Cerita ini merupakan kelanjutan dari kisah PAJERO (Para Jomblo Pencari Ridho Kyai) yang telah diposting diblog ini beberapa waktu yang lalu. Namun dalam kisah ini akan sedikit ada tambahan aktor baru yang tak kalah dengan aktor-aktor sebelumnya. Sebelum kalian membaca kisah ini, kami sarankan untuk membaca kisah sebelumnya (disini). Sehingga nantinya tahu alur cerita yang sesungguhnya.
Terima
Kasih
(Admin)
------------------------
Kehidupan memang tidak akan pernah bosan menjamu manusia untuk tetap menikmati setiap derita. Kehidupan juga selalu memberikan kesempatan untuk menghisap manisnya bahagia. Dari hari ke hari, kehidupan berubah menjadi sosok yang senantiasa menawarkan waktu untuk terus dirangkul.
------------------------
Kehidupan memang tidak akan pernah bosan menjamu manusia untuk tetap menikmati setiap derita. Kehidupan juga selalu memberikan kesempatan untuk menghisap manisnya bahagia. Dari hari ke hari, kehidupan berubah menjadi sosok yang senantiasa menawarkan waktu untuk terus dirangkul.
Asrama Al-Furujiyah 1 tak seperti dahulu kala yang penuh dengan lalaran, musyawarah, muthola'ah bahkan hanya sekedar kongkow-kongkow menikmati kopi dan rokok, sesekali bahas santri putri yang memikat hati.
Sahabat yang dulu satu asrama kini harus berpisah dan jarang bertemu. Jarak memang mengajarkan untuk setia. Bukan berarti tidak boleh bersahabat dengan orang lain selain dirinya, tapi ikatan hati yang telah ada sejak awal akan diuji saat tidak lagi bertemu, tidak lagi berkomunikasi, tidak lagi bertegur sapa secara langsung, tidak lagi curhat dan tidak lagi tertawa bersama. Persahabatan, sekali lagi bukan sesuatu yang mengikat. Hatilah yang mengikat sendiri tanpa disadari. Jadi, tidak ada persahabatan yang lekang oleh perbedaan. Entah jarak, ataupun waktu.
.
Kepontren
An-Nahwa sore itu sangat ramai dengan santri yang berbelanja keperluan pondok
pesantren, karena santri baru masuk setelah libur haflah. Lalu lalang santri
yang begitu banyak tak sempat untuk istirahat hanya sekedar menyempatkan untuk
sholat dan sesekali meneguk kopi yang ada dipinggir meja kasir.
.
“Assalamualikum
mbah...” sapa Yanto sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
“Waalaikumsalam
Lek... Mana Istrimu lek?” Tanya Basor sambil mencari Neng Azka yang menjadi
Istri sahabatnya itu.
“Dia
gak ikut mbah, tak tinggal di Kediri” jelas Yanto sambil cengengesan.
“Bang
Mael dan Ircham dimana mbah? Aku belum lihat mereka berdua, tak cari di asrama
juga nggak ada“ sambil mencari dua sahabatnya yang dari pagi belum sempat
bertemu.
“Dia
sekarang.............” raut muka Basor langsung berubah seketika.
Memang
sangat mudah jika mencari teman yang bisa diajak tertawa bersama, namun
ternyata sangat sulit menemukan teman yang bisa dijadikan sahabat untuk teman
berbagi ketika sedih berduka bahkan ketika gembira.
---------------------------------------------
Asrama Aisyah 4, tak jauh beda dari
hari-hari sebelumnya. Masih dengan segala rutinitas yang ada dan kegiatan ngaji
seperti biasanya. Selain Ifah dan Vita yang memang sejak awal bersahabat kini
mereka punya sahabat baru yang tak kalah konyolnya dari mereka, Ana namanya.
Dia santri baru untuk ikut tabarukan di pesantren, karena sebelumnya dia sudah
lulus dari Cirebon.
“Mbak... sudah disini berapa tahun?”
Tanya ana pada Ifah.
“Baru beberapa bulan ini kok mbak, ya
sekedar cuma ikut ngaji-ngaji disini” jawab Ifah merendah.
“Kalo mbak Vit itu yang sudah disini
lama, dia lebih tahu dan pengalaman dipondok sini, dia juga mbak Ndalem kok”
jelas Ifah sambil menunjuk Vita yang sedang menata almarinya.
“Vita..” ucap Vita sambil mengulurkan
tangannya untuk berkenalan.
“Ana..” senyum manis mereka berjabat
tangan dan diakhiri dengan cipika-cipiki ala ala kekinian.
Persahabatan bukanlah tentang siapa
yang dikenal paling lama, tetapi tentang yang datang dalam kehidupan kita dan
bertahan dalam keadaan apapun dan bagaimanapun.
Ainun sahabat lama Vita sudah kembali
melanjutkan study di al-azhar, mereka hanya bisa berkomunikasi lewat medsos
yang ada. Sementara Vita yang mulai menata hati mengharapkan ridho kyai kini
lebih fokus untuk menatap masa depannya untuk kehidupan yang baru.
“Terima Kasih, karena kamu masih
bertahan sampai sejauh ini, kuharap jangan pernah bosan dengan sikapku yang
mungkin terkadang membuatmu tak nyaman, tetaplah sabar menghadapi moodku yang
sering berubah” secarik kertas tertempel di pintu almari Vita entah dari siapa
yang mengirimnya.
Wanita memang lebih menyukai lelaki
yang sederhana dalam bicara, namun besar dalam pengorbanan dan usahnya untuyk
membuat wanita bahagia.
“Dia itu sederhana, tapi dihatiku
kamu tetap yang paling istimewa” batin vita sambil membenarkan kertas yang
menempel dan mau jatuh itu.
