! "  ungkap Ainun.
Memang Ainun selalu peka terhadap situasi yang ada disekitarnya, sehingga dia faham betul yang dia rasakan saat itu.
________________________________________
Basor, Mael dan Ircham memutuskan untuk lebaran di pondok, berharap bisa ikut untuk ngalap berkah laden di ndalem bersama Yanto, dan pastinya berharap bisa mbribik mbak-mbak yang ikut laden juga, lumayan sekedar untuk obat hati.
________________________________________
Cinta memang semanis yang kita dendangkan, namun luka adalah hiasan tersendiri yang tak mungkin bisa dipisahkan darinya. Manusia hanya bisa merencanakan, namun kehendak tuhan yang menentukan. Hidup penuh dengan pilihan, selalu ada skenario yang harus kita jalankan, beratnya pilihan dan belum jelasnya masa depan, kerapkali kita berada dalam kepesimisan dan kebimbangan.
________________________________________
Vita hanya bisa mencintai dalam doa, dua lelaki sholih datang untuk menjalin ikatan asmara cinta, sungguh sangat berat untuk memilih, namun keyakinan hati selalu mengalahkannya. Cinta dalam doa dengan isyarat yang tak pernah tertangkap oleh indera, berdoa adalah cara Vita untuk mencintainya, dia titipkan cintanya pada sang maha kuasa, sebab hanya dia yang maha menjaga dikala memendam rindu ingin bertemu.

“ Mbak.. pinjam buku ini ya " ucap Ifah sambil memegang buku karangan Ahmad Rifai Rifan Jadikan Aku Halal Bagimu buku yang membahas arti cinta yang sesungguhnya.

“ Iya mbak..semoga bermanfaat dan bisa menyakinkan hatimu, isinya bagus kok  " Jawab Vita mengiyakan.

“ Aku ingat di Bab 1, Cinta terbaik adalah ketika kau mencintai seseorang yang membuat imanmu mendewasa, taqwamu bertumbuh, dan cintamu kepadaNya bertambah "  Vita seakan hafal betul kalimat yang dikutipnya.

“ Enggih mbak, Matur suwun nggih "  senyum khas Ifah mulai kembali.

“ Besok habis liburan, sampean kesini lagi kan?  " tanya Vita memastikan.

“ Insyaallah.. hatiku sudah terikat dengan Aisyah 2 mbak " merekapun saling berpelukan.

“ Nitip surat ini buat Kang Mael mbak, tolong sampaikan maafku sama Mbak Ainun nggih " Ifah berpamitan.
________________________________________
Lebaran tahun ini adalah tahun ketiga Vita di pondok, Vita Naun tidak pulang kerumah, memilih di pesantren demi sebuah cinta dan berkah dari Abah. Ridho dan Restu guru selalu ia harapkan demi keberkahan dimasa depan.
________________________________________
“ Kang..ini ada titipan " Vita memberikan amplop kepada Mael yang sedari tadi menghias halaman depan.

“ Dari dik Ainun? "  tanya Mael.

“ Mboten..ditingali kiyambak mawon "  Jawab Vita singkat.
________________________________________
Jika pada akhirnya jatuh cinta hanyalah menjatuhkan luka, sebaiknya pikirkanlah dahulu sebelum meyakinkan cintamu pada seseorang yang kau cari, cukup sebut namanya dalam doa.
________________________________________
Lelah menjadi Lillah selalu menjadi pedoman santri untuk mengabdi mencari Ridho Kyai. Mael bergegas menuju asrama setelah semua pekerjaan selesai dikerjakannya. Selembar kertas bertuliskan "Turuntuk kamu yang selama ini aku kagumi" masih terselip di saku hemko putihnya.
________________________________________
Asrama dilingkup pesantren terlihat sepi, hanya beberapa santri yang masih terlihat santai sekedar hanya ngobrol ngalur-ngidul tanpa arah. Mael mengambil air wudhu dan mulai duduk membaca surat itu.

