Rabu, 30 Oktober 2019

PESANTREN SEJUTA CINTA







Cerita ini merupakan kelanjutan dari kisah PAJERO (Para Jomblo Pencari Ridho Kyai) yang telah diposting diblog ini beberapa waktu yang lalu. Namun dalam kisah ini akan sedikit ada tambahan aktor baru yang tak kalah dengan aktor-aktor sebelumnya. Sebelum kalian membaca kisah ini, kami sarankan untuk membaca kisah sebelumnya (disini). Sehingga nantinya tahu alur cerita yang sesungguhnya.
Terima Kasih
(Admin)
------------------------
Kehidupan memang tidak akan pernah bosan menjamu manusia untuk tetap menikmati setiap derita. Kehidupan juga selalu memberikan kesempatan untuk menghisap manisnya bahagia. Dari hari ke hari, kehidupan berubah menjadi sosok yang senantiasa menawarkan waktu untuk terus dirangkul.

Asrama Al-Furujiyah 1 tak seperti dahulu kala yang penuh dengan lalaran, musyawarah, muthola'ah bahkan hanya sekedar kongkow-kongkow menikmati kopi dan rokok, sesekali bahas santri putri yang memikat hati.

Sahabat yang dulu satu asrama kini harus berpisah dan jarang bertemu. Jarak memang mengajarkan untuk setia. Bukan berarti tidak boleh bersahabat dengan orang lain selain dirinya, tapi ikatan hati yang telah ada sejak awal akan diuji saat tidak lagi bertemu, tidak lagi berkomunikasi, tidak lagi bertegur sapa secara langsung, tidak lagi curhat dan tidak lagi tertawa bersama. Persahabatan, sekali lagi bukan sesuatu yang mengikat. Hatilah yang mengikat sendiri tanpa disadari. Jadi, tidak ada persahabatan yang lekang oleh perbedaan. Entah jarak, ataupun waktu.
.
Kepontren An-Nahwa sore itu sangat ramai dengan santri yang berbelanja keperluan pondok pesantren, karena santri baru masuk setelah libur haflah. Lalu lalang santri yang begitu banyak tak sempat untuk istirahat hanya sekedar menyempatkan untuk sholat dan sesekali meneguk kopi yang ada dipinggir meja kasir.
.
“Assalamualikum mbah...” sapa Yanto sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
“Waalaikumsalam Lek... Mana Istrimu lek?” Tanya Basor sambil mencari Neng Azka yang menjadi Istri sahabatnya itu.
“Dia gak ikut mbah, tak tinggal di Kediri” jelas Yanto sambil cengengesan.
“Bang Mael dan Ircham dimana mbah? Aku belum lihat mereka berdua, tak cari di asrama juga nggak ada“ sambil mencari dua sahabatnya yang dari pagi belum sempat bertemu.
“Dia sekarang.............” raut muka Basor langsung berubah seketika.
Memang sangat mudah jika mencari teman yang bisa diajak tertawa bersama, namun ternyata sangat sulit menemukan teman yang bisa dijadikan sahabat untuk teman berbagi ketika sedih berduka bahkan ketika gembira.
---------------------------------------------

Asrama Aisyah 4, tak jauh beda dari hari-hari sebelumnya. Masih dengan segala rutinitas yang ada dan kegiatan ngaji seperti biasanya. Selain Ifah dan Vita yang memang sejak awal bersahabat kini mereka punya sahabat baru yang tak kalah konyolnya dari mereka, Ana namanya. Dia santri baru untuk ikut tabarukan di pesantren, karena sebelumnya dia sudah lulus dari Cirebon.
“Mbak... sudah disini berapa tahun?” Tanya ana pada Ifah.
“Baru beberapa bulan ini kok mbak, ya sekedar cuma ikut ngaji-ngaji disini” jawab Ifah merendah.
“Kalo mbak Vit itu yang sudah disini lama, dia lebih tahu dan pengalaman dipondok sini, dia juga mbak Ndalem kok” jelas Ifah sambil menunjuk Vita yang sedang menata almarinya.
“Vita..” ucap Vita sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
“Ana..” senyum manis mereka berjabat tangan dan diakhiri dengan cipika-cipiki ala ala kekinian.

Persahabatan bukanlah tentang siapa yang dikenal paling lama, tetapi tentang yang datang dalam kehidupan kita dan bertahan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun.
Ainun sahabat lama Vita sudah kembali melanjutkan study di al-azhar, mereka hanya bisa berkomunikasi lewat medsos yang ada. Sementara Vita yang mulai menata hati mengharapkan ridho kyai kini lebih fokus untuk menatap masa depannya untuk kehidupan yang baru.

“Terima Kasih, karena kamu masih bertahan sampai sejauh ini, kuharap jangan pernah bosan dengan sikapku yang mungkin terkadang membuatmu tak nyaman, tetaplah sabar menghadapi moodku yang sering berubah” secarik kertas tertempel di pintu almari Vita entah dari siapa yang mengirimnya.
Wanita memang lebih menyukai lelaki yang sederhana dalam bicara, namun besar dalam pengorbanan dan usahnya untuyk membuat wanita bahagia.
“Dia itu sederhana, tapi dihatiku kamu tetap yang paling istimewa” batin vita sambil membenarkan kertas yang menempel dan mau jatuh itu.
“Kertas apa mbak?” Rasa ingin tahu Ana kepada Vita
“He..he..he.. nggak apa apa kok” Vita kaget dan hanya tersenyum.
“Beneran? Kayak aku nggak pernah ngalami saja” ucap Ana yang pernah ditinggalin kekasihnya pas lagi sayang-sayangnya.
“Masih banyak laki-laki yang benar-benar dipersiapkan Allah untuk wanita-wanita sholihah seperti kita mbak!!” Ana mulai berbicara dengan kata-kata bijaknya.
“Iya mbak Iya” Ifah hanya menganggukkan kepalanya.
---------------------------------------------

Pesantren memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk semua kalangan tanpa membedakan antara satu dengan yang lain, Arsyid yang merupakan anak pertama H. Badawi ikut mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari selama di Istambul University, jurusan Departement of Religious Culture and Ethics Education yang ada di Faculty of Theology (Islmaic). Pesantren di Indonesia tentu mempunyai cultur yang berbeda dengan pesantren-pesantren yang ada di Turki.

“assalamualaikum mbah.. iyi öğlenler ne yapiyorsun?” sapa Arsyid kepada Basor.
“waalaikumsalam.. ngomong apa cak, gak paham aku” cetus Basor kebingungan.
“Sen akili birisin, biliyorsun mbah” timpal Arsyid dengan bahasa khas Turkinya.
“sini cak sini, tak bilangin ya..., aku disini tuh hanya ngaji apa adanya, bahasa Arab saja yang sudah bertahun tahun tak pelajari, aku gak pernah paham, apalagi bahasamu yang *&^%$#* tambah pusing aku cak, bahasa-bahasa sini saja” ungkap Basor membisiki Arsyid.
“maksudnya begini mbah, selamat sore, pean disini lagi ngapain? pean kan orang pinter, pasti tahulah kalo cuma bahasa Turki” Arsyid menjelaskan.
“lah kalo itu aku paham, gak dari tadi ngomong kayak itu, kan enak jawabnya” Jawab Basor sambil menatap layar monitor kasir.
“Pulang kapan? Sekarang kok malah tambah item cak? Turki cuacanya panas?” belum sempat jawab pertanyaan, Basor malah kembali bertanya.
“tadi malam mbah, belum sempat sowan Abah, eh malah sowan pean dulu ini mbah” Arsyid tertawa.

Sejauh apapun jarak yang terbentang, takdir akan mempertemukan hati yang selalu mengikat, percayalah bahwa perpisahan hanyalah sebuah jalan untuk kembali dipertemukan di waktu dan tempat yang tepat.

Ditempat lain, Gus Naja yang sedang asyik bermain ditemani kang Noor di taman depan ndalem dikagetkan dengan teriakan dari asrama Aisyah 4, seperti suara seseorang yang sedang ketakutan.

“mbak-mbak kenapa kang?” tanya Gus Naja polos.
“Tidak tahu Gus, mbak Vit, itu mbak-mbak kenapa? coba dilihat” suruh Kang Noor kepada Vita yang sedang menyapu ruang tamu Ndalem.
“Iya kang” jawab Vita sambil berjalan menuju asrama.
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman, sedangkan takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respon terhadap suatu stimulus tertentu.
---------------------------------------------

Akhlak merupakan salah satu tolok ukur penilaian seseorang terhadap orang lain, hal yang perlu diperhatikan seseorang sebagai penuntut ilmu, karena akhlak adalah cerminan langsung apa yang ada di hati, cerminan keikhlasan dan penerapan ilmu yang telah diperoleh.

KH. Nur Cholis Kediri yang merupakan ayah dari Neng Azka dan mertua Yanto sangat mengagumi pendidikan Akhlak yang diterapkan di Pesantren Al Mujahidin, walaupun letaknya ditengah kota, namun akhlak menjadi pelajaran pertama yang harus dirubah sesuai dengan ajaran-ajaran syariat agama. Bahkan KH. Nur Cholis pun hanya melihat dari akhlak Yanto yang saat itu ikut laden di ndalem untuk dijodohkan dengan putrinya yang tak lain adalah Aulia Nabila Azka.

Sistem pendidikan akhlak itulah yang menjadikan beliau menitipkan Gus Adnan di pesantren, sehingga kedatangan Yanto ke pesantren untuk mewakili Buyanya mengantarkan Gus Adnan mondok  dan sowan ke masayih yang telah mendidiknya hingga bisa seperti sekarang.

“Lha ini siapa lek ? kok bawa koper besar segala?” Basor mulai mengalihkan pembicaraan yang sempat termenung ketika ditanya kabar Ircham dan Mael.
“Ini adikku mbah, maksudnya..adiknya Azka” Yanto menyuruh Gus Adnan untuk segera bersalaman.
“Namanya siapa Gus?” tanya Basor sambil bersalaman.
“Muhammad Adnan Qosyim Atho’illah ” Jawabnya lirih.
“Lha ini mau ikut mondok disini lek?” Basor penasaran dan bergegas melepas tangannya yang hendak dicium Gus Adnan.
“Iya mbah, ini disuruh Buya untuk mengantarkan kesini sowan Abah, beliau hari ini nggak bisa ikut kesini karena lagi tindak ke Jombang, insyaallah lain waktu mau sowan kesini dengan Azka” Jelas Yanto.

Ilmu pengetahuan akan memberimu kekuatan, tapi akhlak yang baik akan memberimu kehormatan, jika kamu ingin menguji karakter seseorang, hormati dia. Ketika dia memiliki akhlak yang baik maka dia akan lebih menghormatimu, sebaliknya jika dia merasa dirinya paling baik artinya akhlak yang dimilikinya berarti tidak baik/buruk.
Yanto dan Gus Adnan berpamitan kepada Basor untuk sowan ke Ndalem menemui Abah, belum sempat sampai ke Ndalem, penyakit Aritmia Yanto muncul, yaitu kondisi dimana jantungnya berdebar dan iramanya sangat tak karuan. Dia melihat Vita yang berjalan menuju asrama Aisyah 4.
---------------------------------------------

Suasana asrama Aisyah 4 ramai, semua santri putri berlarian menuju samping asrama hanya sekedar ingin melihat dan memastikan apa yang sedang terjadi. Itulah orang Indonesia, rasa ingin tahunya tinggi, lifestyle/kepo merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui tentang sesuatu yang dilihat, didengar atau dipelajari, lebih tepatnya mereka kepo terhadap sesuatu yang kurang bermanfaat.
Alifa seakan masih trauma dengan kejadian beberapa tahun yang lalu, peristiwa yang pernah terjadi di kamar mandi no 6, penampakan seorang nenek keriput membawa sisir dan gayung, konon ceritanya dulu dibelakang asrama tinggal seorang nenek tua yang sangat baik hati, selalu menasehati santri-santri putri dan terkadang memberi masakan yang dimasaknya. Kegiatan sehari-harinya hanya membuat jamu untuk dititipkan di warung lingkungan pesantren. Namun karena kebijakan pemerintah, lahan yang ditempati nenek itu harus digusur untuk dididrikan bangunan, tetapi nenek itu tak mau pindah hingga sampai meninggal.

“Ada apa Lif?” tanya Vita menenangkan.
“...” Alifa hanya diam dan ketakutan.
“Istigfar, ambil wudhu gih sana” Vita mencoba menuntun sahabatnya untuk mengambil air wudhu.
“Dia menampakkan lagi?” kejar Vita memastikan
“....” Alifa hanya menganggukkan kepala.
“Nggak apa-apa Lif, dia orangnya baik kok, kata Abah, dia tidak akan mengganggu, dia hanya ingin tinggal bersama kita, hanya saja pesan Abah kalau masuk kamar mandi ini jangan lupa berdo’a” ungkap Vita menenangkan.
“Sebenarnya pernah ada apa mbak?” Ana sebagai santri baru bertanya penasaran.
“Aman mbak, nggak ada apa-apa” bisik Ifah yang baru pertama kali tahu kejadian seperti ini.
Di dunia ini memiliki beberapa saluran kehidupan yang ditempati oleh bermacam-macam makhluk, pada dasarnya mereka hidup sesuai dengan alamnya masing-masing, aktivitas mereka tidak bercampur antara alam satu dengan yang lain, percayalah bahwa makhluk ghaib itu ada, bahkan puncak keimanan seseorang adalah mengimani yang ghaib, sebagaimana Iman kepada Allah dan Malaikatnya yang tak pernah kita tahu wujudNya.
Allahumma Inni Audzu bikalimatillahittammat min syarri ma kholaq, Ya Allah ya tuhan kami, aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakanNya.
---------------------------------------------

Dewasa bukan karena usia, bukan karena tahta, tetapi dewasa itu memiliki pemikiran jelas dan jernih serta mampu mengendalikan dan menempatkan diri. Proses kedewasaan seseorang bisa dilihat bagaimana dia mengambil suatu keputusan.
Alkhukmul haditsu yudhofu ilas sababil ma’lumu la ilal muqoddiril madznuni, hukum tentang perkara yang disetujui itu dengan sebab yang sudah diketahui bukan dengan sebab yang belum diperkirakan, kaidah itulah yang menjadi bahan perbincangan di koperasi An Nahwa antara Basor dan Arsyid, walaupun sempat berhenti sebentar sebab kedatangan Yanto dan Gus Adnan, namun setelah keduanya pamit untuk sowan mereka melanjutkan perbincangannya itu.
“Mbah.. aku mau tanya, bagaimana menurut pean ketika nanti Ainun mendahului aku nikah?” ungkap Arsyid serius.
“Dirimu Jomblo?” Basor memastikan.
“Ha Ha Ha...iya mbah” Arsyid terbahak-bahak.
“Seperti kaidah yang tadi cak, Hukum itu tergantung sebab yang sudah diketahui bukan sebab yang belum diperkirakan” tegas Basor.
“Maksudnya mbah? Kan secara Etika dalam ilmu yang tak pelajari, adik itu tidak boleh mendahului kakaknya mbah” elak Arsyid
“Nggak seperti itu cak, dalam Islam ada Al Adatu Muhakkamah, dan adatnya daerah sini, ketika adiknya perempuan dan kakaknya laki-laki, maka yang nikah anak perempuannya dulu, apalagi kamu jomblo juga cak cak” Ejek Basor kepadanya.
“Bahkan Watsani mubtada’ wadzal wasfu khobar, in fi siwal ifrodi tibqonis tsaqor, khobar itu boleh muqoddam cak, kamu sebagai mubtada’ boleh diakhirkan kok” beber Basor jelas.
“Tapi mbah. Famna’hu khina yastawil juz’ani, urfan wanukron adimai bayani, tetep tidak boleh mendahulukan khobar dan mengakhirkan mubtada” Arsyid mulai membela dirinya sendiri.
“Itu kan kalau sama-sama ma’rifat atau nakiroh, ini kan basicnya beda cak, Ainun sudah ma’rifat, jelas ada Mael, lha pean masih nakiroh, belum jelas punya pasangan kok” timpal Basor.
“Lebih tepatnya ini cak, Wahal fatan fikum fama khillul lana, warojulun minal kiromi indana, ketika ada pemuda mulia yang siap menemani diantara kalian, kenapa tidak didahulukan saja”
Ketika tuhan sudah berkehendak memberikan jodoh yang sesuai dengan hati dan di waktu yang tepat, maka kamu harus mulai membicarakan tujuan untuk masa depan, terlebih kalu sudah siap menjalani ke jenjang yang lebih tinggi, pasti semua persiapan menuju sebuah pernikahan akan terasa nikmat dijalani.
---------------------------------------------

Suara Adzan berkumandang di seantero Kairo, Alarm HP Ainun berdering lantunan sholawat, Dia bergegas bangun untuk mengambil air wudhu dan pergi ke Masjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah.