“Kertas apa mbak?” Rasa ingin tahu
Ana kepada Vita
“He..he..he.. nggak apa apa kok” Vita
kaget dan hanya tersenyum.
“Beneran? Kayak aku nggak pernah
ngalami saja” ucap Ana yang pernah ditinggalin kekasihnya pas lagi sayang-sayangnya.
“Masih banyak laki-laki yang
benar-benar dipersiapkan Allah untuk wanita-wanita sholihah seperti kita
mbak!!” Ana mulai berbicara dengan kata-kata bijaknya.
“Iya mbak Iya” Ifah hanya
menganggukkan kepalanya.
---------------------------------------------
Pesantren memberikan pelajaran yang
sangat berharga untuk semua kalangan tanpa membedakan antara satu dengan yang
lain, Arsyid yang merupakan anak pertama H. Badawi ikut mengamalkan ilmu yang
telah ia pelajari selama di Istambul University, jurusan Departement of Religious
Culture and Ethics Education yang ada di Faculty of Theology (Islmaic).
Pesantren di Indonesia tentu mempunyai cultur yang berbeda dengan
pesantren-pesantren yang ada di Turki.
“assalamualaikum mbah.. iyi öğlenler ne yapiyorsun?” sapa
Arsyid kepada Basor.
“waalaikumsalam.. ngomong apa cak,
gak paham aku” cetus Basor kebingungan.
“Sen akili birisin, biliyorsun mbah”
timpal Arsyid dengan bahasa khas Turkinya.
“sini cak sini, tak bilangin ya...,
aku disini tuh hanya ngaji apa adanya, bahasa Arab saja yang sudah bertahun
tahun tak pelajari, aku gak pernah paham, apalagi bahasamu yang *&^%$#*
tambah pusing aku cak, bahasa-bahasa sini saja” ungkap Basor membisiki Arsyid.
“maksudnya begini mbah, selamat sore,
pean disini lagi ngapain? pean kan orang pinter, pasti tahulah kalo cuma bahasa
Turki” Arsyid menjelaskan.
“lah kalo itu aku paham, gak dari
tadi ngomong kayak itu, kan enak jawabnya” Jawab Basor sambil menatap layar
monitor kasir.
“Pulang kapan? Sekarang kok malah
tambah item cak? Turki cuacanya panas?” belum sempat jawab pertanyaan, Basor
malah kembali bertanya.
“tadi malam mbah, belum sempat sowan
Abah, eh malah sowan pean dulu ini mbah” Arsyid tertawa.
Sejauh apapun jarak yang terbentang,
takdir akan mempertemukan hati yang selalu mengikat, percayalah bahwa
perpisahan hanyalah sebuah jalan untuk kembali dipertemukan di waktu dan tempat
yang tepat.
Ditempat lain, Gus Naja yang sedang
asyik bermain ditemani kang Noor di taman depan ndalem dikagetkan dengan
teriakan dari asrama Aisyah 4, seperti suara seseorang yang sedang ketakutan.
“mbak-mbak kenapa kang?” tanya Gus
Naja polos.
“Tidak tahu Gus, mbak Vit, itu
mbak-mbak kenapa? coba dilihat” suruh Kang Noor kepada Vita yang sedang menyapu
ruang tamu Ndalem.
“Iya kang” jawab Vita sambil berjalan
menuju asrama.
Ketakutan adalah suatu tanggapan
emosi terhadap ancaman, sedangkan takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup
dasar yang terjadi sebagai respon terhadap suatu stimulus tertentu.
---------------------------------------------
Akhlak merupakan salah satu tolok
ukur penilaian seseorang terhadap orang lain, hal yang perlu diperhatikan
seseorang sebagai penuntut ilmu, karena akhlak adalah cerminan langsung apa
yang ada di hati, cerminan keikhlasan dan penerapan ilmu yang telah diperoleh.
KH. Nur Cholis Kediri yang merupakan
ayah dari Neng Azka dan mertua Yanto sangat mengagumi pendidikan Akhlak yang
diterapkan di Pesantren Al Mujahidin, walaupun letaknya ditengah kota, namun
akhlak menjadi pelajaran pertama yang harus dirubah sesuai dengan ajaran-ajaran
syariat agama. Bahkan KH. Nur Cholis pun hanya melihat dari akhlak Yanto yang
saat itu ikut laden di ndalem untuk dijodohkan dengan putrinya yang tak lain
adalah Aulia Nabila Azka.
Sistem pendidikan akhlak itulah yang
menjadikan beliau menitipkan Gus Adnan di pesantren, sehingga kedatangan Yanto
ke pesantren untuk mewakili Buyanya mengantarkan Gus Adnan mondok dan sowan ke masayih yang telah mendidiknya
hingga bisa seperti sekarang.
“Lha ini siapa lek ? kok bawa koper
besar segala?” Basor mulai mengalihkan pembicaraan yang sempat termenung ketika
ditanya kabar Ircham dan Mael.
“Ini adikku mbah, maksudnya..adiknya
Azka” Yanto menyuruh Gus Adnan untuk segera bersalaman.
“Namanya siapa Gus?” tanya Basor
sambil bersalaman.
“Muhammad Adnan Qosyim Atho’illah ” Jawabnya
lirih.
“Lha ini mau ikut mondok disini lek?”
Basor penasaran dan bergegas melepas tangannya yang hendak dicium Gus Adnan.
“Iya mbah, ini disuruh Buya untuk
mengantarkan kesini sowan Abah, beliau hari ini nggak bisa ikut kesini karena
lagi tindak ke Jombang, insyaallah lain waktu mau sowan kesini dengan Azka” Jelas
Yanto.