Untuk yang ku kagumi Ahmad Rasqi Ismail Yahya
Kuucapkan terimakasih untukmu yang selama ini menjadi penyemangatku
Izinkan aku untuk meminta minta maaf padamu.
Meluangkan waktumu hanya sekedar membaca secarik tulisan yang tak berguna ini.
Namun bagiku, ini adalah cara terbaik untuk mengucapkan terima kasih kepadamu.
Kang,mungkin sebelum datangnya surat ini, kamu tak kan pernah tahu.
Semenjak aku berada disini, aku telah mengagumimu, hatiku sudah jatuh dalam rasa yang tak pernah aku mengerti.
Namun akhirnya aku mengerti, bagaimana rasanya mengagumi dan mencintai seseorang meskipun orang tersebut tidak melihatku sebagai prioritasnya.
Bagiku merasakan perasaan saja sudah cukup, aku pikir cinta tidak akan ada habisnya, tapi tidak, itu hanya sekian saja.
Aku tahu, mungkin dia lebih menjadi prioritasmu.
Sekali lagi maaf, semoga kau selalu dalam lindungan dan keberkahan untuk segera menghalalkannya dalam ikatan yang sah.
Kebahagiaanmu semoga selalu menyertaiku demi cita dan cinta yang sesungguhnya.
Berbahagialah engkau diluar sana, aku tetap menginginkan yang terbaik buatmu.
Walaupun mungkin kita tidak bertemu kembali, aku akan tetap mengingatmu sebagai seorang yang berdampak dalam hidupku.
Terima kasih dan mohon maaf.
Nasywa Syifa Syarifah
________________________________________
" Heh..ngopo bang? ngalamun ae " Basor membuyarkan lamunannya.

" Iki mbah..surat dari Ifah " jawab Mael.

" Kanggo aku? " Basor berbinar-binar.

" Gak kanggo sampean, tapi buat aku "  ucap Mael pelan.

" Hah? " Basor bengong.
________________________________________
Cinta memang tak ada batasnya dan kepada siapa saja cinta itu bisa tumbuh, namun kita bisa memilih dan memutuskan hakikat cinta yang sebenarnya. Cintailah cintamu, seperti halnya cintanya cintamu mencintaimu.
________________________________________
Dua hari lagi lebaran akan tiba, Basor, Ircham, Mael dan Yanto berkumpul sekedar untuk memastikan bahwa persabatannya masih terjalin sama seperti biasa. Mungkin perasaan dan hati yang gundah galau merana mereka rasakan berbeda-beda. Basor masih mencoba meyakinkan hatinya pada Ifah, sosok gadis dengan senyum yang khas nan mempesona, Ircham tanpa putus asa masih mengejar cintanya Vita, dia masih yakin bahwa ada jalan untuk memperjuangkannya. Mael bingung bagaimana membalas dan menjawab ungkapan hati Ifah kepadanya, dan Yanto setia menunggu jawaban dari Vita, gadis yang ternyata sama-sama dicintai oleh sahabatnya.

“ Piye bang? awakmu iseh yakin sama Ainun kan? "  Basor mencoba memastikan Mael.

“ Insyaallah saya masih yakin mbah, tapi bingung bagaimana agar tidak ada perselisihan diantara Dik Ainun dan Ifah "  Mael menjelaskan.

“ Awakmu temui Ainun dulu, pasti dia akan mengerti kok dan tentunya juga memakluminya " ungkap  Basor menasehati

“ Iya mbah, sebelum Dik Ainun tahu dari orang lain, aku tetep akan menjelaskan kepadanya terlebih dahulu " Mael khawatir jika nanti salah pemahaman.

“ Sampean sudah yakin mbah? "  Ircham ikut bicara.

“ Aku tak noto ati lan pikiranku sik, aku yow kenal Ifah gek wingi, biarkan kutemukan cintaku dalam istikhoroh "  jawaban yang tak mungkin bisa didebat lagi.

“ Saiki masalahe nek awakmu karo Yanto say, kok iso podo? Apa mungkin orang yang dimaksud Vita dalam surat itu Yanto? " Basor memandang kedua wajah sahabatnya.

“ Yo hora iso, Yanto durung entuk jawaban seko Vita kok " suara Ircham naik keras.