Pagi ini cuaca sangat cerah tapi sangat panas menyengat, itulah Kairo rasanya seperti ketika kita membuka oven di dapur, panas, kering menyengat. Puncak musim panas di Kiro adalah awal Agustus dimana suhu udara bisa mencapai 52 derajat Celcius. Jam menunjukkan pukul 10.20, Ainun terburu-buru untuk berangkat ke kampus, karena ada jadwal kajian tafsir hadits bersama Dr. Musthafa An Nadwi di Maddyafah Syeikh Ali Jum’ah.

“Assalamualaikum Ukhti” sapa seorang wanita cantik duduk disebelahnya.
“Waalaikumsalam” jawab Ainun lirih.
“Ana Zahra, Ana min Indunisiya” Zahra mengulurkan tangannya.
“Ainun, Ana min Indunisiya” mereka salaman lalu berpelukan.
“Ukthi orang Indonesia juga, pantesan wajahnya tidak asing” seketika Zahra senang.
“Iya, saya sudah 3 tahun disini, kamu tinggal dimana mbak?” ungkap Ainun.
“Saya tinggal di Sifaroh Hidayah, tapi saya satu flat dengan anak Thailand dan Pakistan” Zahra menjelaskan.
“Kalau ada waktu silahkan main ke Jam’iyyah Sya’iyyah disana banyak anak Indonesia, saya tinggal disana” Ainun menawarkan.
“Iya mbak, terima kasih, lain waktu nanti saya main kesana”

Berjalanlah dan terus berjalan dengan niat kebaikan untuk mengejar ridho Allah SWT bersama orang-orang yang kau cintai, sematkan dalam hati dan pikiran akan perjalanan hidup tentang tujuan yang akan kau gapai. Maka seberat, sepanjang dan sebesar apapun halangan yang melintangi langkahmu akan terbuka atas izinNya, yakinlah tuhan akan mengirimkan malaikat-malaikatNya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam.

Disisi tempat yang lain, Mael semakin mantap dengan segala usaha yang dijalani, dia yakin semua akan berjalan sesuai dengan kehendak Allah dan Skenario Allah pasti yang terbaik untuk semua hambanya. Sabar adalah kunci dari segalanya.

“Bang.. nanti sore kita ngopi bareng ke Bu Jubaidah, Mbahne dikabari mumpung yanto disini” ajak Ircham kepada Mael.
“Siap 86, agendakan” Jawab mael singkat.

---------------------------------------------
Secangkir kopi hitam penuh makna, mengingatkan bahwa semanis apapun hidup, rasa pahit akan selalu ada, bahkan secangkir kopi bisa terbeli saat hangatnya menyuguhkan persahabatan dan persaudaraan. Barangkali tuhan menciptakan kopi agar kita semua tetap bisa berkawan.

Ircham, Mael dan Yanto sudah berkumpul di warung Bu Jubaidah, mereka menunggu Basor yang harus menutup Koperasi An Nahwa terlebih dahulu karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 malam.

“Kediri aman lek, santrinya banyak kan?” Ircham membuka percakapan.
“Aman say, tambah doa dan supportnya saja, Insyaalah bulan depan mau mendirikan asrama khusus santri putri yang kuliah”
“Azka kok nggak diajak kesini lek?” timpal Mael.
“Pesan Umik, jangan sampe kecapaian, baru hamil muda gitu” bisik Yanto pelan.
“Ha Ha..lembur terus” kelakar Ircham.
“Mbah e kok belum kelihatan sendiri, nggak diajak kesini?” tanya Bu Jubaidah sambil menyuguhkan kopi hitam mereka.
“Bentar lagi paling kesini mak, katanya baru nutup koperasi” jawab mael seketika.
“Lha itu dia” tunjuk Yanto ke arah Basor yang berjalan menuju ke warung.
“Kopi seperti biasanya mak” pesan Basor seketika sampai di depan warung.
“Kopinya dibanyakin, Gulanya sedikit, Cangkir kecil, panas agak kental” tebak Bu Jubaidah hafal.
“100 buat mae, kamu apa cak?” tanya Basor pada Arsyid yang ikut ke warung bersama.
“Ini anaknya Pak Kaji yang kuliah di Turki kan?” Bu Jubaidah memastikan.
“Iya mak” Arsyid bersalaman.
“Saya Teh tawar panas saja mak” pesan Arsyid.

Secangkir kopi mengandung beribu filosofi, tergantung bagaimana kita memaknainya. Aroma yang khas dan menenangkan dari secangkir kopi, dapat membuat kita kembali rileks dan melupakan sejenak permasalahan hidup yang membelenggu. Dari penakaran secangkir kopi secara tidak langsung merefleksikan kehidupan si peminumnya.

“Ini cak, calon adik iparmu..haha” Basor mempersilahkan Arsyid duduk disamping Mael.
“Sungkem dulu bang sama calon kakak ipar” gurau Ircham.
“Oh ini mbah, yang namnya Mael” ungkap Arsyid yang baru bertemu langsung.
“Ifah apa kabar mbah?” tanya Ircam serius.
“Pahit” ucap Basor seketika menyeruput kopi yang baru disuguhkan Bu Jubaidah.

---------------------------------------------
Puncak derajat tertinggi seorang penghafal Al-Qur’an adalah ketika dia mampu menambah dan menjaga hafalannya dengan rasa penuh cinta. Ketika keikhlasan dan keteguhan komitmen dalam hati telah membingkai langkah seorang penghafal Al Qur’an dalam kesendiriannya menambah serta mengulang hafalan, maka Allah akan mengabarkan perjuangannya bukan hanya kepada orang-orang yang ada didekatnya, namun juga kepada orang-orang yang dekat dengan orang-orang yang dekat dengannya.

Keikhlasan hati Ifah untuk merelakan seseorang yang pernah ia kagumi terganti dengan keteguhan komitmennya untuk menghafal kalam ilahi, ba’da isya adalah waktu untuk menambah hafalan kepada Bu Nyai di Aula As-Sa’adah.

“Mbak Vit, Ibuk hari ini tindak?” tanya Ifah kepada Vita.
“Ibuk sudah tindak ke Aula mbak, pean udzur? Kok belum berangkat!” Vita kembali bertanya.
“Ya sudah, aku berangkat dulu ya” Ifah buru-buru.
“Mbak..mbak aku ikut” teriak Ana mengejar Ifah.

Berjalan menyusuri gang dari asrama menuju Aula, Ifah dan Ana tak sempat ngobrol banyak, mereka hanya fokus untuk segera sampai di Aula As-Sa’adah, Ifah terhenti ketika melihat seorang santri putra keluar dari musholla samping Aula. Hatinya berdebar.

“Ada apa mbak? kok berhenti” Ana memastikan.
“Nggak apa-apa mbak, ayo masuk” Ifah mencoba menutupi.
“Mbak..ini ngaji apa? Kok semua pada baca Al-Quran” tanya Ana yang tidak tahu kalo saat itu adalah waktu menambah hafalan untuk santri tahfidz.
“Ini ngaji nambah hafalan kepada Ibuk mbak” Ifah menjelaskan dengan tetap melihat Al-Qur’an yang dipangkunya.
“...” Ana diam kebingungan.

Bagai melihat rembulan ditengah cahaya bintang, wajahmu mengalihkan hafalanku dikala aku melihatmu, senyummu lebih cepat dari anak panah yang melesat, menembus hatiku yang bergetar karena sebuah rasa kepadamu.

“Astagfirullohaladzim” ucap Ifah lirih.
“Alladzi la ilaha illallahuwal hayyul qoyyumu watubu ilaih” Ana meneruskan.
“hehehe” Ifah tersenyum mendengar Ana melanjutkan istighfarnya.
“Kenapa?” tatap Ana bingung
“...” Ifah mengangguk tanda mengiyakan.

Cinta bisa datang dan pergi begitu saja, namun kau harus bisa membedakan antara cinta dan suka, ibarat seperti halnya kau menyukai bunga, maka kau akan memetiknya, berbeda ketika kau mencintai bunga, pasti kau akan merawat dan menyiraminya setiap hari.

---------------------------------------------

Allah tidak pernah salah memberikan anugrah cinta kepada hambanya, karena sebuah cinta yang datang pasti ada makna dan alasannya. Cinta akan indah pada waktunya, tinggal pecinta itu bersabar atau tidak untuk menunggu keindahan yang akan datang.

Hati Vita tiba-tiba gaduh dengan penuh kebimbangan, harapan yang selama ini ia sandarkan kepada tuhan, Do’a di sepertiga malam yang selalu ia panjatkan seakan tak pernah tuhan dengar. Setiap untaian do’a, berharap ada sebuah keajaiban yang kita inginkan datang, namun tak jarang, sebuah do’a justru akhirnya tak terkabulkan.

“Ya Allah, yakinkanlah hati hambamu ini untuk menjalani semua takdir dan skenario indahMu” ungkap Vita dalam hati.
“Setelah berjibaku dengan perjuangan panjang yang tak pernah berujung, terkadang aku juga butuh penghargaan atas setia yang sudah kulakukan tanpa perlu meminta kepadanya, akan aku kemasi semua rasa ini, kuikhlaskan hati ini untuk cinta baru yang kini datang” air mata Vita menetes.

“Assalamualaikum” terdengar suara salam dari bilik pintu ndalem.
“Walaikumsalam” Vita dengan cepat mengusap air matanya.
“Mbak... Mbak Vitanya ada?” tanya seorang santri yang berdiri didepan pintu.
“Iya kang...saya sendiri, pripun?” jawab Vita lirih, sambil mengingat pernah lihat dengan santri itu.
“Pesan Abah tadi, pean suruh buatkan kopi untuk beliau di musholla depan” ucap santri itu sopan.
“Iya kang..terima kasih” Vita langsung bergegas ke dapur.

Tuhan sebenarnya telah menyediakan sebuah penyelesaian atas kesulitan yang dihadapi hambanya, namun tuhan tidak segera menurunkan penyelesaian itu karena ingin mengetahui seberapa besar cinta seorang hamba kepadaNya.
“Inna ma’al usyri yusro” sesungguhnya disetiap kesulitan pasti ada kemudahan.

Ana dan Ifah berjalan untuk kembali ke Asrama Aisyah 4, dalam hati Ifah masih terbesit sosok santri yang keluar dari Musholla ketika berangkat tadi.

“Ngajinya sudah selesai mbak?” tanya Vita yang hendak menuju Musholla mengantarkan Kopi.
“Baru saja selesai mbak” jawab Ifah yang masih membawa Al Qur’an didekapannya.
“Pean mau kemana mbak?” Ana balik bertanya.
“Ini mau ke Musholla, ngantar kopi pesanan Abah” ucap Vita sambil berjalan menuju Musholla.
“Mbak Vit” panggil Ifah
“....” tanpa jawaban tanda Vita tak mendengar panggilannya.

---------------------------------------------

Banyak manusia lalai dalam menuntut ilmu, padahal dalam menjalankan segala aktivitas senantiasa bergerak atas dasar ilmu. Keberkahan yang mereka dapat dalam proses perjalanan menggapai ridho Allah dan Guru, seharusnya menjadi prioritas utama santri disetiap waktu.

Gus Adnan mulai menata diri untuk senantiasa istiqomah niat setulus hati mencari keberkahan dan ridho kyai, tentu dia harus mulai menyesuaikan diri kembali di lingkungan yang berbeda, semua kegiatan dan aktivitas yang ada di pesantren ini berbeda jauh dengan pesantrenya dulu. Sebelumnya dia pernah nyantri selama 6 tahun di sebuah pesantren salaf yang terletak di Kajeksan, Kudus. Sebuah pesantren salaf dibawah naungan Yayasan Arwaniyah yang pengajarannya menitiktekankan pada Al Qur’an yang meliputi Tahsin, Tahfidz dan Qiroah Sab’ah, Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an dibawah asuhan KH. M. Ulin Nuha Arwani. Alhamdulillah selama 6 tahun disana, dia menjadi Wisudawan Terbaik Tahfidz dan Tahsin Al Qur’an 30 Juz.

“Kok belum tidur Nan” sapa Yanto setelah kembali dari warung Bu Jubaidah.
“Dingin mas” jawab Gus Adnan yang belum terbiasa dengan udara malam Ambarawa.
“Namanya juga baru pertama kali, nanti lama-lama juga terbiasa” Yanto duduk disampingnya.
“Mas..tadi aku sudah ketemu Abah, beliau mengatakan kalau tabarukan Qur’an disini, nanti bisa ikut setoran dengan Ibuk” ungkapnya pelan.
“Ya bagus..alhamdulillah kalau seperti itu” timpal Yanto.
“Tapi mas..” Gus Adnan canggung.
“Tapi kenapa?” Yanto penasaran.
“Tadi itu semua yang setoran mbak-mbak, masak aku laki-laki sendiri?” Ujarnya.
“Owalah...mbak-mbak itu setorannya habis Isya’, kalau kang-kang setelah sholat subuh” jelas Yanto pada adiknya yang belum tahu jadwal kegiatan di pesantren.
“Nanti bareng Kang Ircham saja, sahabatku dulu, dia sudah sampai Juz 20 yang rencananya tahun ini khataman” saran Yanto.
“Iya mas” mengangguk mengiyakan.

Perjalanan hidup adalah proses perjuangan tanpa henti, ditaburi mimpi diisi dengan tekad yang kuat serta dinyatakan dengan berani bertindak. Hidup bukanlah suatu ajang perlombaan, melainkan perjalanan yang harus dinikmati, maka disetiap perjalanan hidup merupakan sebuah pengalaman dan setiap pengalaman adalah sebuah proses pembelajaran.