Ilmu pengetahuan akan memberimu
kekuatan, tapi akhlak yang baik akan memberimu kehormatan, jika kamu ingin
menguji karakter seseorang, hormati dia. Ketika dia memiliki akhlak yang baik
maka dia akan lebih menghormatimu, sebaliknya jika dia merasa dirinya paling
baik artinya akhlak yang dimilikinya berarti tidak baik/buruk.
Yanto dan Gus Adnan berpamitan kepada
Basor untuk sowan ke Ndalem menemui Abah, belum sempat sampai ke Ndalem,
penyakit Aritmia Yanto muncul, yaitu kondisi dimana jantungnya berdebar dan
iramanya sangat tak karuan. Dia melihat Vita yang berjalan menuju asrama Aisyah
4.
---------------------------------------------
Suasana asrama Aisyah 4 ramai, semua
santri putri berlarian menuju samping asrama hanya sekedar ingin melihat dan
memastikan apa yang sedang terjadi. Itulah orang Indonesia, rasa ingin tahunya
tinggi, lifestyle/kepo merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui tentang sesuatu yang dilihat, didengar atau dipelajari, lebih
tepatnya mereka kepo terhadap sesuatu yang kurang bermanfaat.
Alifa seakan masih trauma dengan
kejadian beberapa tahun yang lalu, peristiwa yang pernah terjadi di kamar mandi
no 6, penampakan seorang nenek keriput membawa sisir dan gayung, konon
ceritanya dulu dibelakang asrama tinggal seorang nenek tua yang sangat baik
hati, selalu menasehati santri-santri putri dan terkadang memberi masakan yang
dimasaknya. Kegiatan sehari-harinya hanya membuat jamu untuk dititipkan di
warung lingkungan pesantren. Namun karena kebijakan pemerintah, lahan yang
ditempati nenek itu harus digusur untuk dididrikan bangunan, tetapi nenek itu
tak mau pindah hingga sampai meninggal.
“Ada apa Lif?” tanya Vita
menenangkan.
“...” Alifa hanya diam dan ketakutan.
“Istigfar, ambil wudhu gih sana” Vita
mencoba menuntun sahabatnya untuk mengambil air wudhu.
“Dia menampakkan lagi?” kejar Vita
memastikan
“....” Alifa hanya menganggukkan
kepala.
“Nggak apa-apa Lif, dia orangnya baik
kok, kata Abah, dia tidak akan mengganggu, dia hanya ingin tinggal bersama
kita, hanya saja pesan Abah kalau masuk kamar mandi ini jangan lupa berdo’a”
ungkap Vita menenangkan.
“Sebenarnya pernah ada apa mbak?” Ana
sebagai santri baru bertanya penasaran.
“Aman mbak, nggak ada apa-apa” bisik
Ifah yang baru pertama kali tahu kejadian seperti ini.
Di dunia ini memiliki beberapa
saluran kehidupan yang ditempati oleh bermacam-macam makhluk, pada dasarnya
mereka hidup sesuai dengan alamnya masing-masing, aktivitas mereka tidak
bercampur antara alam satu dengan yang lain, percayalah bahwa makhluk ghaib itu
ada, bahkan puncak keimanan seseorang adalah mengimani yang ghaib, sebagaimana
Iman kepada Allah dan Malaikatnya yang tak pernah kita tahu wujudNya.
Allahumma Inni Audzu
bikalimatillahittammat min syarri ma kholaq, Ya Allah ya tuhan kami, aku
berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk
yang diciptakanNya.
---------------------------------------------
Dewasa bukan karena usia, bukan
karena tahta, tetapi dewasa itu memiliki pemikiran jelas dan jernih serta mampu
mengendalikan dan menempatkan diri. Proses kedewasaan seseorang bisa dilihat
bagaimana dia mengambil suatu keputusan.
Alkhukmul haditsu yudhofu ilas
sababil ma’lumu la ilal muqoddiril madznuni, hukum tentang perkara yang
disetujui itu dengan sebab yang sudah diketahui bukan dengan sebab yang belum
diperkirakan, kaidah itulah yang menjadi bahan perbincangan di koperasi An
Nahwa antara Basor dan Arsyid, walaupun sempat berhenti sebentar sebab
kedatangan Yanto dan Gus Adnan, namun setelah keduanya pamit untuk sowan mereka
melanjutkan perbincangannya itu.
“Mbah.. aku mau tanya, bagaimana menurut
pean ketika nanti Ainun mendahului aku nikah?” ungkap Arsyid serius.
“Dirimu Jomblo?” Basor memastikan.
“Ha Ha Ha...iya mbah” Arsyid
terbahak-bahak.
“Seperti kaidah yang tadi cak, Hukum
itu tergantung sebab yang sudah diketahui bukan sebab yang belum diperkirakan”
tegas Basor.
“Maksudnya mbah? Kan secara Etika
dalam ilmu yang tak pelajari, adik itu tidak boleh mendahului kakaknya mbah” elak
Arsyid
“Nggak seperti itu cak, dalam Islam
ada Al Adatu Muhakkamah, dan adatnya daerah sini, ketika adiknya perempuan dan kakaknya
laki-laki, maka yang nikah anak perempuannya dulu, apalagi kamu jomblo juga cak
cak” Ejek Basor kepadanya.
“Bahkan Watsani mubtada’ wadzal wasfu
khobar, in fi siwal ifrodi tibqonis tsaqor, khobar itu boleh muqoddam cak, kamu
sebagai mubtada’ boleh diakhirkan kok” beber Basor jelas.
“Tapi mbah. Famna’hu khina yastawil
juz’ani, urfan wanukron adimai bayani, tetep tidak boleh mendahulukan khobar
dan mengakhirkan mubtada” Arsyid mulai membela dirinya sendiri.