“ Bukan seperti itu say, ya mungkin aku yang salah, aku gak tahu kalo sampean ternyata suka dia, sebelum semuanya jadi rumit mungkin kita sebaiknya legowo saja, dan aku pun belum tahu kok, kalau cintaku diterima atau tidak " Yanto merasa bersalah.
________________________________________
Cinta datang kepada seseorang yang masih mempunyai harapan, jangan sekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup, jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lag, jika kamu masih tidak dapat melupakannya.
________________________________________
Perasaan penasaran selalu ada dalam pikiran Ainun, setelah Mael bercerita tentang Asmara Ifah kepadanya, dalam suatu hubungan keterbukaan dan kejujuran sangat mutlak diperlukan. Kebohongan dan ketidakjujuran bukan landasan baik untuk menjalin hubungan, sikap terbuka sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang sewaktu-waktu bisa merongrong hubungan, keterbukaan adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan semua masalah.

" Mbak..kenapa sampean gak cerita kalo Mbak Ifah suka sama Kang Mael? " tanya Ainun pada Vita.

" Bukan maksud gak mau cerita Nun, tapi waktunya belum pas untuk nyeritain itu semua " jelas Vita

" Tapi kan mbak!! " sedih dan menggantung, Ainun diam dan termenung.

" Lha Kang Mael udah cerita sama kamu? " Vita balik tanya

" ............. " Ainun cuma mengangguk mengiyakan

" Tapi sampean percaya sama kang Mael kan? " Vita memeluknya

" Iya mbak, aku udah terlanjur sayang dan sepenunhnya percaya sama dia " jawab Ainun lirih

" Gak apa-apa nun, aku udah jelaskan semuanya sama Ifah, dan dia juga memaklumi dan mengerti kok, jadi gak usah diambil hati ya " Vita mencoba meyakinkan.

" Enggih mbak, makasih nggih " Ainun melepas pelukannya
________________________________________
Disinilah letak pentingnya sebuah kepercayaan dalam suatu hubungan, ketika hubungan tidak didasari saling percaya, maka yang ada cuma cemburu, curiga, bahkan posesif. Rasa saling percaya dapat menghilangkan hal-hal buruk yang dapat merusah hubungan, dan membuat hubungan menjadi lebih harmonis, selama tidak ada rasa saling percaya, maka hubungan akan sangat rentan terhadap godaan.
________________________________________
Ditempat lain, malam ini mungkin tak seperti malam-malam sebelumnya, dirumah Ifah hanya duduk dan sekedar membantu ibunya mempersiapkan Hari Raya, ingat kalau pinjam buku Vita, akhirnya iseng membaca untuk sekedar mengisi waktu luangnya.

" Apa mungkin mbak Vita? " Ifah hanya menebak-nebak

" Kok ada nama ini, disetiap kalimat doa? " Ifah semakin penasaran

" Hah,bener..pasti mbak Vita suka sama dia " Ifah terpana melihat selembar foto terselip dihalaman 56
________________________________________
Cinta memang kadang membingungkan, namun memeluk dan mencintai dalam diam itu sangatlah wajar, cuma berharap semoga sesegera mungkin terjalin dalam sebuah ikatan yang halal.
________________________________________
Ketika hati berlabuh pada suatu penantian panjang, akan ada peperangan yang terjadi antara jiwa dan fikiran.
Hembusan angin yang sejuk menemani kegelisahan Yanto. Dia tampak tegar dan tersenyum melihat langit asrama. Menjadi seperti langit yang selalu menemani setiap peristiwa, mengiringi setiap langkah makhluk ciptaan ilahi melewati lika liku kehidupannya dan selalu tersenyum malu menampakkan warna elok ketika makhluk tengah merasakan indahnya memadu binar binar hati.

“ Apa aku bisa menjadi seperti langit? " Gumam Yanto dengan senyum penuh makna

“ Insyaallah lek " Ircham tiba tiba datang menghampiri sahabatnya

“ Aku meh ngomong karo pean, ada waktu kan?  " pinta Ircham pelan

“ Ngomong opo say? Sekarang saja mumpung longgar " seakan Yanto sudah tahu apa yang akan dibicarakan

“ Masalah Vita lek, biar gak ada perselisihan antara kita " jelas Ircham sepenuh hati.