---------------------------------------------

Tanpa terasa waktu sehari dua hari hingga seminggu lewat begitu saja, waktu bisa menjelaskan dengan baik ketulusan seseorang. Niat baik serta tujuan-tujuannya, jika sejatinya memang baik maka seiring berjalannya waktu akan terlihat semakin baik pula, sebaliknya jika hanya bertopeng kebaikan maka lama-kelamaan akan terlihat juga aslinya.

Azka bersama Abuya KH. Nur Cholis datang sowan ke pesantren, selain untuk memastikan Gus Adnan betah di pondok juga untuk menjemput suaminya Yanto yang sudah seminggu ini tinggal di Ambarawa.

“Asslamualaikum Ning” sapa Vita ketika berpapasan di depan Ndalem.
“Waalaikumsalam, Abah di Ndalem mbak?” tanya Azka santun.
“Enggih, langsung naik ke Ndalem atas saja Ning” arah Vita mempersilahkan.
“Terima kasih mbak” ucap Azka yang langsung Naik ke lantai atas.

Seperti permaisuri yang merindukan sang raja, tak ada yang membuat ruang kosong  hati para perindu dari pada menunggu seseorang didalamnya. Azka langsung mencari suaminya tercinta, dia minta tolong kepada Kang Ndalem untuk memanggilakan suami dan adiknya di pondok.

“Kang, tolong pangilkan Mas Yanto di pondok, Buyanya kesini” pinta Azka kepada Kang Noor yang sedang membereskan mainan Gus Naja.
“Enggih” jawabnya singkat.
“Sekalian suruh ngajak Adnan ya” tambah Azka
“..” mengangguk tanda faham apa yang diminta.

Kebersamaan akan lebih bermakna setelah kita merasakan kehilangan, begitu juga kehilangan, akan sangat bermakna ketika kita saling merindukan, rindu karena jarak dan waktu akan lebih mengajarkan banyak hal, diantaranya saling percaya walau tak selalu bertatap mata dan saling mengerti walau  lama tak saling berjumpa.

“Sampean masih disini toh mbak” sapa Azka pada Vita ketika menyuguhkan teh di ruang tamu.
“Alhamdulillah Ning, masih betah disini, tambah do’a pangestu nggih” jawab Vita pelan.
“Tambah barkah semuanya mbak” ungkap Azka.

Walupun Azka tahu bahwa suaminya pernah cerita kalau dulu pernah ada rasa kepada Vita, namun rasa kepercayaan hatinya mengalahkan khawatir yang ada. Cemburu merupakan perasaan alami ketika merasa khawatir terhadap kedekatan orang yang disayanginya dengan orang lain. Kecemburuan adalah perasaan cinta dan benci pada saat yang bersamaan.

---------------------------------------------

Mengeluh hanya akan membuat hidup kita semakin tertekan, sedangkan bersyukur akan senantiasa membawa kita pada jalan kemudahan.

Pengabdian M. Noor Rusydan Anwar sungguh luar biasa, diibaratkan dalam kitab Ta’limul Muta’alim karya Syeh Az Zarnuji “Ana abdu man allamani harfan wahidan, in sya’a ba’a, in sya’a a’taqo wain sya’a istaroqo” Aku adalah hamba orang yang mengajarkanku satu huruf, jika dia menghendaki, boleh menjualku, jika dia mau, boleh membebaskanku, dan jika dia menghendaki pula, maka boleh menetapkanku sebagai hambanya.

Kang Noor panggilan akrabnya dipesantren, walupun umurnya sudah menginjak kepala tiga, namun dengan kelebihan tampilan “Baby Face” nya, banyak yang mengira dia baru seumuran santri aliyah.

“Dik...tadi Gus e kemana?” tanya Abuya pada Kang Noor setelah kembali dari pondok memanggil Yanto.
“Bubuk Mbah Yai” jawabnya ta’dzim.
“Ini nanti dikasihkan Gus e ya dik” sambil mengulurkan lembaran uang bergambar Bung Karno dan Bung Hatta.
“Enggih” terima kang Noor
“Matur suwun ya dik” ucap Abuya yang masih mengira Kang Noor layaknya adik-adik.

Setelah selesai membereskan mainan Gus Naja, Kang Noor langsung menuju taman untuk membersihkan bak dan kolam, biasanya dia ditemani Mael, tapi karena ada pertemuan antar keluarga di rumah H. Badawi, Mael izin gak bisa bantu.

“Kang Noor sendirian? Kang Mael kemana?” tanya Vita mengagetkan
“Iya mbak, Bang Mael ada urusan keluarga, tanggalnya sudah semakin dekat” jawab Kang Noor apa adanya.
“Lho kok Ainun belum cerita?” seakan Vita sudah faham apa yang dimaksud.
“Mbak Vita kapan? masih nunggu khatam nggih..hehe” ejek Kang Noor.
“Semoga secepatnya kang, pean saja belum kok” ujar Vita.
“Annikakhu santaiiii” kelakar Kang Noor.

Menyatukan dua insan yang berbeda memang bukanlah hal yang mudah, terlebih mencari tambatan hati yang cocok dengan kepribadian kita, karena mereka berdua disatukan bukan untuk mencari kesempurnaan, namun untuk saling melengkapi demi terciptanya kesempurnaan itu sendiri. When love is for the sake of Allah, it doesn’t die.

---------------------------------------------

Bahagia adalah sebuah kata sederhana yang mempunyai jutaan makna, setiap orang pasti berbeda dalam mengartikan bahagia itu sendiri, hal yang sederhana bagimu bisa jadi menjadi kebahagiaan orang lain ataupun sebaliknya. Cinta adalah salah satu kunci utama untuk membuka pintu gerbang kebahagiaan.

Haru biru kebahagiaan penuh tercipta di rumah H. Badawi, kedua keluarga sepakat untuk menikahkan kedua anaknya di bulan Syawal setelah liburan semester, selain masih menunggu wisuda Ainun, pihak keluarga Mael pun ada target persiapan yang matang.

“Assalamualaikum” sapa suara Mael dibalik HP.
“Waalaikumsalam Mas” jawab Ainun pelan.
“Adik...apa kabar? semoga tetep Istiqomah menjalani kegiatan disitu ya!” tanya Mael dan mendo’akan.
“Alhamdulillah baik Mas, Amiin....begitu juga dengan Mas disana nggih” ungkap Ainun.
“Adik jadi wisuda kapan? Alhamdulillah pertemuan kemarin lancar Dik” papar Mael.
“Insyaalah bisa ikut wisuda bulan September Mas, Mas bisa ikut kesini kan?” Ainun memastikan.
“Insyaallah..nanti Mas bilang ke Mas Arsyid dulu ya” Jawab Mael.
“.....” hati Ainun sangat bahagia.

Kebahagiaan tidak selalu muncul dari harta yang kita punya, melainkan kebahagiaan juga bisa didapat dari rasa perhatian orang-orang yang kita sayang yang selalu ada disekeliling kita. Orang yang bijaksana adalah mereka yang tidak berduka cita dengan hal hal yang tidak ia miliki serta merasa bahagia dengan apa yang telah ia miliki.

Ditempat lain, Basor semakin fokus dengan semua kegiatan yang ia jalani setiap hari, antara mengembangkan usaha koperasi, mengajar santri dan tak jarang hanya sekedar menulis untuk mengisi waktu luangnya. Terkadang bagi seorang pecinta, ide dan kreatifitas yang bagus akan muncul ketika dia memikirkan seorang yang dicintainya. Inspirasi yang tergambar dari orang yang dicintai bisa mereka ambil dari sisi dan sudut pandang manapun yang tak bisa orang lain jelaskan.

“Sejuta cinta bisa dirasakan dengan berbeda layaknya aku yang sudah bahagia meski hanya melihatnya tersenyum dari kejahuan, hanya karena aku tak bisa mengungkapkan, bukan berarti aku tak menyimpan perasaan yang dalam. Bagiku tak masalah mencintainya dalam diam asalkan dia masih bisa kupandang dan kurasa”

---------------------------------------------

Seperti senja yang hadirnya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan, Ircham duduk sendiri di teras depan asrama dengan tatapan kosong. Sebentar lagi Mael akan menikah, dia akan memiliki kehidupan yang baru, tentu bebeda dengan kehidupan yang sekarang, dimana mereka bisa berkumpul bersama, musyawarah atau sekedar untuk melepas pikiran dengan ngopi di warung.

“Kang” sapa Gus Adnan.
“Kang Ir” dia mengulanginya
“Kang Ircham nggak setoran?” seketika Ircham kaget.
“Eh..setoran lah” jawab Ircham gugup.
“Ayo berangkat, ini sudah jam 16.00” jelas Gus Adnan
“Yuk...tak ambil Qur’anku dulu” Ircham beranjak dari lamunanya.

Kadang ada orang yang baru peka ketika mereka diajak bicara, karena kadang mereka hanya terfokus pada diri sendiri atau lebih terbiasa oleh kesendirian. Memang sejak Ircham diminta untuk segera pulang ke rumah untuk mengamalkan Ilmu, dia sering menyendiri, selain fokus untuk menghatamkan Al Qur’annya, dia juga berfikir untuk masa depan selanjutnya.

Sementara itu, keluarga Vita meminta untuk segera di khitbah, selain sebagai tanda untuk keseriusan hubungan mereka berdua juga untuk menjaga fitnah dan kabar yang tersebar di lingkungan masyarakat desa. Biasanya ketika anak perempuan yang sudah terhitung umur, apapun bisa jadi bahan perbincangan bagi masyarakat desa.

“Mbah..Aku harus bagaimana?” curhat Ircham kepada Basor.
“Bukannya aku melarang atau bagaimana say, tapi dirimu punya tanggung jawab yang lebih besar setelah itu, ojo grusa-grusu” Basor menasehati.
“Maksudnya tanggung jawab besar mbah?” tanyanya memastikan.
“Ya begini say, dirimu itu selain punya tanggung jawab untuk menghatamkan qur’anmu, juga punya tanggung jawab yang lebih dari itu, menjaga hafalanmu, mengamalkan apa yang menjadi makna tersurat dan tersirat dari al qur’an itu sendiri, jangan sekedar untuk fokus menghatamkannya saja” ungkap Basor jelas.
“Makanya itu mbah, aku juga berfikir seperti itu, tapi aku tidak mau kehilangan dia mbah” jawab Ircham pasti.

Hal yang paling menyedihkan adalah ketika orang yang kita sayang mendatangi kita untuk pergi berjalan menjauh dengan orang lain, perasaan kita semakin bertambah sedih seiring banyaknya langkah kaki saat dia meninggalkan kita.

---------------------------------------------

Tujuan dari kehidupan pada akhirnya adalah untuk dinikmati, untuk mencicipi pengalaman yang paling hebat serta meraih pengalaman-pengalaman baru yang lebih kaya dengan penuh semangat dan tanpa rasa takut.

Zahra memutuskan untuk pindah dari Sifaroh Hidayah ke Jam’iyyah Sya’iyyah, selain untuk lebih berkumpul dan saling berinteraksi dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di Kairo juga proses pembiasaan hidup tidak telalu tertekan. Ainun dan Zahra sering saling bertukar pengalaman, mulai progam, metode dan sistem pembelajaran yang ada di Al Azhar juga tidak ketinggalan masalah hati ke hati.

“Apa yang menjadi motivasimu hingga bisa sampai sini Ra” tanya Ainun.
“....” diam dan termenung.
“Ma’af ya Ra..bukan maksudku untuk ingin lebih tahu tentangmu” pasti Ainun.
“Nggak apa-apa mbak, sebenarnya aku mau cerita tentang apa yang kurasakan sampai saat ini, tapi belum ada orang yang bisa memahami apa yang menjadi cita-citaku saat ini” jelas Zahra sedih.
“Aku sampai sini hanya sebagai pelarianku dari masalah yang ada dalam keluarga” tambahnya.
“Maksudnya pelarian Ra?” kejar Ainun.
“Aku sebenarnya sudah diterima di UIN SUKA Yogjakarta, tapi keluargaku memaksaku untuk dijodohkan dengan seseorang yang entah itu siapa, aku belum tahu pasti dan tak mau ingin tahu” cerita Zahra.

Perjodohan adalah momok yang masih dilakukan oleh orang tua untuk membuat anaknya bahagia, namun tak sedikit untuk menolak dan tak ingin bersama jodoh yang dipilihkan, walaupun menolak dengan baikpun bisa mengakibatkan konflik dalam keluarga.

“Kalau sudah diterima di Jogja, kenapa bisa sampai sini Ra?” Ainun memastikan.
“Seperti yang tak ceritakan tadi mbak, aku tidak mau dijodohkan dengan laki-laki itu, dan alhamdulillah ternyata aku diterima Beasiswa Study Luar Negeri” ungkap Zahra.
“Tapi keluargamu tahu kan kalu kamu disini?” serius Ainun.
“Tahu kok mbak, bagaimanapun aku tetap bilang dengan segala usahaku untuk minta restu disetiap langkahku, termasuk untuk studyku, karena bagaimanapun itu do’a dan restu orang tua adalah kunci untuk menuju dan mewujudkan cita-citaku” paparnya.

Ya Allah, sehatkanlah Bapak dan Ibukku, sukseskan dan jadikanlah aku anak yang membahagiakan mereka.

---------------------------------------------

Lantunan suara bacaan Al Qur’an hanyut mengalir di kesunyian malam, ungkapan cinta pada Al Qur’an bagaikan tetesan hujan yang tak pernah terhitung jumlahnya, kecintaan dan semangat Ifah untuk mendalami, menghafal ayat demi ayat tak pernah putus, harapan terbesarnya adalah bisa menyelesaikan hafalannya sesuai target yang dia tentukan. Namun perjalanan menggapai impian pasti selalu ada rintangan dan cobaan yang datang, karena tuhan selalu memberikan cobaan kepada hambanya untuk senantiasa bisa Istiqomah dijalanNya.

“Ya ayyuhannasut taqu robbakumul ladzi kholaqokum min nafsiw wakhidah” Ifah bermuroja’ah hafalannya.
“Astagfirullohal adzim” tiba-tiba Ifah beristighfar.
“Kenapa mbak?” tanya Ana yang masih setengah sadar.
“Wajahnya selalu datang menghantui fikiranku mbak, masih tergambar jelas ketika dia berjalan keluar dari musholla, parasnya, akhlaqnya subhanallah” puji Ifah.
“Kang yang kemarin bertemu itu?” Ana memastikan.
“...” Ifah hanya diam mengiyakan.
“Hafalanmu sampai An Nisa’ mbak?” sahut Alifa sambil menatap layar laptopnya.
“...” Ifah mengangguk.
“Pantesan saja” cetus Alifa
“Kok pantesan?” Ana semakin bingung.
“Katanya sih, kalau orang menghafalkan Qur’an, ketika sampai surat An Nisa’ pasti dicoba dengan suka/disukai lawan jenis mbak” Alifa menjelaskan.
“...” Ana hanya menganguk-anggukkan kepalanya.
“Aku tidak tahu apa yang kini kurasakan, yang aku tahu hidupku terasa lebih indah dan bersemangat saat melihatmu pertama kali” cuek Ifah tak menghiraukan.