“Itu kan kalau sama-sama ma’rifat
atau nakiroh, ini kan basicnya beda cak, Ainun sudah ma’rifat, jelas ada Mael,
lha pean masih nakiroh, belum jelas punya pasangan kok” timpal Basor.
“Lebih tepatnya ini cak, Wahal fatan
fikum fama khillul lana, warojulun minal kiromi indana, ketika ada pemuda mulia
yang siap menemani diantara kalian, kenapa tidak didahulukan saja”
Ketika tuhan sudah berkehendak
memberikan jodoh yang sesuai dengan hati dan di waktu yang tepat, maka kamu
harus mulai membicarakan tujuan untuk masa depan, terlebih kalu sudah siap
menjalani ke jenjang yang lebih tinggi, pasti semua persiapan menuju sebuah
pernikahan akan terasa nikmat dijalani.
---------------------------------------------
Suara Adzan berkumandang di seantero Kairo,
Alarm HP Ainun berdering lantunan sholawat, Dia bergegas bangun untuk mengambil
air wudhu dan pergi ke Masjid untuk menunaikan sholat subuh berjamaah.
Pagi ini cuaca sangat cerah tapi
sangat panas menyengat, itulah Kairo rasanya seperti ketika kita membuka oven
di dapur, panas, kering menyengat. Puncak musim panas di Kiro adalah awal
Agustus dimana suhu udara bisa mencapai 52 derajat Celcius. Jam menunjukkan
pukul 10.20, Ainun terburu-buru untuk berangkat ke kampus, karena ada jadwal
kajian tafsir hadits bersama Dr. Musthafa An Nadwi di Maddyafah Syeikh Ali
Jum’ah.
“Assalamualaikum Ukhti” sapa seorang
wanita cantik duduk disebelahnya.
“Waalaikumsalam” jawab Ainun lirih.
“Ana Zahra, Ana min Indunisiya” Zahra
mengulurkan tangannya.
“Ainun, Ana min Indunisiya” mereka salaman
lalu berpelukan.
“Ukthi orang Indonesia juga, pantesan
wajahnya tidak asing” seketika Zahra senang.
“Iya, saya sudah 3 tahun disini, kamu
tinggal dimana mbak?” ungkap Ainun.
“Saya tinggal di Sifaroh Hidayah,
tapi saya satu flat dengan anak Thailand dan Pakistan” Zahra menjelaskan.
“Kalau ada waktu silahkan main ke
Jam’iyyah Sya’iyyah disana banyak anak Indonesia, saya tinggal disana” Ainun
menawarkan.
“Iya mbak, terima kasih, lain waktu
nanti saya main kesana”
Berjalanlah dan terus berjalan dengan
niat kebaikan untuk mengejar ridho Allah SWT bersama orang-orang yang kau
cintai, sematkan dalam hati dan pikiran akan perjalanan hidup tentang tujuan
yang akan kau gapai. Maka seberat, sepanjang dan sebesar apapun halangan yang
melintangi langkahmu akan terbuka atas izinNya, yakinlah tuhan akan mengirimkan
malaikat-malaikatNya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk
menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam.
Disisi tempat yang lain, Mael semakin
mantap dengan segala usaha yang dijalani, dia yakin semua akan berjalan sesuai
dengan kehendak Allah dan Skenario Allah pasti yang terbaik untuk semua
hambanya. Sabar adalah kunci dari segalanya.
“Bang.. nanti sore kita ngopi bareng ke
Bu Jubaidah, Mbahne dikabari mumpung yanto disini” ajak Ircham kepada Mael.
“Siap 86, agendakan” Jawab mael
singkat.
---------------------------------------------
Secangkir kopi hitam penuh makna,
mengingatkan bahwa semanis apapun hidup, rasa pahit akan selalu ada, bahkan
secangkir kopi bisa terbeli saat hangatnya menyuguhkan persahabatan dan
persaudaraan. Barangkali tuhan menciptakan kopi agar kita semua tetap bisa
berkawan.
Ircham, Mael dan Yanto sudah
berkumpul di warung Bu Jubaidah, mereka menunggu Basor yang harus menutup
Koperasi An Nahwa terlebih dahulu karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00
malam.
“Kediri aman lek, santrinya banyak
kan?” Ircham membuka percakapan.
“Aman say, tambah doa dan supportnya
saja, Insyaalah bulan depan mau mendirikan asrama khusus santri putri yang
kuliah”
“Azka kok nggak diajak kesini lek?”
timpal Mael.
“Pesan Umik, jangan sampe kecapaian,
baru hamil muda gitu” bisik Yanto pelan.
“Ha Ha..lembur terus” kelakar Ircham.
“Mbah e kok belum kelihatan sendiri,
nggak diajak kesini?” tanya Bu Jubaidah sambil menyuguhkan kopi hitam mereka.
“Bentar lagi paling kesini mak,
katanya baru nutup koperasi” jawab mael seketika.
“Lha itu dia” tunjuk Yanto ke arah
Basor yang berjalan menuju ke warung.
“Kopi seperti biasanya mak” pesan
Basor seketika sampai di depan warung.
“Kopinya dibanyakin, Gulanya sedikit,
Cangkir kecil, panas agak kental” tebak Bu Jubaidah hafal.
“100 buat mae, kamu apa cak?” tanya
Basor pada Arsyid yang ikut ke warung bersama.
“Ini anaknya Pak Kaji yang kuliah di
Turki kan?” Bu Jubaidah memastikan.
“Iya mak” Arsyid bersalaman.
“Saya Teh tawar panas saja mak” pesan
Arsyid.