“ Opo seng mau masih kurang jelas?  " seakan merasa menang, karena cinta Icham bertepuk sebelah tangan, diam-diam tapi ternyata menghanyutkan

“ Ngene lho lek, kalau memang pean seneng tenan sama Vita, silahkan!! menowo bener awakmu jodone aku yoh iso ngopo? Mulai sekarang tak pasrahke kabeh karo pean, aku gak bakal melok campur urusan Vita meneh, wes cukup tekan sakmene wae olehku merjuangke tresnoku, seng penting aku wes ngungkapke tresnoku, kui wae ditolak, tak njupuk hikmah e wae, berarti pancen Allah ngersakke kon ngaji ndisik, mungkin iki cobaan kanggo aku mergo wingi tekan surat Ar Rum, olehe kekancan awak dewe luwih suwe tinimbang gone tresno karo wong wadon seng jebul podo, saiki ming saget ndongakke pean, mugi-mugi keleresan nyarengi qodho e pangeran  " ungkap Ircham dari lubuk hati paling dalam.

“ Makasih say, mugio tambah berkah sekabehane " ucap Yanto terharu

“ Amin, lha kapan Vita meh ngei jawaban? " Ircham memastikan

“ Wingi ngomonge malam takbir say " ujar Yanto disertai penuh harapan

“ Aku mencintai Vita dan Vita terlalu berarti dikehidupanku, tapi disisi lain aku memikirkan perasaan sahabatku, aku hanya ingin tak ada yang terluka diantara kita dan aku yakin tuhan memberikan jalan keluar suatu saat nanti "  batin Ircham dalam hati.
________________________________________
Jodoh memang seringkali diidentikkan dengan rahasia tuhan yang mengejutkan. Hanya saja, sebagai rahasia sang pencipta, apakah urusan jodoh memang monopoli tuhan semata, sehingga kemudian layak bagi seseorang bersikap pasrah dan selanjutnya hanya menunggu jodoh menghampirinya, tentu seseorang diharuskan berusaha untuk menemukan sosok pasangan hidupnya lewat berbagai cara, jodoh memang sudah ditentukan, tapi bukan berarti kita cuma berdiam diri tanpa adanya usaha.
________________________________________
Takbir berkumandang menggema diseluruh penjuru dunia, Basor mengadu pada sang maha kuasa untuk meyakinkan hatinya, perasaan aneh tak terkira selalu menghantui pikirannya, apa mungkin ini yang dinamakan cinta? Tak seperti biasanya, hatinya selalu rindu akan sosok Ifah dengan senyum khas nan mempesona.

“ Temukan jodohmu dalam sholat istikharah mbah " ucap Ircham pada sahabatnya

“ Iya mumpung malam mustajabah 1 syawal, semoga aku yakin dengan semua ini " jawab Basor penuh harap.

“ Amin " Ircham meyakinkan
________________________________________
Beralasan hamparan sajadah panjang, Basor berdoa:

Ya Allah, Seandainya telah engkau catatkan, dia milikku tercipta buatku, satukanlah hatinya dengan hatiku, titipkanlah kebahagian antara kami. Tetapi ya Allah, Seandainya telah engkau takdirkan, dia bukan miliku, bawalah ia jauh dari pandanganku, luputkanlah ia dari ingatanku, dan peliharalah aku dari kekecewaan
Ya Allah, Pasrahkanlah aku dengan takdirmu, sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan adalah yang terbaik buatku, kerana Engkau maha mengetahui segala yang terbaik buat hambaMu
Ya Allah, Cukuplah engkau menjadi pemeliharaku, dengarlah rintihan hambaMu yang dhaif ini, Jangan engkau biarkan aku terjerumus kearah kemaksiatan dan kemungkaran, maka kurniakanlah aku seorang hamba yang beriman, Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup ke jalan yang Engkau ridhai, Amin
Robbi habli milladunka zaujatan thoyyibah akhtubuha wa atazawwaj biha watakuna shohibatan li fiddini waddunya wal akhiroh.
________________________________________
Jika hati mencoba mengeja setiap rencana Allah, tapi satu keyakinan yang akan terus membuat tersenyum ditengah hati yang semakin lelah.  Janji Allah mungkin tidak datang dengan SEGERA, namun akan selalu datang dengan PASTI.
________________________________________
Hidup memang kadang seperti misteri, kadang merasakan senang, susah, sedih dan bahagia tapi selepas dari itu kita cuma bisa menyadari bahwa semua hanyalah sementara. Misteri kehidupan harus kita sikapi sebagai sebuah hal yang positif, memang penuh ketidakpastian tapi itu harus menjadi sebuah karunia yang harus disyukuri.
________________________________________
Seperti yang telah dijanjikan oleh Abah, Ircham akhirnya dipanggil untuk ke sowan ke Ndalem, perasaan hati yang penuh gejolak dengan rasa was-was bercampur bahagia, satu sama lain saling mengadu mengalahkan, namun keyakinan untuk sendiko dawuh, selalu menjadi pemenang mengalahkan rasa khawatir dan sedih.