Cinta seprti halnya angin, kau tak bisa menyentuhnya tapi kau hanya bisa merasakan keberadaannya dalam hidupmu, cinta tak pernah memandang kapan dia akan datang, karena cinta tak pernah bisa kita tebak kemana alurnya.

“Pean suka sama Gus Adnan?” tebak Vita yang dari tadi hanya diam, mengingat-ingat kang santri malam itu yang menitipkan pesan Abah untuk membuat kopi.
“Namanya Gus Adnan mbak?” bahagia Ifah memastikan.
“Iya namanya Muhammad Adnan Qasyim Athoillah, dia adiknya neng Azka atau adik iparnya Kang Yanto, dia asli kediri, disini Tabarukan karena dia adalah Wisudawan Terbaik Tahfidz dan Takhsin Al Qur’an 30 Juz Bil Ghoib dulu ketika masih mondok di Mbah Arwani Kudus” jelas Vita.
“...” mereka hanya bengong.

---------------------------------------------

Mentari terbit laksana memberikan senyuman yang membuat diri untuk bangun dari keletihan yang memaksa diri tak bergerak, memaksa untuk melihat masa depan yang tak akan datang tanpa adanya sebuah gerakan.

Alifa menyambut pagi ini dengan penuh senyum semangat, mahasiswi Tadris Bahasa Inggris ini akan melakukan Munaqosyah di kampusnya. Do’nya semoga semua berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang terbaik.

“Mbak..pagi-pagi sudah rapi sekali?” tanya Ana pasti.
“Hehe..mau kencan” bisik Alifa pelan.
“I don’t believe it, ” kejut Ana.
“You must believe it” timpal Alifa.
“No..No..No..” Amah masih belum percaya.
“Ibu Nadila Ismiatul Hasanah,S.Pd yang syantiik..teman manismu ini mau Munaqosyah, tambah do’anya semoga lancar semuanya nggih” papar Alifa.
“Alhamdulillah, akhirnya setelah penantian lama, Good Luck” Ana bahagia.

Terkadang sahabat akan menentukan kesuksesan kita, maka pandailah untuk memilih sahabatmu, kesuksesan yang kita raih bukanlah suatu hal yang harus kita sombongkan, tapi yang harus benar-benar kita pertahankan. Memang tidak mudah untuk mencapai sebuah perjuangan menuju kesuksesan, karena perjuangan yang dijalani dengan sulit akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

Ditempat lain, Basor mengawali paginya dengan semangat ditemani lantunan sholawat dan secangkir kopi yang penuh inspirasi.

“Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi, semanis dan sesempurna apapun kopi, dia tak akan bisa disamakan dengan air gula, karena kopi punya sisi pahit tersendiri yang tak pernah bisa disembunyikan” tulisnya di story IG.
“Permisi, apakah benar ini alamatnya Sahabat Nahwa?” tanya seorang laki-laki dengan seragam rapi.
“Iya mas, ada yang bisa dibantu?” jawab Basor sopan.
“Ini ada kiriman surat untuk Sahabat Nahwa” ucapnya sambil memberikan amplop coklat bertuliskan PT. Gramedia Pustaka Utama.
“Terima kasih mas” Basor menerima amplopnya.

Sahabat Nahwa merupakan nama pena yang dipakai Basor untuk menulis sebuah karya-karyanya, dengan tujuan untuk lebih mendekatkan diri antara dia dan para pembaca karya-karyanya serta untuk melindunginya dari hal-hal yang mungkin terjadi dari hasil karya tersebut juga untuk mewakili genre tulisan yang ditulisnya.

---------------------------------------------

Ketulusan terkadang mengalahkan segalanya, entah itu waktu atau ketidakmampuan menghabiskan rindu yang selalu memenuhi kalbu, pada intinya setiap orang membutuhkan kepastian dan mewujudkan kepastianpun tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ircham dan Vita dipanggil Abah secara bersama, mungkin solusi dan motivasi Kyai dapat menjadi obat penyemangat untuk jalan yang dilewati dan tujuan yang ingin dicapai, bagaimanapun Kyai tetap menjadi panutan para santri baik dalam hal ngaji maupun masalah hati.
“Le.. Nduk..Abah cuma ingin tahu apa yang menjadi tujuanmu sekarang, Abah hanya bisa mengarahkan tapi ya silahkan dipikir dahulu” Abah membuka percakapan.
“Kalau memang sudah yakin dengan langkahmu le, ya tidak apa-apa, Abah hanya bisa meridhoi saja yang penting masih tetap ngaji karena itu tanggung jawabmu” papar Abah pada Ircham.
“Tapi Bah” Ircham menggantung.
“Ya memang berat kalau harus nikah sekarang, yang pertama, ngajimu belum khatam, padahal itu impian dari ibukmu kan, kedua pean kalau sudah jadi suami, baik dan buruknya istri menjadi tanggung jawabmu, yang ketiga, hidup di masyarakat itu tidak seperti hidup di pondok, tantangannya lebih banyak” jelas Abah.
“Sabar Nduk, kalau memang ini jalan yang Allah ridhoi, Insya Allah barokah semuanya” Abah meyakinkan.
“Nggih Bah” jawab mereka serentak.

Terkadang kita harus keluar dari zona nyaman yang selalu membelenggu pikiran kita, adakalanya juga kita harus mencoba jalan lain demi mewujudkan sebuah impian masa depan. Vita semakin terombang-ambing hatinya, di satu sisi keluarganya meminta untuk segera menikah sedangkan disisi lain dia tidak mau menjadi beban tanggung jawab bagi suaminya untuk mewujudkan cita-cita.

“Kang..apapun yang menjadi keputusanmu insya allah aku setia menunggu” ucap Vita pelan.
“Aku sudah yakin dengan apa yang Abah pilihkan untukku, semua pasti demi masa depanku yang lebih baik” tambahnya.
“kang Ir tidak bisa memutuskan sekarang, biarkan Kang Ir pikir yang lebih matang” jawabnya.
“Nggih Kang” ungkap Vita yakin.

Seberapa besar keraguanmu membujuk untuk berhenti menunggu, percayalah, keyakinan pada tuhanMu akan mengalahkan semua itu.

---------------------------------------------

Menyerah adalah kelemahan terbesar kita, padahal cara pasti untuk sukses adalah dengan mencobanya kembali. Keputus asaan bukanlah suatu yang diberikan dari luar, melainkan datang dari diri kita sendiri, selama hatimu tak menyerah maka keputus asaan akan menjadi lemah.

Basor tak pernah putus asa dalam berkarya, selalu mencoba kembali ketika kegalalan itu menghampiri, hari ini menjadi bukti nyata bahwa hasil itu sebanding lurus dengan banyaknya usaha dan jerih payah yang dijalani.

“Alhamdulillahirrobbil alamin” ucap Basor bersyukur.
“Niat, usaha, doa dan tujuan adalah empat hal yang harus selalu kita tanamkan dalam hati untuk mencapai apa yang kita harapkan” jelasnya ketika selesai membaca surat yang diterimanya tadi pagi.

Tulisan Basor “ http://bit.ly/cerpen_cinta “ diterima oleh penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, surat yang diterima adalah undangan dari penerbit sebagai feedback dari karya yang dikirimkan yang isinya tentang hak cipta, royalti, dan sistem kerja sama untuk disetujui demi menjalani proses editing, layout, percetakan sampai penerbitan.

“Bahagia sekali mbah? Ada apa? Mau nikah?” Arsyid mengintrogasi.
“Sangat, sangat dan sangat bahagia cak” jawabnya.
“Nikah..nikah..nanti dulu lah cak, masih nunggu dia khatam” imbuh Basor
“Lha terus kenapa mbah?” kejar Arsyid ingin tahu.
“Ini lho cak, alhamdulillah tulisanku diterima Gramedia, ini suruh datang untuk penandatanganan kontrak kerja” jelas Basor sambil menunjukkan surat yang dipegangnya.
“Alhamdulillah, selamat dan sukses terus mbah” Arsyid merangkulnya.
“Siap cak, pokoknya semangat terus” terang Basor.
“Nanti kalau kesana tak anterin mbah, mumpung mobilnya nganggur, bapak juga kayaknya nggak kemana-mana” Arsyid menawarkan.
“Terima kasih cak” ucap Basor bahagia.
“Ashiiaaappp” canda Arsyid.

Dua hal yang sangat penting dalam melakukan perubahan hidup adalah niat dan juga tindakan nyata, karena akan terasa percuma saja jika kita hanya membaca kumpulan kata-kata mutiara untuk memotivasi diri kita tetapi tidak memanfaatkannya sebagai inspirasi untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.

Indahnya kata-kata mutiara akan semakin terasa jika kita sandingkan dengan aksi nyata menuju kesuksesan, karena kesuksesan pasti akan datang jika kita bersungguh-sungguh dan tak kenal kata menyerah maupun putus asa.

---------------------------------------------

Tahun ini merupakan target buat Kang Noor untuk melepas masa lajangnya, namun bagaimana mungkin untuk segera menikah, jika hatinya masih kosong dan sendiri. Penantian yang begitu lama disertai dengan doa, semoga bisa segera terwujud dengan penuh bahagia.

“Kang...nanti sore minta tolong benerin lampu kamar nggih” pinta Vita.
“Lha kenapa mbak? mati atau rusak ?” tanya Kang Noor.
“Nggak tau Kang, tahu-tahu nggak bisa dihidupkan, mungkin saklar/kabelnya Kang” jelas Vita.
‘Nggih mbak, isya allah nanti sore, ba’da Ashar nggih” ungkapnya menyanggupi.

Kang Noor dan Vita adalah santri yang mengabdi di ndalem, sehingga interaksi diantara keduanya lebih sering terjadi, selain itu Kang Noor juga tahu bahwa Vita di pesantren hanya tinggal menunggu Ircham menghatamkan Al Qur’an saja, setelah khatam mereka berdua akan menikah.

“Mbak Vit..” panggil Kang Noor
“Apa Kang?” jawabnya
“He..he..he..” Kang Noor cengengesan
“Ada mbak-mbak yang siap diajak nikah nggak?” tanyanya serius.
“Cie..sudah pengen nikah toh Kang?” Vita balik tanya
“Nanti sore tak kenalkan sama Bu Ana, ya kalau cocok sih” tawarnya pada Kang Noor
“Okelah kalau begitu” sambil menunjukkan jempol tanda setuju.

Jodoh merupakan rizqi, kewajiban kita hanyalah berikhtiar bukan menentukan. Kita diperintahkan untuk berusaha dan berdoa dalam menemukan belahan jiwa, tetapi pada akhirnya Allah juga yang menentukan.
-----
Adzan Ashar berkumandang keras dari menara Masjid, Kang Noor segera bergegas mengambil wudhu dan berjamaah, teringat dia berjanji dengan Vita untuk membantu memperbaiki lampu yang mati.

“Kang..Kang..itu lho yang pakai kerudung kuning, yang namanya Bu Ana” tunjuk Vita
“Ehmm..cantik” ucap kang Noor lirih.
“Bagimana? mau kenalan?” Vita menawarkan
“Besok saja mbak, kalau kenalan sekarang nanti nggak jadi benerin lampu” Dia beralasan.
“Yakin? Nggak ada tawaran kedua lho” gurau Vita
“Kenalanku langsung sama Abah kok mbak, biar jelas” Elaknya.

Sebagai sarana yang obyektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, ta’aruf adalah jalan yang paling baik untuk dilakukan, selain bertujuan saling mengenal satu sama lain dalam rangka mengetahui karakter dan kriteria masing-masing, proses taa’ruf yang baik bisa dilanjutkan ke jenjang khitbah kemudian sampai nikah.

---------------------------------------------

Arsyid bersiap untuk pergi menemani Basor memenuhi undangan penandatanganan kontrak kerja, selain itu dia juga mau mengurusi Paspor untuk perjalanan ke Al Azhar menghadiri Wisuda Ainun bulan depan.

“Mbah nanti setelah urusanmu selesai, temani aku ke kantor Imigrasi ya” ucap Arsyid
“Mau ngapain cak?” tanya Basor
“Ini mau memperpanjang Paspor Mbah, Bulan depan mau ke Kairo, Ainun Wisuda” paparnya
“Siap cak” Basor mengiyakan
“Terkadang kita bertanya mengapa hidup kita begitu berbeda dengan orang lain ya Mbah?” ungkap Arsyid pada Basor
“Ya bukan bebeda sih cak, mungkin bukan karena mereka mengalami hal yang berbeda sehingga membuat hidup kita tak sama, namun terkadang dari cara mereka merespon sesuatulah yang membedakan kita dengan mereka” papar Basor
“Contohnya seperti ini cak, ketika ada dua orang dihadapkan dengan masalah yang sama, kemudian diantara keduanya ada yang memilih pasrah dan menyerah sedangkan yang lainnya memilih bangkit dan berjuang, maka keputusan itulah yang memberikan hasil berbeda” imbunhnya
“Mantul Mbah” Jawab Arsyid setuju

Kehidupan manusia tak kan pernah terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan dan pengalaman. Semua itu bisa dijadikan pelajaran setiap manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik, karena pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan banyak hal, sehingga orang tidak jatuh di lubang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya.

“Mbah, kemarin pas tak tanya nikah, kok pean jawab masih nunggu khatam? Memangnya sudah ada Mbah?” Arsyid serius
“Ha..Ha” tawa Basor
“Bisa sudah, bisa juga belum cak” singkat Basor
“Kok bisa seperti itu?” kejar Arsyid
“Ya bagaimana lagi cak, kemarin pas lebaran sebenarnya sudah matur sama Abah, kalau suka dengan Ifah dan Abah membolehkan, tapi karena dia terjun mengambil Tahfidz, aku dilarang untuk mengganggu ngajinya” jelas Basor
“Lha terus masalahnya?” timpal Arsyid
“Masalahnya sampai sekarangpun, Ifah belum tahu kalau aku suka dengannya dan sudah matur Abah” sedih Basor

Rasa dalam diam tapi jadi pemicu semangat, sangat jauh lebih baik dari pada cinta yang diumbar dengan kata-kata tapi penuh kebohongan dan basa-basi.

---------------------------------------------
Perumpamaan orang hamil adalah menunggu sesuatu yang sangat membahagiakan dengan penuh harapan. Hal yang menarik adalah ketika istri mengalami hamil muda dengan pengorbanan yang luar biasa.

Seperti itulah yang dirasakan Yanto dan Azka, persiapan apapun mereka lakukan demi menanti bayi yang menjadi buah hati bagi mereka berdua. Meskipun masa hamil adalah masa yang terasa berat, namun mereka harus tetap merasa bahagia, karena kegembiraan mereka juga akan dirasakan oleh bayi yang ada dalam kandungan.

“Mas, aku pengen durian” bisik Azka manja
“Kemarin kan sudah mas belikan yank” jawab Yanto
“Tapi pengen lagi mas, katanya kalo ngidam harus dituruti lho mas, nanti anaknya ngiler” elak Azka pada suaminya

Ngidam merupakan kondisi dimana ibu hamil tidak bisa mengontrol keinginan, karena dipengaruhi dengan meningkatnya Peptida Opioid Endogen (POE) yang terkait dengan morfin di sistem saraf, sehingga mereka cenderung lebih banyak keinginannya.