Secangkir kopi mengandung beribu
filosofi, tergantung bagaimana kita memaknainya. Aroma yang khas dan
menenangkan dari secangkir kopi, dapat membuat kita kembali rileks dan
melupakan sejenak permasalahan hidup yang membelenggu. Dari penakaran secangkir
kopi secara tidak langsung merefleksikan kehidupan si peminumnya.
“Ini cak, calon adik iparmu..haha”
Basor mempersilahkan Arsyid duduk disamping Mael.
“Sungkem dulu bang sama calon kakak
ipar” gurau Ircham.
“Oh ini mbah, yang namnya Mael”
ungkap Arsyid yang baru bertemu langsung.
“Ifah apa kabar mbah?” tanya Ircam
serius.
“Pahit” ucap Basor seketika
menyeruput kopi yang baru disuguhkan Bu Jubaidah.
---------------------------------------------
Puncak derajat tertinggi seorang
penghafal Al-Qur’an adalah ketika dia mampu menambah dan menjaga hafalannya
dengan rasa penuh cinta. Ketika keikhlasan dan keteguhan komitmen dalam hati
telah membingkai langkah seorang penghafal Al Qur’an dalam kesendiriannya
menambah serta mengulang hafalan, maka Allah akan mengabarkan perjuangannya
bukan hanya kepada orang-orang yang ada didekatnya, namun juga kepada
orang-orang yang dekat dengan orang-orang yang dekat dengannya.
Keikhlasan hati Ifah untuk merelakan
seseorang yang pernah ia kagumi terganti dengan keteguhan komitmennya untuk
menghafal kalam ilahi, ba’da isya adalah waktu untuk menambah hafalan kepada Bu
Nyai di Aula As-Sa’adah.
“Mbak Vit, Ibuk hari ini tindak?”
tanya Ifah kepada Vita.
“Ibuk sudah tindak ke Aula mbak, pean
udzur? Kok belum berangkat!” Vita kembali bertanya.
“Ya sudah, aku berangkat dulu ya”
Ifah buru-buru.
“Mbak..mbak aku ikut” teriak Ana
mengejar Ifah.
Berjalan menyusuri gang dari asrama
menuju Aula, Ifah dan Ana tak sempat ngobrol banyak, mereka hanya fokus untuk
segera sampai di Aula As-Sa’adah, Ifah terhenti ketika melihat seorang santri
putra keluar dari musholla samping Aula. Hatinya berdebar.
“Ada apa mbak? kok berhenti” Ana
memastikan.
“Nggak apa-apa mbak, ayo masuk” Ifah
mencoba menutupi.
“Mbak..ini ngaji apa? Kok semua pada
baca Al-Quran” tanya Ana yang tidak tahu kalo saat itu adalah waktu menambah
hafalan untuk santri tahfidz.
“Ini ngaji nambah hafalan kepada Ibuk
mbak” Ifah menjelaskan dengan tetap melihat Al-Qur’an yang dipangkunya.
“...” Ana diam kebingungan.
Bagai melihat rembulan ditengah
cahaya bintang, wajahmu mengalihkan hafalanku dikala aku melihatmu, senyummu
lebih cepat dari anak panah yang melesat, menembus hatiku yang bergetar karena
sebuah rasa kepadamu.
“Astagfirullohaladzim” ucap Ifah lirih.
“Alladzi la ilaha illallahuwal hayyul
qoyyumu watubu ilaih” Ana meneruskan.
“hehehe” Ifah tersenyum mendengar Ana
melanjutkan istighfarnya.
“Kenapa?” tatap Ana bingung
“...” Ifah mengangguk tanda
mengiyakan.
Cinta bisa datang dan pergi begitu
saja, namun kau harus bisa membedakan antara cinta dan suka, ibarat seperti
halnya kau menyukai bunga, maka kau akan memetiknya, berbeda ketika kau
mencintai bunga, pasti kau akan merawat dan menyiraminya setiap hari.
---------------------------------------------
Allah tidak pernah salah memberikan
anugrah cinta kepada hambanya, karena sebuah cinta yang datang pasti ada makna
dan alasannya. Cinta akan indah pada waktunya, tinggal pecinta itu bersabar
atau tidak untuk menunggu keindahan yang akan datang.
Hati Vita tiba-tiba gaduh dengan penuh
kebimbangan, harapan yang selama ini ia sandarkan kepada tuhan, Do’a di
sepertiga malam yang selalu ia panjatkan seakan tak pernah tuhan dengar. Setiap
untaian do’a, berharap ada sebuah keajaiban yang kita inginkan datang, namun
tak jarang, sebuah do’a justru akhirnya tak terkabulkan.
“Ya Allah, yakinkanlah hati hambamu
ini untuk menjalani semua takdir dan skenario indahMu” ungkap Vita dalam hati.
“Setelah berjibaku dengan perjuangan
panjang yang tak pernah berujung, terkadang aku juga butuh penghargaan atas
setia yang sudah kulakukan tanpa perlu meminta kepadanya, akan aku kemasi semua
rasa ini, kuikhlaskan hati ini untuk cinta baru yang kini datang” air mata Vita
menetes.
“Assalamualaikum” terdengar suara
salam dari bilik pintu ndalem.
“Walaikumsalam” Vita dengan cepat
mengusap air matanya.
“Mbak... Mbak Vitanya ada?” tanya
seorang santri yang berdiri didepan pintu.
“Iya kang...saya sendiri, pripun?”
jawab Vita lirih, sambil mengingat pernah lihat dengan santri itu.
“Pesan Abah tadi, pean suruh buatkan
kopi untuk beliau di musholla depan” ucap santri itu sopan.
“Iya kang..terima kasih” Vita
langsung bergegas ke dapur.