“ Ngene le, sliramu wes tak istikhorohi 3 kali, petunjuk e Abah, sliramu apik tetep nek kene ngrampungke al quranmu, lha sesuk nek wes khatam lagi boyong "  ungkap Abah jelas

“ Lha mengkeh matur kalih Mbok e nopo Pak kadus, saene pripun Bah? " tanya Ircham pada Abah

“ Oo..... nek kui sliramu gak usah ngomong le, Pak Kadus opo Mbok e kon sowan rene, engko Abah seng njelaske " Jawab Abah singkat

“ Enggih Abah " bahagia didalam hati, seakan masih ada harapan untuk semuanya.

“ Sesuk bar acara kene balik ngomah sedelok, terus rene neh le, engko nek Pak Kadus opo mbok e rene, Abah tak seng ngendikan "  pesen Abah.

“ Enggih Bah, Insyaallah Bodo 3 ajeng do sowan mriki  " Ircham sendiko dawuh
________________________________________
Begitulah Hidup, selalu ada rahasia yang harus diungkap dan dijalankan, hanya saja kadang manusi selalu pesimis dan putus asa untuk menghadapinya. .
________________________________________
Sementara ditempat lain, Vita bingung dengan keputusan hatinya, bagaimana dia harus memberi jawaban kepada Yanto. Setelah kemarin dia mendengar percakapan antara Yanto dan Ircham, ya sebenarnya kemarin Vita pergi ke Asrama Alfurujiyah 1, didawuhi Abah untuk memanggil Ircham, namun belum sampai bertemu dengannya, dari balik pintu sebelum membuka, dia mendengarkan percakapan dua sahabat yang saling berbicara lewat hati yang dalam, walupun tidak jelas, namun tahu bahwa itu adalah percakapan membahas tentang dirinya.

“ Ya Allah...... Yakinkan aku dengan segala keputusanku " Teriak Vita didalam hati

“ Bismillah..... semoga ini yang terbaik "  Vita mulai menulis surat dan tak ingin menemui Yanto secara langsung.
________________________________________
Kisah tiap manusia terkadang tak seindah apa yang dinginkan, semua manusia punya jalan cerita hidup sendiri-sendiri, kisah yang bertutur dari setiap masalahpun kadang tak mampu kita cerna, hidup memang sudah punya rumusnya sendiri, tawa dan tangis selalu silih berganti mewarnai langkah, namun perlu diketahui bahwa tak ada tangis yang abadi dan juga tak ada tawa yang kekal. Semua tidak bisa kita takar, karena sudah diatur oleh tuhan sesuai kapasitas hambaNya.
________________________________________
Vita memutuskan untuk tidak menerima cinta Yanto, setelah Vita tahu rasa tulus yang sebenarnya dari ungkapan Ircham yang disampaikan kepada sahabatnya, Vita tidak mau menjadi benalu dalam persahabatan kedua orang yang mencintainya.