“Tapi mau beli dimana Yank? kan sudah jam 9 malam” ungkap Yanto melihat jam tangannya
“Ya pokoknya pengen duren sekarang, belikan sekarang mas” rengek Azka
“Iya iya sayangku” Yanto bergegas keluar

Memenuhi permintaan Istri yang sedang ngidam terkadang menjadi hal janggal bagi seorang suami, namun selama itu masih bisa diusahakan dan tidak membahayakan bagi kesehatan Istri dan bayi, suami harus siap siaga ketika muncul permintaan-permintaan aneh yang harus dipenuhi.

Disebutkan dalam kitab Khasiyatul Bujairimi Alal Khatib karangan Syeh Sualiman Bin Muhammad bin Umar Al Buajirimi bahwa “Sebaiknya suami menuruti selera perempuan hamil yang dikenal dengan ngidam, seperti halnya ketika menginginkan yang asam-asam sebagaimana yang menjadi adat kebiasaan”

“Gus, ini mau kemana?” tanya santri yang duduk disamping Yanto
“Langsung ke Slumbung Kandangan saja kang” jawabnya
“Beli durian lagi Gus?” tebak santrinya
“Iya..Azka malam-malam pengen makan durian” papar Yanto

Kampung durian Slumbung merupakan salah satu primadona wisata yang terkenal dengan kualitas duriannya, tepatnya terletak di Dusun Slumbung, Desa Mlangu, Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri. Selain menyediakan Durian, disana juga banyak macam olahan makanan berbahan durian seperti Wingko Durian, Es Krim Durian dan Pancake Durian.

---------------------------------------------

Kebahagiaan adalah milik mereka yang memiliki impian dan ada perjuangan untuk berhasil mewujudkannya, dalam cinta, jika kamu terlalu mencari yang sempurna maka kamu hanya akan menunda kebahagiaan yang seharusnya bisa kamu dapatkan dari kesederhanaan. Mael semakin bahagia mendengar kabar bahwa Ainun segera wisuda.

“Mas..alhamdulillah ujian hari ini lancar, adik tinggal daftar wisuda saja” satu chat masuk di HP Mael
“Alhamdulillah dik, Insya allah Mas jadi ikut ke Kairo” balas Mael
“Ye Ye Ye.. serius lho mas, adik tunggu disini” chat balasan Ainun bahagia
“Iya..kemarin Mas sudah bilang ke Mas Arsyid dan Bapak, alhamdulillah diperbolehkan” ungkap Mael

Notifikasi dari seseorang yang disayang adalah pesan semangat tersendiri bagi mereka insan yang dirundung kerinduan, berharap segera datang bertamu, menjelma lewat pesan singkat yang menghempas rasa rindu.

“Adik tunggu kado terindah darimu mas” pinta Ainun
“Emangnya pengen kado apa dik?” Mael memastikan
“Pokoknya yang paling istimewa menurut Mas” singkat Ainun membalas chatnya
“Kadonya Buku bergambar Garuda saja dik..ha ha ha” emoticon tertawa mael memenuhi balasan chatnya
“Nah itu yang adik tunggu mas, hi hi hi” Ainun mengiyakan seakan faham maksud kado yang diberikan.
Buku bergambar Garuda warna Merah dan Hijau memang selalu menjadi idaman bagi setiap pasangan untuk sebuah ikatan yang syah secara agama dan negara, karena terkadang ada sebuah nama yang selalu tertulis di hati tapi tidak bisa tertulis di buku ini.

“Nanti kalau sudah pasti tanggal wisudanya, kabari Mas nggih” tulis Mael dan segera menekan tombol Send
“Enggih Mas” pesan balasan Ainun seketika
_____
Ditempat lain, Abah meminta Gus Adnan untuk mengisi acara Selapanan Khotmil Qur’an yang dilaksanakan di Musholla, karena Ustadz yang biasanya membaca Al-Qur’an sedang sakit.

“Le..Besok ngaji semaan 30 Juz ya, Pak Furqon izin karena habis jatuh” pinta Abah
“Insya Allah Bah” Gus Adnan mengiyakan
“Besok dimulai ba’da subuh saja, nanti biar selesainya tidak terlalu sore” Abah mengarahkan
“Enggih” jawab Gus Adnan ta’dim

---------------------------------------------

Suatu hal yang sangat menyulitkan adalah ketika kita menaruh perasaan pada seseorang namun kita tak tahu bagaimana cara untuk tetap mempertahankan rasa pada hati. Situasi itulah yang dirasakan Ifah, rasa itu setiap hari semakin menyebar kemana-mana, perasaan aneh yang mungkin tidak jauh beda dengan yang dulu, ketika dia menaruh perasaannya kepada Mael.

“Mbak..Ayo ke Musholla” Ajak Vita dan Alifa
“Iya mbak...nanti tak nyusul sama Mbak Ana” Jawab Ifah seadany
“Mbak Vit, itu yang ngaji kok bukan suaranya Pak Furqon?” Ifah balik tanya yang dari tadi penasaran
“Memangnya kenapa? kan biasanya yang ngaji juga Pak Furqon!” bantah Alifa
“Itu bukan suara Pak Furqon mbak.. suara pak Furqon tidak seperti ini” jelas Ifah memahamkan
“Mbak If..mbak Lif... itu yang ngaji Gus Adnan, Pak Furqon sakit, jadi Abah menyuruhnya untuk menggantikan beliau” papar Vita jelas
“...” kaget bahagia bercampur aduk yang Ifah rasakan

Kebahagian tidak diciptakan dari sebuah tugas besar yang ada pada diri masing-masing, namun dibuat dari hal-hal kecil yang telah menjadi kebiasaan yang memenangkan dan mengabadikan hati serta menjamin kesenangan. Layaknya hati yang sedang jatuh cinta, hal sepele dan kecil dari seorang yang dicintaipun akan menjadi kebahagian buat pecintanya.

“Beneran Gus Adnan Mbak Vit” kejar Ifah memastikan
“Iya iya..Makanya ayo ke musholla” seakan Vita tahu kebahagiaan yang dirasakan Ifah
“Yuk mbak” Ifah langsung berdiri seketika
“Mbak An...Aku berangkat sama Mbak Vita dan Alifa, nanti sampean nyusul ya” teriak Ifah pada Ana yang masih di Kamar Mandi
“Iyaaa” sahut Ana mengiyakan

Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang, dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar, dan dalam setiap kasih, pasti selalu ada hati yang menerima. Ketika kamu diam pun merasakan kenyamanan, berarti kamu telah menemukan seseorang yang special.

“Walmukhsonatu minan nisa’i illa ma malakat aimanukum..” lantunan bacaan Al  Qurannya semakin terdengar jelas
“Mbak ayo..sudah juz 5 itu” ajak Ifah sambil berlari
“Masih lama mbak, kan kurang 25 lagi” ucap Alifa santai
“Lho?” Ifah kaget berhenti
“Berarti nanti yang baca Gus Adnan semua?” Ifah kembali memastikan
“...” Vita hanya mengannguk

---------------------------------------------

Cinta tak pernah memandang dan menentukan kepada siapa mereka menghampiri, karena cinta tak pernah bisa melihat, cinta seperti bunga yang mekar dikala musim semi menyambut sangat indah, hadirnya menyerupai mentari yang menyambut pagi, menghangatkan hati melewati setiap malam yang sunyi dan sepi.

Sejak kali pertama berjumpa, Ana merasakan ada satu rasa berbeda yang mengisi hatinya, ada satu keindahan yang mungkin sulit ia gambarkan untuk menyatakan apa yang ia rasakan. Hanya sebuah angan, lamunan dan bayang-banyang yang bisa ia tuangkan dalam sebuah tulisan.

Logiku tak sanggup untuk menafsirkan rasa ini
Bibir ini tak mampu menjabarkan cinta ini
Namun mata dan hati ini tak bisa dibohongi
Bahwa kau telah menaklukkan hatiku yang sunyi
Lukismu begitu jelas dihadapku
Indahmu sanggup menghiasi kedua pelupukku
Tingkah santunmu mampu membius ragaku
Hanya ada kamu dan kamu yang selalu menghiasi pikiranku
Mungkinkah aku telah menjadi korban cintamu?
Aku begitu menggila ketika memori akalku mengitari selalu
Kau memang penakluk cinta sejati
Aku rela kalah demi hati berbunga bisa mendampingimu
Aku begitu yakin mampu menikmati kekalahan yang indah ini
Izinkan aku untuk meraih kebahagian bersamamu

Laukanal hubbu kalimatun tuktabu, lantahat aqlami, walakinnal hubbu rikhun tahub
Laisal hubbu an nabqo daiman bijanibi man nuhibbu, walakinnal hubbu an nabqo fi qolbi man nuhib

“Mbak” Alifa membuyarkan lamunannya
“Lagi mikirin apa?” tanya Alifa pelan
“Hehehe” senyum Ana terbangun dari lamunan indahnya
“Jangan-jangan...” tebak Alifa menggantung
“Doakan saja Mbak” bisik Ana pelan
“Tapi kan...Mbak Ifah juga..” Alifa semakin menerka-nerka
“Allah selalu mengatur skenario yang terbaik buat hambanya, nikmati saja prosesnya” jawab Ana seketika
“Kemarin lulus kan?” tambahnya mengalihkan pembicaraan
“...” Alifa hanya menganggukkan kepala
“Kalau sampean suka, berarti nanti...” batin Alifa hawatir
“Sudah sudah, revisinya diselesaikan” Ana membuyarkan

Terkadang kita tidak tahu apa yng menjadi pikiran orang yang sedang jatuh cinta, hanya saja kita sering menafsirkan yang sesuai dengan diri kita masing-masing, cinta bukanlah kata murah dan lumrah yang dituturkan dario mulut ke mulut, tapi cinta adalah anugrah tuhan yang indah dan suci jika kita dapat menilai kesuciannya.

---------------------------------------------

Pendidikan yang tinggi adalah hak dari semua orang dan impian banyak orang, tidak terkecuali seorang wanita, pendidikan adalah salah satu faktor penring dalam menentukan kemajuan bangsa, karena dengan pendidikan masyarakat berfikir lebih maju, bermoral dan mampu bersaing dengan negara lain. Bagi seorang wanita, entah akan berkarirt atau menjadi ibu rumah tangga, mereka wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Satu minggu lagi Ainun akan wisuda, sesuai rencana awal Ainun akan langsung kembali ke Indonesia bersama keluarganya, bagi Zahra mungkin ini adalah suatu kabar yang buruk, karena selama ini Ainun yang telah menemaninya untuk mengenalkan lebih dalam tentang Mesir dan Al Azhar.

“Mbak..besok setelah wisuda jadi langsung ikut pulang?” tanya Zahra pelan
“Iya Ra..tiketku juga sudah dipesankan sama masku, jadi nanti sehari setelah wisuda langsung pulang ke Indo” jawab Ainun semangat
“Setelah itu, sebulan kemudian Insya Allah aku akan nikah, tambah doanya ya Ra, semoga lancar semuanya” tambahnya
“Kamu kan disini sudah lumayan banyak temennya, jangan pernah putus asa, semangat yang rajin” Ainun menasehati
“Tapi mbak?” ungkap Zahra menggantung
“Tapi kenapa Ra? dulu aku juga disini tak ada kenalan sama sekali, namanya rindu tetep pasti ada, dan itu harus kamu kalahkan dengan impianmu sendiri” jelas Ainun

Rindu adalah sebuah rasa kalbu yang entah kapanpun itu bisa datang disetiap waktu, terkadang rasa rindu memang sangat menyiksa, namun disisi lain, melalui rasa rindu itulah, kamu bisa sadar bahwa kebersamaan memang selalu diharapkan demi sebuah kebahagiaan.

“Aku diminta pulang sebentar mbak” Zahra sedih
“Acara apa Ra? Penting atau tidak?” kejar Ainun
“...” Zahra menggelengkan kepala
“Tidak penting? Kalau memang tidak terlalu penting, bilang saja tidak bisa, tapi kalau terpaksa harus pulang, sekalin besok bareng aku saja Ra” saran Ainun
“Tidak tahu mbak” Zahra memperjelas
“Dipastikan dulu saja Ra, mumpung ini masih ada waktu” Ainun memeluknya

Dalam menuntut ilmu, pasti akan silih berganti godaan dan rintangan, semuanya akan datang bagi mereka yang tekun dan rajin, tapi lebih menyerang bagi mereka yang hanya bermalas-malasan.

---------------------------------------------
Merelakan segala sesuatu yang hilang dan pergi berarti membuatmu membuka pintu kembali bagi yang baru dan tentu lebih baik. Dunia merupakan tempat ujian, jangan pernah berhenti untuk memaknainya.

Selain untuk mencari barokah di pesantren, tujuan Abuya KH. Nur Cholis menitipkan Gus Adnan adalah agar segera mendapatkan pendamping hidup untuk bisa dijadikan istri dan fokus melanjutkan pesantren di Kediri. Memang Gus Adnan tidak pernah cerita atau sekedar meminta saran kepada Abuya perihal pendamping hidupnya, berbeda dengan Azka yang selalu cerita ketika ada lelaki menyukainya.

“Asslamualiakum mbah” sapa Gus Adnan mengagetkan
“Waalaikumsalam” jawab Basor seketika
“Ada angin apa Gus? tidak seperti biasanya sampean kesini” tambah Basor
“Sekedar mengisi liburan sore mbah, setelah seharian tadi ngaji” ungkap Gus Adnan
“Silahkan duduk Gus! Kopi, Teh, Susu atau Jus?” Basor menawarkan
“Santri ya pasti Ngopi lah mbah” jawabnya

Kopi bukanlah sekedar minuman biasa, filosofi kopi mengandung makna tersendiri bagi penikmatnya, kopi adalah sebuah karya yang bernilai, dari kopi kita belajar tentang kehidupan, kopi yang nikmat tentu tidaklah melalui proses yang instan dan juga membutuhkan kesabaran. Jenis kopi yang beragam dan cita rasa yang berbeda membuat kopi sebagai masterpiece bagi pengolahnya.

“Sebenarnya aku kesini ada perlu sedikit dengan sampean” Ungkap Gus Adnan
“Kayaknya penting ini Gus” tebak Basor sambil menyuguhkan kopinya
“Tidak sepenting Pemilu tahun ini sih mbah, tak seribut Kampret dan Cebong yang selalu membenarkan pilihannya” tawa Gus Adnan
“Hanya sekedar mau tanya mbah, sampean disini sudah lama, pasti lebih tahu tentang pesantren dan para santrinya dari pada aku yang baru beberapa hari disini” Gus Adnan serius
“Memang mau tanya tentang apa Gus?” Basor penasaran
“Sampean tahu Nasywa Syifa Syarifah kan?” Imbuh Gus Adnan memastikan
“Ya pasti lah Gus” jawab Basor mantab
“Memangnya ada apa dengannya Gus?” kejar Basor
“Sampean bisa bantu aku kan mbah, aku pengen tahu orangnya” pinta Gus Adnan
“......” hati Basor bergetar dan hanya menganggukkan kepalanya.