Tuhan sebenarnya telah menyediakan
sebuah penyelesaian atas kesulitan yang dihadapi hambanya, namun tuhan tidak
segera menurunkan penyelesaian itu karena ingin mengetahui seberapa besar cinta
seorang hamba kepadaNya.
“Inna ma’al usyri yusro” sesungguhnya
disetiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Ana dan Ifah berjalan untuk kembali
ke Asrama Aisyah 4, dalam hati Ifah masih terbesit sosok santri yang keluar
dari Musholla ketika berangkat tadi.
“Ngajinya sudah selesai mbak?” tanya
Vita yang hendak menuju Musholla mengantarkan Kopi.
“Baru saja selesai mbak” jawab Ifah
yang masih membawa Al Qur’an didekapannya.
“Pean mau kemana mbak?” Ana balik
bertanya.
“Ini mau ke Musholla, ngantar kopi
pesanan Abah” ucap Vita sambil berjalan menuju Musholla.
“Mbak Vit” panggil Ifah
“....” tanpa jawaban tanda Vita tak
mendengar panggilannya.
---------------------------------------------
Banyak manusia lalai dalam menuntut ilmu,
padahal dalam menjalankan segala aktivitas senantiasa bergerak atas dasar ilmu.
Keberkahan yang mereka dapat dalam proses perjalanan menggapai ridho Allah dan
Guru, seharusnya menjadi prioritas utama santri disetiap waktu.
Gus Adnan mulai menata diri untuk
senantiasa istiqomah niat setulus hati mencari keberkahan dan ridho kyai, tentu
dia harus mulai menyesuaikan diri kembali di lingkungan yang berbeda, semua
kegiatan dan aktivitas yang ada di pesantren ini berbeda jauh dengan
pesantrenya dulu. Sebelumnya dia pernah nyantri selama 6 tahun di sebuah
pesantren salaf yang terletak di Kajeksan, Kudus. Sebuah pesantren salaf
dibawah naungan Yayasan Arwaniyah yang pengajarannya menitiktekankan pada Al
Qur’an yang meliputi Tahsin, Tahfidz dan Qiroah Sab’ah, Pondok Pesantren
Tahfidz Yanbu’ul Qur’an dibawah asuhan KH. M. Ulin Nuha Arwani. Alhamdulillah
selama 6 tahun disana, dia menjadi Wisudawan Terbaik Tahfidz dan Tahsin Al
Qur’an 30 Juz.
“Kok belum tidur Nan” sapa Yanto
setelah kembali dari warung Bu Jubaidah.
“Dingin mas” jawab Gus Adnan yang
belum terbiasa dengan udara malam Ambarawa.
“Namanya juga baru pertama kali,
nanti lama-lama juga terbiasa” Yanto duduk disampingnya.
“Mas..tadi aku sudah ketemu Abah,
beliau mengatakan kalau tabarukan Qur’an disini, nanti bisa ikut setoran dengan
Ibuk” ungkapnya pelan.
“Ya bagus..alhamdulillah kalau
seperti itu” timpal Yanto.
“Tapi mas..” Gus Adnan canggung.
“Tapi kenapa?” Yanto penasaran.
“Tadi itu semua yang setoran
mbak-mbak, masak aku laki-laki sendiri?” Ujarnya.
“Owalah...mbak-mbak itu setorannya
habis Isya’, kalau kang-kang setelah sholat subuh” jelas Yanto pada adiknya
yang belum tahu jadwal kegiatan di pesantren.
“Nanti bareng Kang Ircham saja,
sahabatku dulu, dia sudah sampai Juz 20 yang rencananya tahun ini khataman”
saran Yanto.
“Iya mas” mengangguk mengiyakan.
Perjalanan hidup adalah proses
perjuangan tanpa henti, ditaburi mimpi diisi dengan tekad yang kuat serta
dinyatakan dengan berani bertindak. Hidup bukanlah suatu ajang perlombaan,
melainkan perjalanan yang harus dinikmati, maka disetiap perjalanan hidup
merupakan sebuah pengalaman dan setiap pengalaman adalah sebuah proses
pembelajaran.
---------------------------------------------
Tanpa terasa waktu sehari dua hari
hingga seminggu lewat begitu saja, waktu bisa menjelaskan dengan baik ketulusan
seseorang. Niat baik serta tujuan-tujuannya, jika sejatinya memang baik maka
seiring berjalannya waktu akan terlihat semakin baik pula, sebaliknya jika
hanya bertopeng kebaikan maka lama-kelamaan akan terlihat juga aslinya.
Azka bersama Abuya KH. Nur Cholis
datang sowan ke pesantren, selain untuk memastikan Gus Adnan betah di pondok
juga untuk menjemput suaminya Yanto yang sudah seminggu ini tinggal di
Ambarawa.
“Asslamualaikum Ning” sapa Vita
ketika berpapasan di depan Ndalem.
“Waalaikumsalam, Abah di Ndalem
mbak?” tanya Azka santun.
“Enggih, langsung naik ke Ndalem atas
saja Ning” arah Vita mempersilahkan.
“Terima kasih mbak” ucap Azka yang
langsung Naik ke lantai atas.
Seperti permaisuri yang merindukan
sang raja, tak ada yang membuat ruang kosong
hati para perindu dari pada menunggu seseorang didalamnya. Azka langsung
mencari suaminya tercinta, dia minta tolong kepada Kang Ndalem untuk
memanggilakan suami dan adiknya di pondok.
“Kang, tolong pangilkan Mas Yanto di
pondok, Buyanya kesini” pinta Azka kepada Kang Noor yang sedang membereskan
mainan Gus Naja.
“Enggih” jawabnya singkat.
“Sekalian suruh ngajak Adnan ya”
tambah Azka
“..” mengangguk tanda faham apa yang
diminta.