“ Ayo lek Takbir Keliling bareng-bareng " ajak Basor yang melihat sahabatnya termenung

“ Aku gak ikut mbah  " jawab Yanto Singkat

“ Gak biasane awakmu rak semangat blas ngene lek  " ujar Basor mencoba ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Yanto

“ Vita gak nerimo cintaku mbah " Yanto sedih

“ Owalah...... goro-goro gak diterimo, njur awakmu lemes dumes ngono lek? " sadis dan ngece terlihat dari muka kecunya Basor

“ Wong lanang kok koyo ngono, opo iseh kurang dalil seng njelaske jodoh? Gusti allah ndadekke makhluke kui kabeh jodoh-jodoh, gak usah sumelang nek gak oleh jodoh lek, yow nek awakmu ditolak, wajar nek susah, tapi mosok malam Takbir arep mok gawe meratapi kisah cintamu seng kandas? ileng lek ileng, nek iyo mosok ora, nek ora mosok iyo? " Basor mencoba menasehati

“ Yo mbah, yo wes ayo takbir keliling bareng-bareng, lha Bang Mael dan Kang Ir nek ndi mbah? " semangat Yanto, mencoba melupakan kesedihan hati

“ Wes ayo melu aku " ajak Basor lalu bergegas pergi.
________________________________________
Sepi seperti hatinya, Vita ditemani Alifa yang sama sama naun tidak pulang kerumah, mencoba menghibur diri untuk sekedar menutupi rasa rindu kehangatan keluarga di kampung halaman yang berkumandang takbir.

“ Besok pagi katanya mbak Ifah mau kesini ya mbak? " tanya Alifa memastikan

“ Iya lif, paling habis ashar baru sampe sini  " jawab Vita singkat

“ Sampean kenapa? sepertinya lagi bingung? " ungkap Alifa melihat mimik wajah Vita yang penuh tanda tanya.

“ Gak papa kok lif  " Vita mencoba menutupi
________________________________________
Cinta adalah sebuah keindahan, indahnya akan melebihi warna pelangi. Cinta adalah sebuah keharuman, harumnya akan melebihi sekuntum melati. Namun kadang harapan justru tidak berbuah pada kenyataan yang sebenarnya tetapi sebaliknya. Kenyataan adalah rangkaian fakta yang kadang tidak diharapkan adanya.
Cinta adalah kekuatan, didalamnya bersemayam sebuah keberanian, kelembutan, keinginan sekaligus kenyataan. Mencintai dalam diam sangat membutuhkan kekuatan untuk berani menerima kenyataan yang ada, Vita hanya ingin mencintai dalam diam, namun namanya manusia La yusammal insanu bil insani illa linisyanihi Vita lupa bahwa dia menyimpan rahasia di buku Jadikan Aku Halal Bagimu  yang dipinjam Ifah.

“ Mbak Vita aku mau tanya sama sampean"  ungkap Ifah yang baru datang

“ Tanya apa mbak, kayak e penting banget " Vita bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi

“ Sangat dan sangat penting " ujar Ifah yang belum sempat istirahat, karena terlalu penasaran

“ Apa maksud sampean nyimpan foto ini? dan menulis namanya di setiap lembar halaman yang mengandung doa, apa sampean... " sambil membuka halaman buku, dan belum sempat melanjutkan ucapannya, Vita menutup mulut Ifah

“ Ssst...... Aku bisa jelasin semuanya mbak, tapi jangan keras-keras "  ungkap Vita pelan

“ Sini duduk dulu, sebenarnya itu begini....... "  Vita menjelaskan dengan hati penuh harap dan Ifah hanya mengangguk mendengarkan
________________________________________
Memang sebenarnya Vita mencintai Basor dalam diam, dia mengagumi dan mencintainya semenjak Basor wisuda Alfiah Ibnu Malik dan menjadi wisudawan terbaik, namun bagi Vita mencintai dalam doa adalah salah satu cara yang terbaik untuk memeluk dan menjaganya dari jauh, semua hanya dia titpkan kepada sang maha penjaga cinta dan demi mencari ridho Abah untuk Cita dan Cintanya.