---------------------------------------------

Kebahagian memenuhi hati keluarga H. Badawi, tepat hari ini Ainun diWisuda dan alhamdulillah semua keluarga bisa hadir, tak terkecuali Mael yang ikut ke Kairo, untuk menyaksikan prosesi wisuda. Acara berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun, setelah prosesi acara wisuda mereka ingin mengadaklan syukuran kecil, sekedar untuk makan dan kumpul bersama.

“Bapak..ini perkenalkan teman Ainun, dia asli Demak” ungkap Ainun sambil menunjuk Zahra
“Namanya siapa?” tanya H. Badawi
“Zahra” jawabnya sambil bersalaman
“Insyaallah besok mau balik ke Indonesia bareng Pak” tambah Ainun
“Kok balik kenapa?” sahut Arsyid yang dari tadi memperhatikan
“Ada acara penting mas, Bapak minta untuk pulang sebentar” jawab Zahra santun
“Alhamdulillah tuh Mas” bisik Mael pada Arsyid
_____
Malam hari adalah malam yang indah untuk dinikmati di negara subtropis seperti Mesir, suhunya sedang sesekali angin menyentuh kulit dengan kelembutannya, bintang-bintang malu mengintip menjadikan suasana semakin nyaman dan menenangkan jiwa.

“Maksudmu kemarin siang apa Bang? ketika Zahra mau bareng, kok malah Alhamdulillah!” buka Arsyid setelah meneguk minuman Asyir Ashob, minuman yang dibuat dari sari tebu murni
“Tanya Dik Ainun saja Mas” jawab Mael senyum
“Kok malah tanya Ainun?” Arsyid penasaran
“Tanyain kalu Zahra masih Single apa sudah ada yang punya..hahaha” tawa Mael
“Ya memang cantik sih Bang” gumam Arsyid
“Nah itu tahu Mas” ejek Mael

Seberapapun kita kenal, seberapapun kita berharap dan seberapapun cinta jika memang bukan orang yang tepat maka akan selalu ada cara untuk dijauhkan, namun sebaliknya seberapun kita tak kenal, seberapapun tak ada keperluan dan seberapun kita benci, jika memang dia orang yang tepat maka akan selalu ada cara untuk didekatkan.

“Sampean kan juga jomblo” gurau Mael
“Bukannya jomblo Bang, tapi memang adatnya harus adik perempuan dulu yang nikah” elak Arsyid
“Memangnya kalau diminta nikah sekarang, sudah ada calon?” Mael semakin memojokkan Arsyid
“Ya belum sih..haha” jawabnya
Segala saesuatu yang baik selalu datang disaat terbaiknya, tidak lebih cepat dan tidak lebih lambat, itulah kenapa rasa sabar harus disertai dengan keyakinan.

---------------------------------------------

Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi mereka yang selalu mengasihi, waktu adalah sebuah keabadian.

Ainun sekeluarga beserta Zahra tiba di Bandar Udara Ahmad Yani sekitar pukul 10.15. setelah mengambil bagasi di kompartemen kabin, mereka bersama berjalan menuju gedung, di depan Zahra sudah dijemput keluarganya. Zahra berpamitan kepada H. Badawi untuk melanjutkan perjalanan ke Demak, sementara Ainun dan keluarga segera untuk pulang ke Ambarawa.

“Mbak Vitaaa” panggil Ainun ketika melihat sahabatnya berjalan didepan masjid
“Selamat ya Mbak” Vita memeluknya
“Pokoknya nanti malam harus ke pondok, ku tunggu cerita bahagiamu” tambah Vita
“Ok mbak” jawab Ainun gembira
“Awas kalu sampai lupa” ancamnya
“TUMAN” ejek Ainun pada Vita

Sahabat yang baik merupakan orang yang sudah kita percaya selama ini dan membuat hari kita menjadi lebih tenang, dia menjadi tempat untuk berkeluh kesah dan berbagi kesedihan serta kebahagiaan. Hubungan persahabatan memang tak pernah lekang dimakan oleh waktu, namun jika masing-masing harus mengejar mimpinya, pasti waktu berkumpulpun akan semakin sedikit. Disitulah sebuah rasa rindu dengan sahabat akan semakin besar.

“Nun..ini bukunya Zahra lupa tak kembalikan” Ungkap Arsyid pada adiknya
“Lho..kapan pinjamnya mas?” tanya Ainun
“Mas pinjamnya kemarin pas di pesawat, nanti tolong disampaikan ma’af Mas sama Zahra” Pinta Arsyid sambil mengulurkan bukunya
“Mas Arsyid modus, nggak mau ah, minta ma’af aja sendiri” elak Ainun
“Modus gimana maksudnya? Mas kan baru kenal 3 hari belakangan Nun, gimana mau minta ma’af” jelas Arsyid
“Ini tak kasih Nomoh Hp-nya saja Mas, nanti silahkan dikembalikan sendiri, kan Ainun sudah nggak balik ke Mesir lagi” Ainun menawarkan solusi terbaiknya
“Tapi kan Nun”
“Eiits tidak ada tapi-tapian, udahlah Mas, aku mau istirahat” potong Ainun

Jodoh memang rahasia Allah tanpa ada yang tahu kapan dia datang menghampiri setiap hambanya, Allah mempertemukan dengan orang yang salah pada awalnya dan mempertemukan dengan jodoh yang sesuai pada akhirnya. Itulah tanda sayang Allah kepada hamba-Nya.

---------------------------------------------

Rasa bahagia dan sedih selalu kita rasakan disetiap momentum perjalanan hidup kita, bahkan tak ada seorangpun yang selalu merasakan kebahagian secara berkepanjangan, sebaliknya tak ada pula orang merasa sedih berkepanjangan, karena kedua rasa itu diciptakan untuk saling berkesinambungan serta dirasakan silih berganti dalam kehidupan.

Bahagia, satu kata yang sangat sederhana namun selalu didambakan kehadirannya oleh setiap insan. Kebahagiaan adalah sebuah fitrah yang melekat bagi setiap hamba untuk senantiasa dirasakan, tak terkecuali Alifa.

“Mbak If... besok sore temeni aku ke Koprasi An Nahwa ya” pinta Alifa kepada Ifah
“Mau beli apa mbak?” tanya Ifah sambil beranjak meletakkan mushafnya di atas almari
“Mau cari kerudung buat wisuda besok, kemarin ternyata warnanya kurang cocok dengan kebayaku” papar Alifa
“Cie yang mau wisuda, ribet banget” sahut Ana yang dari tadi sibuk mengoreksi jawaban tes murid-muridnya
“Kados kulo mboten nate mawon” nyinyir Alifa
“Ha ha ha” tawa Ana
“Enggih mbak, nanti sekalian aku juga mau beli peralatan mandi” jawab Ifah pelan
“Selamat ya mbak, sekarang namanya sudah Nur Alifa Handayani, S.Pd nih” tambah Ifah
“Makasih mbak, semoga sampean juga segera wisuda tahfidznya” Alifa mendoa’akan
“Amiin”

Do’a dan usaha yang disertai kesabaran serta restu orang tua dan semangat teman adalah kunci keberhasilan yang paling baik. Selepas usaha dan do’a, ingatlah Allah selalu dan senantiasa memberi yang terbaik. Dalam setiap lantunan do’amu yang kau ucap akan senantiasa terjawab pada masa yang tepat.
--------
Sementara di koperasi An Nahwa, Basor masih berfikir dengan perasaan khawatir, ada apa dengan Gus Adnan, apakah dia juga suka kepada Ifah atau sebaliknya, Basor hanya menerka-nerka saja. Memang pada dasarnya khawatir adalah sikap berfikir yang berlebihan atau cemas dan takut terhadap suatu masalah maupun situasi yang tidak mengenakkan. Namun rasa khusnudzon dan pasrahnya selalu menjadi pilihan yang paling tepat untuk dilakukan. Hati kadang dapat melihat apa yang tak dapat dilihat oleh mata, tetapi berfikir positif akan membiarkan kita untuk melalukan segalanya dengan lebih baik karena drama yang baik selalu berawal dari pikiran yang baik pula.

---------------------------------------------

Keberanian dapat diartikan sebagai suatu tindakan mengambil keputusan secara cepat dan tepat dengan memiliki resiko pada tindakan tersebut. Ibarat tubuh dan bayang-bayang yang selalu mengikuti kemanapun akan pergi, seperti itulah sebuah keberanian dan kehidupan manusia sehari-hari. Hidup tanpa keberanian adalah hidup yang sia-sia.

“Ada apa le?” tanya Abah kepada Kang Noor yang sedari tadi menunggu
“Hehehe, sebelumnya minta ma’af Bah, Bapak Ibuk sudah menyuruh untuk menikah, tapi..” papar Kang Noor menggantung
“Lha sudah ada calon?” sela Abah seakan tahu maksud dari Kang Noor
“....” hanya senyum yang menjadi jawabannya
“Sebenarnya, kalau Abah meridhoi dan merestui dengan Mbak...” ungkapnya pelan
“Nanti dulu, Abah juga ingin mengenalkanmu dengan Ana” Abah memotong ungkapan Kang Noor yang belum sempat menyebutkan nama gadis yang disukainya.
“Nggih itu Bah” bahagia hati Kang Noor

Kyai tahu apa yang terbaik untuk santrinya, sebelum mengutarakan apa maksud dan harapan yang terbaik buat dirinya. Ketika kita yakin dengan apa yang menjadi tujuan kita, maka Allah pasti akan memudahkan kita untuk meraih tujuan terbaik itu sendiri. Perkenalan Kang Noor untuk menjadikan Ana sebagai Istri, yang langsung kepada Abah merupakan sebuah keberanian yang besar dan resiko yang tinggi, karena Kang Noor sendiripun belum tahu pasti kepribadian dari Ana.

“Jum’at depan kesini lagi ya, nanti Abah tanyain Ana dulu” kode Abah sekan merestui Kang Noor
“Nggih Bah” jawabnya dan berpamitan
-----
Di tempat lain, Yanto bersiap untuk mengikuti acara do’a bersama dalam rangka Ngapati masa kehamilan istrinya Azka. Ngapati merupakan budaya dan adat dikalangan masyarakat ketika seorang wanita hamil menginjak bulan keempat. Selain sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah, juga sebagai salah satu do’a memohon kepadaNya yang dikhususkan untuk ibu dan bayi yang ada dikandungan agar diberi kesehatan dan keselamatan.

“Azka ayo cepat” panggil Umik
“Iya umik, sebentar baru ganti Kemben” jawab Azka dari balik pintu kamarnya
“Telur ayamnya sekalian dibawa” pinta Umik pada Azka
“Nggih” balasnya

Selain doa dengan membaca ayat al Qur’an tradisi ini juga dimulai dengan memandikan Azka dengan air bunga dan ditaruhkan telur dipangkuannya, dengan harapan kebahagian selalu menyertai keduanya.

---------------------------------------------

Tidak ada hal yang sia-sia apabila sesuatu dikerjakan dan dijalankan dengan penuh keseriusan. Setiap manusia pasti mempunyai cerita hidupnya sendiri, namun semangat dan kerja kerasnyalah yang menentukan apa yang akan terjadi nantinya, karena semangat hari ini adalah investasi untuk masa depan yang cerah. Tinggal 4 Juz, Ircham akan menghatamkan hafalannya, mungkin akhir tahun ini dia bisa ikut Chaflah di pondok pesantren.

“Bang kapan pulangnya?” sapa Ircham ketika melihat sahabatnya Mael sedang duduk di depan asrama
“Kemarin Say, kamu kemana saja kok baru kelihatan?” tanya Mael balik
“Biasa Bang, ngaji tambahan sama Ibuk” jawabnya
“Jadi ikut khataman tahun ini kan?” kejar Mael
“Insyaallah, do’anya Bang, berarti sekarang Ainun sudah dirumah Bang” Ircham kembali bertanya
“Iyalah Say, kemarin sekalian ikut pulang kesini” Mael mempersilahkan Ircham duduk
“Terus jadi kapan nih Bang” Ircham mengintrogasi
“Kalau keluargaku sih siap-siap saja Say, ini nunggu kepastian dari keluarganya Ainun” jawab Mael seakan faham dengan maksud sahabatnya
“Lancar semuanya Bang, do’akan aku untuk segera menyusul” pintanya
“Ashiiiiaapp” Mael mengacungkan jempolnya

Pada hakikatnya dalam sebuah ikatan cinta, dicintai harus berbanding lurus dengan mencintai. Ketika kamu berhasil dicintai maka sebegitulah kamu harus mencintai. Dan jika kamu senang dicintai, percayalah yang memintamu mencintai sebegitu pula kamu akan dicinta.

“Vita apa kabar Say?” tanya Mael
“Insyaallah dia akan menunggu khatam Bang, semoga rasa sayangnya tetep istiqomah untukku, dan akan ku pinang dia dengan Al Qur’an” jawab Ircham pasti
“Mantul sekali” sambung Basor yang tiba-tiba muncul di depan membawa makanan
“Dari mana mbah? Koprasi tutup?” Ircham seketika memastikan
“Buka seperti biasa, cuma digantiin santri” paparnya
“Ini ada syukuran sedikit, alhamdulillah besok bukuku terbit, do’akan semoga terjual banyak, biar tahun depan bisa nyusul Bang Mael untuk menghalalkan dia” ucapnya sambil memberikan kresek putih yang dibawanya
“Amiin” Mael dan Ircham serentak mengamininya

Jalan terindah dari sebuah kehidupan adalah mensyukuri apa yang telah kita jalani setiap hari tanpa ada penyesalan diri, bahagia adalah milik mereka yang mampu menemukan hal sederhana dalam hidupnya dan selalu bersyukur atas apa yang mereka terima.

---------------------------------------------

Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka cabangnya adalah lidah yang berperan sebagai pemberi kabar, Vita mungkin sudah tahu tentang rencana Ircham yang akan khataman akhir tahun ini, kebahagian itu tidak bisa dia sembunyikan, Vita semakin yakin dengan pilihan Abah untuknya, demi menggapai barokah dan ridho untuk masa depannya kelak.

“Mbak Vit, tadi ibuk ngendikan kalau besok Kang Ircham akan ikut khataman” papar Ifah sepulang dari Ngaji
“... Alhamdulillah, sampean juga khataman tahun ini?” senyum canda Vita kembali
“Mulai saja baru kemarin, sudah bahas khatam mbak mbak” kesalnya
“Baru mulai kok sudah tergoda cowok” gurau Vita pada Ifah
“Bukan tergoda mbak, semakin banyak rintangan dan halangannya maka semakin bangga kalau nanti kita bisa juara” jelas Ifah balik
“Itu tau, kalau ada jalan yang lurus dan cepat sampai untuk jadi juara kenapa harus milih yang banyak halangan dan rintangannya” Vita membalikkan
“Biar lebih menantang kok” ejek Ifah
“Padunya..” ungkap Vita
“Lha Kang Basor mbak?” Ifah mengingatkan Vita pada seseorang yang selalu dia sebut dalam do’anya dulu
“Mungkin ini jalan terindah yang Allah pilihkan untukku, aku yakin ini skenario terbaiknya” jelas Vita
“Sampean mau?” tawar Vita pada Ifah
“Ha Ha Ha, Dia terlalu tua untukku” Ifah tertawa

Vita sebenarnya tahu kalau Basor suka dengan Ifah, dia juga tahu Basor sudah bilang kepada Abah perihal rasa sukanya kepada Ifah, namun Vita lebih tahu tentang karakter dan sifat dari Basor, dia orang yang tidak mau menjadi penghambat dan penggangu seseorang dalam mewujudkan cita-cita, apalagi cita-cita Ifah untuk menghaflkan Al Qur’an, dari sekian mbak pondok mungin hanya Vita yang tahu tentang hal ini, karena dia pernah mendapatkan pesan dari Basor agar tidak mempublikasikannya.