Kebersamaan akan lebih bermakna
setelah kita merasakan kehilangan, begitu juga kehilangan, akan sangat bermakna
ketika kita saling merindukan, rindu karena jarak dan waktu akan lebih
mengajarkan banyak hal, diantaranya saling percaya walau tak selalu bertatap
mata dan saling mengerti walau lama tak
saling berjumpa.
“Sampean masih disini toh mbak” sapa Azka
pada Vita ketika menyuguhkan teh di ruang tamu.
“Alhamdulillah Ning, masih betah
disini, tambah do’a pangestu nggih” jawab Vita pelan.
“Tambah barkah semuanya mbak” ungkap
Azka.
Walupun Azka tahu bahwa suaminya pernah
cerita kalau dulu pernah ada rasa kepada Vita, namun rasa kepercayaan hatinya
mengalahkan khawatir yang ada. Cemburu merupakan perasaan alami ketika merasa
khawatir terhadap kedekatan orang yang disayanginya dengan orang lain.
Kecemburuan adalah perasaan cinta dan benci pada saat yang bersamaan.
---------------------------------------------
Mengeluh hanya akan membuat hidup
kita semakin tertekan, sedangkan bersyukur akan senantiasa membawa kita pada
jalan kemudahan.
Pengabdian M. Noor Rusydan Anwar
sungguh luar biasa, diibaratkan dalam kitab Ta’limul Muta’alim karya Syeh Az Zarnuji
“Ana abdu man allamani harfan wahidan, in sya’a ba’a, in sya’a a’taqo wain
sya’a istaroqo” Aku adalah hamba orang yang mengajarkanku satu huruf, jika dia
menghendaki, boleh menjualku, jika dia mau, boleh membebaskanku, dan jika dia
menghendaki pula, maka boleh menetapkanku sebagai hambanya.
Kang Noor panggilan akrabnya
dipesantren, walupun umurnya sudah menginjak kepala tiga, namun dengan
kelebihan tampilan “Baby Face” nya, banyak yang mengira dia baru seumuran
santri aliyah.
“Dik...tadi Gus e kemana?” tanya
Abuya pada Kang Noor setelah kembali dari pondok memanggil Yanto.
“Bubuk Mbah Yai” jawabnya ta’dzim.
“Ini nanti dikasihkan Gus e ya dik”
sambil mengulurkan lembaran uang bergambar Bung Karno dan Bung Hatta.
“Enggih” terima kang Noor
“Matur suwun ya dik” ucap Abuya yang
masih mengira Kang Noor layaknya adik-adik.
Setelah selesai membereskan mainan
Gus Naja, Kang Noor langsung menuju taman untuk membersihkan bak dan kolam,
biasanya dia ditemani Mael, tapi karena ada pertemuan antar keluarga di rumah
H. Badawi, Mael izin gak bisa bantu.
“Kang Noor sendirian? Kang Mael
kemana?” tanya Vita mengagetkan
“Iya mbak, Bang Mael ada urusan
keluarga, tanggalnya sudah semakin dekat” jawab Kang Noor apa adanya.
“Lho kok Ainun belum cerita?” seakan
Vita sudah faham apa yang dimaksud.
“Mbak Vita kapan? masih nunggu khatam
nggih..hehe” ejek Kang Noor.
“Semoga secepatnya kang, pean saja
belum kok” ujar Vita.
“Annikakhu santaiiii” kelakar Kang
Noor.
Menyatukan dua insan yang berbeda
memang bukanlah hal yang mudah, terlebih mencari tambatan hati yang cocok
dengan kepribadian kita, karena mereka berdua disatukan bukan untuk mencari
kesempurnaan, namun untuk saling melengkapi demi terciptanya kesempurnaan itu
sendiri. When love is for the sake of Allah, it doesn’t die.
---------------------------------------------
Bahagia adalah sebuah kata sederhana
yang mempunyai jutaan makna, setiap orang pasti berbeda dalam mengartikan
bahagia itu sendiri, hal yang sederhana bagimu bisa jadi menjadi kebahagiaan
orang lain ataupun sebaliknya. Cinta adalah salah satu kunci utama untuk
membuka pintu gerbang kebahagiaan.
Haru biru kebahagiaan penuh tercipta
di rumah H. Badawi, kedua keluarga sepakat untuk menikahkan kedua anaknya di
bulan Syawal setelah liburan semester, selain masih menunggu wisuda Ainun,
pihak keluarga Mael pun ada target persiapan yang matang.
“Assalamualaikum” sapa suara Mael
dibalik HP.
“Waalaikumsalam Mas” jawab Ainun
pelan.
“Adik...apa kabar? semoga tetep
Istiqomah menjalani kegiatan disitu ya!” tanya Mael dan mendo’akan.
“Alhamdulillah baik Mas, Amiin....begitu
juga dengan Mas disana nggih” ungkap Ainun.
“Adik jadi wisuda kapan?
Alhamdulillah pertemuan kemarin lancar Dik” papar Mael.
“Insyaalah bisa ikut wisuda bulan
September Mas, Mas bisa ikut kesini kan?” Ainun memastikan.
“Insyaallah..nanti Mas bilang ke Mas
Arsyid dulu ya” Jawab Mael.
“.....” hati Ainun sangat bahagia.
Kebahagiaan tidak selalu muncul dari
harta yang kita punya, melainkan kebahagiaan juga bisa didapat dari rasa
perhatian orang-orang yang kita sayang yang selalu ada disekeliling kita. Orang
yang bijaksana adalah mereka yang tidak berduka cita dengan hal hal yang tidak
ia miliki serta merasa bahagia dengan apa yang telah ia miliki.