“ Lha apa Kang Basor tahu, kalau sampean suka dia mbak?  " Ifah semakin penasaran

“ .......... ” diam dan menggelengkan kepalanya, tanda tidak ada yang tahu tentang semua ini

“ Kenapa sampean simpan sendiri mbak? ”  kejar Ifah ingin lebih tahu

“ Biarkan takdir yang berkehandak, aku sebagai hambanya hanya bisa berusaha semampuku " semakin sedih dan berharap

" Semunya pupus mbak, sebenarnya itu... " Vita menggantung
________________________________________
Idul fitri tahun ini sangat berkesan dihati PAJERO, mereka berempat bisa kompak untuk lebaran di Pondok dan ikut laden tamu di Ndalem, namun yang namanya hati walaupun ditutupi dan ditahan bagaimanapun tetap menyisakaan luka dan kecewa.
Malam mulai menunjukkan pukul 22.15 WIB, Mael mencoba memberanikan diri untuk matur sama Abah, ditemani H. Badawi dan Hj. Solekah.

“ Pripun mbah kaji? " Abah membuka percakapan

“ Nggih kepareng matur Mbah Yai, sepindah sowan kulo kalih istri nggih meniko silaturrokhim, dawah kaping kalih ngaturaken sugeng riyadi menawi kulo sak keluargi katah lepatipun kalih mbah yai nyuwun pangapunten, saklajengipun kepareng matur menawi Kang Mael meniko badhe kulo suwun dados anak mantu kulo "  jelas H. Badawi

“ Lho...... kok cepet-cepetan mbah? Nopo larene sakniki wangsul? Nopo mpun lulus le kuliah? " Abah memastikan

“ Sakmeniko nembe wangsul kolo wingi Mbah Yai, teseh kirang 1 dugi 2 tahun meleh kuliah e, nggih kulo sowan mriki badhe nembung ngersakke santrine penjenengan " jawab H. Badawi dengan yakin

“ Lha awakmu piye le? wes mantep tenan? ” tanya Abah pada Mael

“ Kulo nderek dawuh pangendikan e Abah, saene dos pundi Bah " Mael mencoba menetralisir rasa deg-degan di hadapan Abah dan kedua calon mertuanya.

“ Yen pancen sliramu wes mantep, tur niki nggih kekarepane Mbah Kaji, Abah namung paring pangestu mawon, ning syarat e Ainun kedah lulus kuliah e ryen, sinambi Mael ngalab berkah ten mriki, sementra di khitbah mawon yen pancen Ainun niku mpun enten seng gadahi " Ungkap Abah dengan jelas

“ Enggih Bah " Senyum bahagia terpancar dari wajah Mael
________________________________________
Seperti itulah Jodoh, Jodoh adalah rahasia Allah, sekuat apa kita setia, selama apa kita menunggu, sekeras apa kita bersabar, sejujur apa kita menerima kekasih kita tetap saja Allah yang menentukan, Pastikan setiap niat, langkah dan ikhtiarmu berada diatas tuntunan Allah dan Rasulnya, sehingga pernikahan itu menjadikan dirimu manusia yang semakin bertaqwa.
________________________________________
Mungkin Ifah memang sudah merelakan Mael, namun kekecewaan itulah yang menjadi motivasinya untuk berhijrah menuju ridho Allah dan Abah. Sekarang dia lebih yakin akan semua skenario terbaik dari Allah yang maha Bijaksana
________________________________________
Rencana adalah jembatan menuju mimpi, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkah menuju apa yang dicita-citakan. Putuskan apa yang diinginkan, kemudian tulis sebuah rencana, maka akan ditemukan kehidupan yang lebih mudah dan baik dibanding sebelumnya.
Ifah semakin yakin dengan keputusannya, hatinya semakin lapang dada untuk menerima atas semua skenerio tuhan yang sungguh luar biasa indahnya.

“ Dewean nduk?  " tanya Abah pada Ifah

“ Enggih Bah " Jawab Ifah disertai senyum khasnya

“ Piye wes matur Bapak Ibuk " Abah memastikan tentang keinginan Ifah untuk menghafal Al Quran

“ Sampun Bah, Kantun nderek Abah mawon  " jawab Ifah setelah dapat doa restu dari kedua orang tuanya

“ Yow wes, seng tenanan yow, niat e ditoto mulai saiki, insyaallah berkah sekabehane, rak sah seneng cowok ndisik "  canda Abah mengingatkan niat Ifah agar benar benar niat karena Allah.