“Lebih milih Gus adnan?” puji Vita
“He he he iyalah mbak Vit, Lebih Muda, Pinter, Sholih, dan lebih tampan hihi” ungkap Ifah sambil senyum-senyum sendiri
“Enggih Mbak Nasywa Syifa Syarifah” Vita mengalah
“Selamat berjuang mendapatkan cintanya Gus Adnan, semoga berhasil” tambahnya

---------------------------------------------

Dalam sebuah hubungan, komunikasi yang baik merupakan bumbu yang akan membuat hubungan itu semakin bahagia. Proses komunikasi di era digital dan kemajuan seperti sekarang ini, bisa dilakukan setiap insan kapanpun dan dimanapun dia berada. Arsyid memberanikan diri untuk mengirimkan pesan kepada Zahra, sebagai tanda permintaan ma’afnya karena lupa mengembalikan buku yang dipinjamnya.

“Assalamualikum Wr Wb.. Sebelumnya minta ma’af yang sebesar-besarnya nggih, kalau kemarin lupa mengembalikan bukunya, tak titipkan adekku ternyata malah suruh mengembalikannya sendiri. Arsyid” tulisnya dan segera mengirimkan pesan pada nomor yang sudah dikasih oleh Ainun
“Aku harus bagaimana? mungkin ada solusi?” tambahnya setelah beberapa saat belum ada balasan
“Waalaikumsalam Mas.. tidak apa-apa kok Mas, kemarin juga terburu-buru pulang karena sudah dijemput, sehingga Mas Arsyid juga mungkin lupa, dibawa dulu saja Mas, besok kapan-kapan kalau ketemu lagi saja” tulis Zahra sebagai balasan
“Mungkin buku penting untuk literatur dalam kuliah, kan bisa tak kembalikan ke rumah” balas Arsyid
“Tidak kok Mas, tapi kalo memang mau main ke Demak ya nggak apa-apa sih” gurau Zahra
“Insyaallah, selain sebagai tanda permintaan ma’af dan itung-itung silaturrahim hehe” balas Arsyid pasti

Perkenalan adalah awal tentang sesuatu yang baru, buatlah kesan yang bik ketika perkenalan itu datang, karena kesan pertama adalah hal yang utama dari awal sebuah perkenalan. Cinta hadir karena adanya sebuah perkenalan, bersemi karena ada perhatian dan bertahan karena memiliki kesetiaan, namun cinta bisa saja gugur karena adanya kebohongan. Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya.
----
Sementara itu, senja di pesantren semakin terlihat indah, jingga yang perlahan tenggelam dan semesta sibuk menyambut kehadiran malam, para santri lalu lalang untuk sekedar bercengkrama menghabiskan sore didepan asrama.

“Disaat senja yang kau tatap, ada rindu yang kutitip” gumam Basor
“Tak bertemu bukan berarti tak rindu, tak menyapa bukan juga berarti lupa, karena tentangmu selalu lebih dulu ku utarakan lewat do’a” batin Basor bergerumuh
“Kang” sapa seorang santriwati yang berdiri didepannya, menggusarkan lamunannya

---------------------------------------------

Ifah dan Alifa sudah di Koperasi An Nahwa untuk membeli perlengkapan dan kebutuhannya masing-masing. Melihat Basor yang merenung dengan tatapan kosong, Ifah memanggilnya untuk segera menghitung barang belanjaan yang sudah diambil dari etalase koperasi.

“Kang..ini sudah semua, dijadikan satu saja nggih” ucap Ifah sambil menaruh barang belanjaan, disusul Alifa yang menaruh kerudung pilihannya
“Eng...enggih” jawab Basor kaget dan mulai merapikan peci hitam yang hendak jatuh dari kepalanya
“Ngelamunin apa kang?” tanya Ifah memastikan
“hehe ma’af mbak” Basor gugup
“Ngelmanunin ceweknya itu mbak” tebak Alifa yang berdiri disamping Ifah
“Totalnya Rp 89.000 mbak” ucap Basor sesekali melihat senyum khas Ifah
“Iya kang” Ifah menyodorkan selembar uang 100.000

Cinta memang selalu sulit untuk diartikan, terkadang para pecinta selalu punya arti tersendiri untuk mengartikan makna dari cinta itu sendiri. Cinta selalu membuat tersenyum ketika kau membayangkannya, membuat tertawa dalam hati ketika kau mengingat percakapan bersamanya, dan kadang membuat jantung berdebar cepat saat kau rangkai tatapan mata dan senyum hangat yang ada didalam benak para pecinta.

“Ini kembaliannya mbak, terima kasih” ungkap Basor sopan
“Enggih” jawab Ifah dan segera beranjak melangkah keluar
“Subhanallah” batin Basor dalam hati
“Mengagumimu dalam diam adalah salah satu caraku untuk belajar tentang sebuah ketulusan, jangan kau kira mudah menepis ego untuk memiliki, ketika hati ini masih selalu terpenuhi oleh bayangmu. Mengagumimu hanyalah biasa kulakukan dengan mengunci mulutku ketika berada didepanmu, agar hanya kepada tuhan saja aku mengaku” ucap Basor lirih
---
Dari lorong pojok Asrama, seorang santri berjalan menuju koperasi, seseorang yang tak asing lagi bagi Ifah, dari cara berjalannyapun, Ifah sudah bisa menebaknya kalo itu adalah Gus Adnan, Ifah mulai mempercepat langkah kakinya untuk sekedar hanya bertemu dan bertatap dengan seseorang yang dikaguminya.

“Mbak If..mbak..Itu kayak Gus Adnan” bisik Alifa kepada Ifah
“...” tanpa jawaban dan hanya mempercepat langkahnya, sesekali menata kerudungnya yang mulai tidak simetris demi sebuah penampilan dihadapan orang yang dikaguminya.
“Mbak dia kesini” ungkap Alifa

---------------------------------------------

Seseorang memang terkadang memiliki peranan penting dalam sebuah kehidupan, ia bisa membuat untuk merasakan kebahagiaan sekaligus kesejahteraan, mamantapkan niat untuk membawa sebuah hubungan ke arah yang serius tentu menjadi harapan bagi dua insan yang sedang menjalin hubungan. Bermodal kemantapan baik hati maupun materi, Mael akan segera menghalalkan Ainun dengan sebuah ikatan syah menurut agama dan negara yaitu pernikahan.
Pernikahan bagaikan rantai dari cincin emas yang diawali dengan secerah sinar terang yang kemudian diakhiri dengan sebuah keabadian, cinta hanya bisa dibuktikan dengan dua jalan menghalalkan atau mengikhlaskan.

“Ya Akhina Ahmad Rasqi Ismail Yahya ankahtuka wa zawajtuka mahtubataka Ainun Hilda Hamahyra binta H. Badawi biwaliyyi abiha alladzi qod wakkalani fi hadzal aqdi bi mahri adawatis sholah wa miata milyuna rubiyaatan khalan“ Abah menggerakkan tangannya
“Qobiltu nikakhaha wa tajwijaha li nafsi bi mahril madzkur khalan” jawab Mael dengan tegas
“Barokallahulakuma wa baroka alaikuma wajama’a bainakuma fi khoir” para hadirin mengamininya
“Alhamdulillahirobbilalamin” ungkap Ainun pelan diikuti dengan usapkan kedua telapak tangan ke wajahnya
“Alhamdulillah sekarang sudah syah menjadi Bu Mael mbak” canda Vita yang ada disebelahnya
“....” Ainun menunjukkan senyum kebahagiaan

Pernikahan adalah Mitsaqan Ghalizha, suatu perjalanan kuat dan suci agar dimaknai sebagai ikrar yang tidak main-main. Saat yang paling bahagia dan terbaik dalam hidup adalah ketika kita dipertemukan dengan orang yang hatinya penuh dengan kesabaran, yang selalu mema’afkan dan tak pernah membiarkan kita merasa berjuang sendirian.

“Selamat ya Mbak, aku yakin kamu pasti orang yang paling bahagia hari ini” Ifah menyalami
“Terima Kasih mbak,, yakinlah skenario Allah itu sangat indah” Ainun memeluknya
“Selamat Kang, samaraba nggih” ungkap Ifah pada Mael
“Segera menyusul ya, udah ada yang nunggu lama lho” celetus Mael
“....” Ifah seketika bertanya-tanya dalam hati

Ketika seorang wanita telah ikhlas untuk dipersunting itu artinya dia telah siap untuk hidup bersama laki-laki pilihannya, maka baik dan buruknya dia semua tergantung pada kebajikan laki-laki tersebut dalam membimbingnya. Tentukan pilihanmu sebelum pilihan itu menentukan hidupmu.

---------------------------------------------

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain akan dibukakan, namun sering kali manusia terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan baginya. Bagi Arsyid menatap sebuah pintu yang terbuka untuk mencoba masuk menggapai sebuah kebahagiaan mengarungi kehidupan yang sebenarnya. Sejak dia bersilaturrahim ke Demak, kedekatannya dengan Zahra bisa dikatakan lebih dari sekedar sebuah perkenalan, ya walaupun memang pada awalnya hanya sebatas untuk mengembalikan buku dan ungkapan permintaan ma’af, namun ada hikmah yang lebih dari niat awal Arsyid. Keluarga Zahra bahkan percaya kalo Arsyid memang calon suami bagi anaknya itu, sekaligus mereka membatalkan rencana perjodohan Zahra. Hanya tinggal keputusan Zahra dan Arsyid saja, toh mereka padahal baru kenal beberapa hari.

“Mas, itu dicari bapak!” ungkap Zahra pada Arsyid
“Lho..Bapak ikut kesini ?” Arsyid balik bertanya
“Iya Mas, katanya gak enak, Mbak Ainun kan juga sudah banyak membantuku selama aku di Mesir” jawab Zahra pelan
“Sekarang Bapak dimana? “ kejar Arsyid memastikan
“Itu duduk didepan Mas” Zahra menunjuk kearah depan panggung

Keluarga Zahra memang sudah menganggap keluraga H. Badawi sebagai saudara, karena mereka sering mendengar cerita dari Zahra yang selalu dibantu Ainun selama study di Al Azhar, akhirnya mereka menyempatkan waktunya untuk datang ke acara pernikahan Ainun dan Mael.

“Assalamualaikum “ sapa Arsyid disertai dengan bersalaman mencium tangan kedua orang tua Zahra
“ Walaikumsalam, eh nak Arsyid duduk sini” Bapaknya Zahra, Pak Sholikin mempersilahkan
“Enggih bapak” Arsyid mulai duduk dan mengobrol
“...” Zahra hanya tersenyum melihat dari kejauhan
“Ra..Ra.” Zahra kaget mendengar suara yang memanggilnya
“Sini Ra sini..foto dulu” Ainun dari atas panggung melambai lambaikan tangan memanggil Zahra untuk mengajak foto bersama
“...” Zahra tersenyum menganggukkan kepalanya

Restu orang tua adalah restu tuhan, tanpa adanya restu orang tua dalam sebuah hubungan maka bisa dipastikan tak akan terasa nyaman. Maka ketika membangun sebuah hubungan dengan seseorang pastikan restu kedua orang tua untuk sangat diutamakan, karena Tuhan pasti akan memberikan restunya bersamaan dengan orang tua merestui hubungan anaknya.

---------------------------------------------

Allah selalu memiliki rencana atau jalan yang lebih baik bagi hamba-Nya yang yakin dan percaya. Allah sellau dekat, Allah sellau hadir dan Allah selalu menyelesaikan apapun yang tak pernah terfikirkan menjadi sebuah jalan yang sangat indah.

Ana sebagai seorang santri hanya sami’na wa’atho’na dengan apa yang menjadi pilihan Abah untuknya, demi ridho dan keberkahan yang dia dapatkan. Dia sangat yakin dengan dawuh Abah “Golek’o garwo seng podo santri, opo meneh iso sakpesantren, gen iso mbaleni masa nyantrimu ugo nambahi mahabahmu lan keberkahan nek keluargamu”. Setelah mendengar jawaban Ana, Abah segera memanggil Kang Noor untuk memastikan apa yang menjadi harapan dan permintaan keluarga Kang Noor.

“ Le..sampean disini sudah lama, Abah tahu pengabdianmu di pesantren juga sudah sangat banyak sekali, sudah waktunya sampean mengamalkan apa yang sampean dapatkan dari pesantren ini di masyarakat “ pesan Abah membuka pecakapan
“ Nggih..nderek kersane Abah “ jawab Kang Noor pelan
“ Soal kemarin keluargamu meminta untuk segera menikah, nanti setelah dari sini, kabari keluargamu, insyaallah bulan depan Abah siap menikahkanmu dengan Ana “
“ Apa Bah? “ Kang Noor memastikan
“ Wes gak usah pura-pura ora krungu, sampean sudah besar, semestinya sudah paham apa maksud Abah, tur itu juga permintaanmu kemarin pas sowan Abah kan? “ canda Abah
“ .... “ senyum bahagia Kang Noor

Sementara itu, Ana segera mengabari kedua orang tuanya dengan rencana Abah, mungkin ini terlalu cepat dan singkat bagi keluarga Ana, tapi mereka Yakin bahwa seorang guru pasti tahu apa yang terbaik buat anaknya, toh mereka juga sudah menyerahkan apapun keputusan dari anaknya tentang jodoh yang akan dipilihnya, apalagi jodoh itu pilihan dari Abah. Semenjak hubungan Ana yang dulu ia jalin dengan seorang laki-laki waktu kuliah, tidak mendapat ridho dari orang tuanya, Ana pasrahkan apapun yang terbaik menurut kedua orang tuanya terutama Abah yang menjadi tujuan Ana masuk ke pesantren untuk mencari keberkahan demi kebahagiaan di masa yang akan datang.

---------------------------------------------

Cinta selalu menjadi misteri tersendiri bagi manusia, cinta membuat semua orang menjadi berbeda, banyak pertanyaan hinggap jauh menembus asa yang hanya sekedar lewat dalam pikiran dan juga logika dasar manusia. Sejatinya cinta itu saling, entah saling mengisi, menghargai atau saling melengkapi. Setelah pertemuan yang tanpa disadari, Gus Adnan semakin penasaran dengan sosok santri putri yang ingin dikenalnya lebih dalam.

“ Mbah.. santri putri yang kemarin berpapasan didepan koprasi..!! ” Pertanyaan Gus Adnan menggantung
“ Iya Gus, itu santri putri yang namanya Nasywa Syifa Syarifah “ Jawab Basor memotong kalimat Gus Adan, seakan tahu apa yang menjadi pertanyaannya
“ Kemarin yang pakai jilbab putih, dia disinio lebih akrab dipanggil Ifah “ imbuh basor menjelaskan
“ Cantik juga ya mbah “ ungkap Gus Adnan pelan
“ Kira-kira sudah ada yang mendekati belum mbah? ” Tanya Gus Adnan kembali
“ Maksudnya mendekati gimana Gus? “ Basor mencoba memperjelas pertanyaannya
“ Ya sampean pasti tahu lah, calon atau apa gitu lah mbah “ Gus Adnan dengan santainya menjelaskan pada Basor
“ Setahuku belum ada Gus, sampean suka? “ Basor mulai penasaran

Terkadang manusia selalu berusaha menutupi apa yang mereka rasakan, hanya sekedar untuk memberikan sebuah kebahagian bagi manusia lainnya. Apa yang ada dalam hati bisa mereka sembunyikan dengan begitu baik melalui ekpresi dan sorot mata yang berbeda, perasaan sesungguhnya bisa tertutupi oleh guratan wajah yang ditunjukkan pada orang-orang disekitarnya.

“ Aku ke Ndalem dulu mbah, pertanyaanmu disimpan dulu, nanti kita sambung lagi lain waktu, Assalamualaikum“ Gus Adnan beranjak dari kursinya
“ Waalaikumsalam “ jawab Basor yang penuh tanda tanya
“ Allahumma tsabbit qolbii ala diniik “ batin Basor dalam hati

Bersama dengan duka yang datang, keceriaan akan memudar dengan perlahan, namun bagaimanapun juga hidup harus selalu penuh dengan kebahagiaan, walupun bahagia itu harus dipaksakan. Sebagian orang hanya ingin menunjukkan senyum dan tawanya didepan orang lain, sedangkan segala duka dipendamnya sendiri meski hati sakit tak terkira.

---------------------------------------------

Alal mar’i ayyas’a ilal khoiri juhdahu walaisa alaihi an tatimmal maqosidu, qaidah itu mungkin yang bisa menggambarkan perasaan hati Basor saat ini. Hanya Allah lah dzat yang maha membolak-balikan hati hambanya, untuk menguji seberapa besar keyakinannya kepada sang maha bijaksana.

Basor masih menyimpan tanda tanya besar, pertanyaan yang dia utarakan masih belum menui jawaban dari Gus Adnan. Jika memang benar, wanita mana yang tidak mau ketika dia dilamar seorang putra kyai besar, alim, sholeh dan tentunya hafal serta faham betul setiap ayat demi ayat yang ada didalam al qur’an.

“ Ya Allah jika memang ini takdir yang engkau gariskan kepada hambamu ini, tunjukkanlah hamba untuk menggapai ridho-Mu, namun jika ini hanya ujian engkau kepadaku, kuatkanlah hati hambamu ini untuk tetap berada dalam jalan kebenaran dan kesucianmu “ batin Basor dengan pandangan kosong menatap langit kamar asrama
“ Heeeeeh “ hanya desahan capek yang terdengar pelan dari mulutnya
“ Kenapa mbah? Tidak biasanya sampean seperti ini “ tanya Ircham yang sedari tadi muroja’ah hafalan untuk persiapan tes qur’annya bulan depan
“ ........ “ Basor hanya menoleh saja, diam tanpa jawaban
“ Wala tahinu wala tahzanu wa antumul a’launa in kuntum mukminin “ Ircham melanjutkan muroja’ahnya
“ Nanti kalo Arsyid kesini, suruh ke Warung Bu Jubaidah say ” pesan Basor beranjak pergi keluar kamar asrama
“ .... “ Ircham hanya mengangguk

Khawatir merupakan perasaan alami setiap manusia ketika ada sesuatu yang akan hilang darinya, perasaan itu muncul atas dasar rasa takut kehilangan, pada hubungan tertentu, rasa takut akan kehilangan seorang kekasih adalah suatu kewajaran.

“ Mak..kopi seperti biasanya satu “ ucap Basor seketika sampai di depan warung
“ Kopinya banyak, gulanya sedikit, cangkir kecil kental “ jawab Bu Jubaidah, emak penjaga warung belakang pesantren yang sudah faham betul dengan Basor
“ Tanpa gula saja mak “ imbuh Basor

Jika gemerlapnya dunia yang tersaji di hadapanmu membuat tenang, maka hanya dengan secangkir kopi aku jauh lebih tenang. Aku selalu mencari indahnya bayangmu di setiap cangkir kopiku, mencari kamu yang tak pernah tahu bahwa aku selalu menantimu.

---------------------------------------------

Kebahagian selalu bisa diciptakan dimanapan, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun kita berada, tidak dapat dipungkiri kembali, bahwa setiap orangtua pasti menginginkan anaknya terlahir sempurna dengan kecerdasan yang baik. Mempersiapkan kecerdasan dapat dimulai dari dalam kandungan, rangsangan bisa diberikan sedini mungkin demi perkembangan kecerdasan seorang anak. Yanto sibuk mempersiapkan segala hal berkaitan dengan lahirnya anak pertama yang dikandung oleh Azka istri tercintanya.

“ Maaaas.. ngendikane Buya kemarin, njenengan suruh ke Ambarawa, sowan Abah dan sambang Adnan “ ucap Azka kepada suaminya
“ Iya sayang, barusan Buya juga kirim pesan ke Mas “ jawab Yanto sambil memperlihatkan chat di Hpnya
“ Rencanya Mas, mau kesana kapan? “ imbuh Azka
“ Kamis besok mas mau kesana, rencananya mas bawa mobil sendiri, ngajak Kang Solikin biar tidak terlalu lama, kandunganmu juga tinggal menunggu hari untuk hari kelahiran kan? “ papar Yanto jelas
“ Enggih Mas “ jawab Azka singkat

Kelahiran seorang bayi akan menjadi penghapus segala derita yang dirasakan seorang ibu selama sembilan bulan sepuluh hari, kestabilan emosi wanita yang sedang hamil juga sama pentingnya dengan kesehatan bayi yang ada dalam kandungan, maka menjaga emosi sangat penting sekali karena keadaan bayi tergantung dari kesehatan emosi seorang ibu itu sendiri.

Ditempat lain, Asrama Aisyah 4 heboh setelah tahu berita Gus Adnan selama ini penasaran dengan Ifah, wanita mana yang tidak bahagia, ketika tahu bahwa laki-laki yang dia suka ternyata juga suka kepadanya. Memang cinta selalu menumbuhkan rasa penasaran yang sangat besar, akan tetapi saat seorang mencintaimu mereka tidak harus mengatakannya kepadamu karena kamu akan tahu dari cara mereka mempertlakukanmu.

“ Mbak if, sejak kemarin sampean bertemu dengan Gus Adnan setelah pulang belanja dari koprasi, katanya sih dia juga suka sama sampean “ sewot Alifa
“ Cieeee.... “ ejek Ana
“ Saat kebahagianku menjadi kebahagiannya juga, itulah yang dinamakan cinta “ jawab Ifah PD
“ Ya itu sih baru kabar-kabar lho mbak If “ timpal Alifa

Bagi seorang yang sedang mencinta, tempat yang paling indah adalah berada di dalam pikirang orang yang dicintai, tak perlu dijelaskan panjang lebar karena pasti kamu tahu bagaimana rasanya selalu diingat oleh orang yang kamu cintai.

---------------------------------------------


Kegiatan sore ini tidak seperti biasanya, suasana Asrama Aisyah 4 sangat penuh dengan kebahagian tersendiri bagi penghuninya, Alifa, Ana dan Ifah duduk di pojok kamar dengan bahasa khasnya masing-masing, kedatangan Vita dan Ainun menambah kehangatan tersendiri bagi mereka.

“ Wah ada pengantin baru nih “ sapa Ifah seketika
“ Sekarang tambah cantik mbak “ tambah Ana
“ Sekarang kan yang berbahagia sampean mbak “ ucap Ainun pada Ifah
“ lho..udah tahu to mbak ? “ imbuh Alifa yang dari tadi bengong
“ Tahu lah,,,tadi habis diceritain mbak Vita hehe “ jawab Ainun sekenanya
“ Mbak Viiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt “ Jerit Ifah berdiri mengejar Vita yang lari keluar kamar

Vita memang sengaja keluar kamar untuk bicara serius dengan Ifah, bagaimanapun juga Vita tidak kuat menyimpan rahasia Basor, seorang laki-laki yang dulu pernah menjadi impian Vita, laki-laki yang dulu pernah ia sebut disetiap lantunan do’anya serta laki-laki yang selalu memberikan semangat untuk selalu tetap bangkit dan kuat dalam menjalani hari-harinya di pesantren.

Pada umumnya wanita memang selalu terbawa dengan perasaan hatinya, perasaan lebih sensitif darapada laki-laki, memang wanita bisa menahan perasaan yang lebih dengan menyimpannya didalam hati tapi tidak dengan air matanya, karena air mata adalah cara tersendiri bagi seorang wanita untuk berkata-kata hal yang tidak bisa diungkapkan oleh hati.
“ Mbak Vit kenapa harus cerita sama Mbak Ainun? “ tanya Ifah dengan nada tersenggal-senggal setelah lari mengejar Vita
“ Ya Ma’af “ jawab Vita mencoba menenagkan Ifah
“ Tapi kan...” Imbuh Ifah menggantung
“ Mbak Nasywa Syifa Syarifah yang maniiis, sebelumnya minta maaf ya, sebenarnya aku mau bilang sama sampean dari kemarin-kemarin, tapi memang dia berpesan agar bisa menyimpan rahasia ini untuk tidak memberi tahu pada sampean “ papar Vita tenang
“ Maksudnya ? “ Ifah semakin tidak faham
“ Aku tahu sampean suka sama Gus Adnan, apalagi sekarang ada kabar kalo Gus Adnan juga suka sama sampean, tapi ada .. “
“ Mbak Vit, aku langsungan saja ya, ini sudah ditunggu mas di depan “ mendadak Ainun berpamitan, memotong percakapan diantara keduanya
“ Iya Nun...Hati-hati ya..salam buat Bang Mael dari Mbak Ifah “ jawab Vita cekikikan
---------------------------------------------

Kejujuran seperti halnya cermin, mereka akan menunjukkan apa adanya bagi orang yang sedang bercermin, dalam hal tertentu terkadang dusta memang bisa menyelamatkan sebuah hubungan serta jujur ternyata malah menghancurkannya, tapi tetap saja jujur menjadi sebuah impian untuk membiarkan ending dari sebuah hubungan, baik itu langgeng ataupun bahagia.

“Begini mbak If...sejak kejadian saat itu, waktu kamu pinjam buku “Jadikan Aku Halal Bagimu” kamu tahu kan? Kalau aku menyimpan rasa sama Kang Basor” papar Vita pelan
“Iya..terus?” kejar Ifah
“Memang benar, cinta kadang serumit ini, bahkan aku juga belum pernah mengungkapkan rasa ini kepadanya mbak” sambung Vita mulai berkaca-kaca
“....” Ifah mulai mengajaknya duduk
“Tapi sebenarnya aku tahu mbak, Dia itu sayang dan cinta kepadamu bahkan rasa itu tumbuh saat kamu pertama kali datang kesini, Dia yang minta aku untuk merahasiakan semuanya demi menjagamu agar niat dan iktikadmu menghafal al Qur’an bisa tercapai tanpa ada gangguan dari sebuah rasanya kepadamu” Vita tidak bisa membendung air matanya
“Bahkan sebelum kamu mulai menghafal al Qur’an, dia sempat sowan dan bilang ke Abah terkait masalah ini, Abah sebenarnya sudah tahu mbak, makanya aku hanya bisa mengikhlaskan jika memang ini terbaik buat semuanya” tambahnya
“Aku hanya bisa berdo’a, semoga ini semua memang takdir terbaik Allah yang telah mengatur semua kepada hambanya, harapanku semoga kamu bisa bahagia dengannya, tapi...” Vita memeluk Ifah
“....” Ifah mencoba menenangkan hati Vita dengan memeluknya dan tanpa sadar air matanyapun ikut menetes

Terkadang perjalanan hidup yang membawa seseorang terjebak pada satu kesalahan tentang arti sebuah hubungan tanpa mereka sadari, apa yang membuatnya tak pernah mengungkapkan rasa isi hati, walaupun sebenarnya menyimpan semakin lama bisa membuat basi.
Seandainya orang bisa memilih untuk membiarkan antara cinta itu bersemi tetep terjaga dan cinta yang baik-baik saja untuk selamanya, tapi ternyata cinta selalu memberi pahit antara memilih ihlaskan atau perjuangkan.

“Mbak Vita kenapa? kok malah pada nangis-nangis?” tanya Ainun seketika
“Tidak apa-apa Nun, lagi bahagia sama Mbak Ifah ini lho” jawab Vita sambil menyeka air matanya
“Iya Mbak..Nangis bahagia kok” timpal Ifah

---------------------------------------------

Kamis selalu bermakna untuk menjadikan kita selalu tetap optimis, jangan pernah bermimpi meraih bintang jika usahamu hanya sampai bumi saja, mimpimu hanya akan jadi angan jika usahamu hanya diatas kasur saja, maka bangkit dan jemputlah mimpimu itu dengan usaha dan ihtiarmu serta do’amu kepada Rabbmu.

Pagi ini Yanto bersiap untuk untuk sowan Abah dan sambang adiknya Adnan ke Ambarawa, tidak banyak persiapan yang harus dia packing karena rencananya dia mengajak Kang Solikin menggunakan mobil pribadi. Sementara Azka masih terbaring lemah didalam kamar karena semalaman dia merasakan kontraksi dalam kandungannya, yaitu kondisi dimana perut akan mengeras diikuti rasa mulas yang semakin lama semakin kuat.

“Mas...tolong anterin aku ke Bidan dulu gih” pinta Azka lirih pada suaminya yang sedang bersiap-siap
“Yang dirasakan apa sayang?” tanya Yanto khawatir
“Tidak seperti biasanya aku merasakan rasa sakit dan nyeri seperti ini dari semaleman, padahal HPL nya masih beberapa hari lagi kan?” keluh Azka
“Yasudah nanti mas anterin ke dokter dulu” ungkap Yanto menenangkan

Kontraksi sebagai salah satu tanda-tanda orang mau melahirkan biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit di punggung dan pertut bagian bawah, seolah bergerak seperti gelombang dari bagian atas rahim hingga menjalar ke bawah, sebagian wanita yang pernah mengalaminya menggambarkan rasa kontraksi ini seperti kram perut saat datang bulan atau menstruasi namun bedanya dengan intensitas yang jauh lebih kuat.

“Buk...gimana kandungan istri saya?” tanya Yanto memastikan
“Alhamdulilah ini sudah bukaan 2, masnya nungguin dulu saja disini, nanti tetap saya pantau per setengah jam, sebentar lagi sampean jadi bapak” jelas Bu Rini bidan yang menangani Azka
“Iya buk” Yanto mengangguk bahagia
“Sabar sayang, mas tidak jadi ke Ambarawa sekarang, mas tetap disini menemanimu sampai anak kita lahir” Yanto mengecup kening istrinya
“...” Azka tersenyum bahagia

“Robbana hab lana min azwajina wadzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lil muttaqina imama, robbi yassir wala tuassir fainna taisiro kulli asiir alaika yasiir allahumma tammim bil khoir birohmatika ya arhamar rohimin” ucap Yanto sambil mengelus perut Azka


Bersambung........