“ Insyaallah bah, pandongane kemawon "  Jawab Ifah dengan yakin.
________________________________________
Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya ketika niatnya benar maka perbuatan itu benar dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. Mengikhlaskan niat dari niatan niatan yang merusak perbuatan lebih berat bagi orang yang beramal, karena pemurnian niat butuh kesungguhan perjuangan sepanjang waktu.
________________________________________
Dilain waktu sebelum Lebaran, tamu istimewa dari Kediri beliau Almukarom KH. Nur Cholis yang tak lain adalah teman sepondok Abah di pesantren dulu, ingin meminta santrinya yang rencana ingin dinikahkan dengan putrinya Neng Azka dan mengampu Pondok Pesantren di Kediri.

“ Yai menawi enten santrine seng mpun siap nikah tur saip terjun nek masyarakat, kulo paringi setunggal yai, kersane garwo anak wedok Azka " ungkap Yai Nur pada Abah.

“ Santrine teseh alit-alit Yai " jawab Abah bercanda

“ Lha wau, seng laden niku Yai, kadose kulo cocok nek kalih niku, bocahe kadose tawadhu, anteng, tur yo bagus " jelas Yai Nur setelah melihat Yanto sebelum masuk ke Ndalem

“ Lha mpun cocok tenan Yai? " Abah memastikan

“ Insyaalah kantun Yai seng luwih ngertos "  jawab Yai Nur singkat
________________________________________
Memang rencananya setelah lebaran, Abah ingin memanggil Yanto untuk menindak lanjuti tentang masalah itu.
________________________________________
Tiada yang lebih indah kecuali skenario dari Allah atas diri, hidup saat ini dan masa yang akan datang, hanya saja manusia terkadang terlalu cepat berputus asa atas segala yang diterima tanpa menghiraukan apa tujuan dan hikmah dari semua itu.

Yanto setuju dengan semua takdir yang dia terima, sebagai santri cukup kata samina wa atona nderek dawuh pengendikane kyai jauh lebih barokah daripada harus memenangkan ego diri sendiri. Kenangan memang menyisakan kebahagian bahkan kekecewaan, namun masa depan adalah harapan setiap manusia.

Vita mencoba menenangkan hati dan fikirannya, sebenarnya Vita memang sempat matur Abah kalau suka sama Basor, namun takdir berkata lain, Abah tidak menyetujuinya. Kyai selalu tahu apa yang terbaik buat setiap santrinya, Vita sudah siap untuk terjun ke masyarakat, sehingga Dia lebih cocok dengan Ircham yang memang di masyarakat sudah dinantikan. Berat rasanya untuk mengikhlaskan hati, namun ketika Vita tahu keikhlasan hati Ircham jauh lebih besar ketika melepaskan semua rasa kepada sahabatnya Yanto. Akhirnya Vita mulai menata hati untuk mempersiapkan diri demi ridho dan berkah kyai, sementara Ircham lebih semangat dalam mengkhatamkan hafalan qurannya demi ridho Allah dan Abah.

Basor ternyata tahu jika Ifah sudah memutuskan segala keputusannya untuk menghafalkan Al Quran, sehingga dia tidak mau jika kehadirannya menjadi beban dan penghalang untuk menggapai cita-cita mulia Ifah, demi menata hati untuk tetap setia mencintai Ifah, Basor memutuskan untuk membuka Usaha Koprasi di pesantren, dan mengembangkan bakatnya untuk menulis. Selain sebagai cara untuk tetap bisa memandang Ifah dari jauh dan mencintai dalam doa, juga sebagai usaha untuk mempersiapkan masa depannya nanti. Memang Ifah belum tau tentang semua ini, namun setidaknya Basor sudah dapat ridho dan izin dari Abah, maka ketika memang semuanya berjalan atas ridho Allah dan Guru, insyaallah kedepannya juga lebih mudah dan barokah.

Sementara di rumah H. Badawi, kebahagiaan terpancar dari wajah Mael dan Ainun, ya hari itu tepat sebelum Ainun pergi melanjutkan study, Mael beserta keluarganya datang untuk mengkhitbah Ainun yang memang sudah diridhoi Abah.

SELESAI


Sebagian diambil dari kisah nyata seorang santri, apabila ada kesamaan nama dan tempat itu hanya kebetulan saja.




Untuk kelanjutan cerita ini, bisa dilihat disini