Ditempat lain, Basor semakin fokus
dengan semua kegiatan yang ia jalani setiap hari, antara mengembangkan usaha
koperasi, mengajar santri dan tak jarang hanya sekedar menulis untuk mengisi
waktu luangnya. Terkadang bagi seorang pecinta, ide dan kreatifitas yang bagus
akan muncul ketika dia memikirkan seorang yang dicintainya. Inspirasi yang
tergambar dari orang yang dicintai bisa mereka ambil dari sisi dan sudut
pandang manapun yang tak bisa orang lain jelaskan.
“Sejuta cinta bisa dirasakan dengan
berbeda layaknya aku yang sudah bahagia meski hanya melihatnya tersenyum dari
kejahuan, hanya karena aku tak bisa mengungkapkan, bukan berarti aku tak
menyimpan perasaan yang dalam. Bagiku tak masalah mencintainya dalam diam
asalkan dia masih bisa kupandang dan kurasa”
---------------------------------------------
Seperti senja yang hadirnya selalu
membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan, Ircham duduk
sendiri di teras depan asrama dengan tatapan kosong. Sebentar lagi Mael akan
menikah, dia akan memiliki kehidupan yang baru, tentu bebeda dengan kehidupan
yang sekarang, dimana mereka bisa berkumpul bersama, musyawarah atau sekedar
untuk melepas pikiran dengan ngopi di warung.
“Kang” sapa Gus Adnan.
“Kang Ir” dia mengulanginya
“Kang Ircham nggak setoran?” seketika
Ircham kaget.
“Eh..setoran lah” jawab Ircham gugup.
“Ayo berangkat, ini sudah jam 16.00”
jelas Gus Adnan
“Yuk...tak ambil Qur’anku dulu”
Ircham beranjak dari lamunanya.
Kadang ada orang yang baru peka
ketika mereka diajak bicara, karena kadang mereka hanya terfokus pada diri
sendiri atau lebih terbiasa oleh kesendirian. Memang sejak Ircham diminta untuk
segera pulang ke rumah untuk mengamalkan Ilmu, dia sering menyendiri, selain
fokus untuk menghatamkan Al Qur’annya, dia juga berfikir untuk masa depan selanjutnya.
Sementara itu, keluarga Vita meminta
untuk segera di khitbah, selain sebagai tanda untuk keseriusan hubungan mereka
berdua juga untuk menjaga fitnah dan kabar yang tersebar di lingkungan
masyarakat desa. Biasanya ketika anak perempuan yang sudah terhitung umur,
apapun bisa jadi bahan perbincangan bagi masyarakat desa.
“Mbah..Aku harus bagaimana?” curhat
Ircham kepada Basor.
“Bukannya aku melarang atau bagaimana
say, tapi dirimu punya tanggung jawab yang lebih besar setelah itu, ojo
grusa-grusu” Basor menasehati.
“Maksudnya tanggung jawab besar
mbah?” tanyanya memastikan.
“Ya begini say, dirimu itu selain
punya tanggung jawab untuk menghatamkan qur’anmu, juga punya tanggung jawab
yang lebih dari itu, menjaga hafalanmu, mengamalkan apa yang menjadi makna
tersurat dan tersirat dari al qur’an itu sendiri, jangan sekedar untuk fokus
menghatamkannya saja” ungkap Basor jelas.
“Makanya itu mbah, aku juga berfikir
seperti itu, tapi aku tidak mau kehilangan dia mbah” jawab Ircham pasti.
Hal yang paling menyedihkan adalah
ketika orang yang kita sayang mendatangi kita untuk pergi berjalan menjauh
dengan orang lain, perasaan kita semakin bertambah sedih seiring banyaknya
langkah kaki saat dia meninggalkan kita.
---------------------------------------------
Tujuan dari kehidupan pada akhirnya
adalah untuk dinikmati, untuk mencicipi pengalaman yang paling hebat serta
meraih pengalaman-pengalaman baru yang lebih kaya dengan penuh semangat dan
tanpa rasa takut.
Zahra memutuskan untuk pindah dari
Sifaroh Hidayah ke Jam’iyyah Sya’iyyah, selain untuk lebih berkumpul dan saling
berinteraksi dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di Kairo juga proses
pembiasaan hidup tidak telalu tertekan. Ainun dan Zahra sering saling bertukar
pengalaman, mulai progam, metode dan sistem pembelajaran yang ada di Al Azhar
juga tidak ketinggalan masalah hati ke hati.
“Apa yang menjadi motivasimu hingga
bisa sampai sini Ra” tanya Ainun.
“....” diam dan termenung.
“Ma’af ya Ra..bukan maksudku untuk
ingin lebih tahu tentangmu” pasti Ainun.
“Nggak apa-apa mbak, sebenarnya aku
mau cerita tentang apa yang kurasakan sampai saat ini, tapi belum ada orang
yang bisa memahami apa yang menjadi cita-citaku saat ini” jelas Zahra sedih.
“Aku sampai sini hanya sebagai
pelarianku dari masalah yang ada dalam keluarga” tambahnya.
“Maksudnya pelarian Ra?” kejar Ainun.
“Aku sebenarnya sudah diterima di UIN
SUKA Yogjakarta, tapi keluargaku memaksaku untuk dijodohkan dengan seseorang
yang entah itu siapa, aku belum tahu pasti dan tak mau ingin tahu” cerita Zahra.
Perjodohan adalah momok yang masih
dilakukan oleh orang tua untuk membuat anaknya bahagia, namun tak sedikit untuk
menolak dan tak ingin bersama jodoh yang dipilihkan, walaupun menolak dengan
baikpun bisa mengakibatkan konflik dalam keluarga.
“Kalau sudah diterima di Jogja,
kenapa bisa sampai sini Ra?” Ainun memastikan.
“Seperti yang tak ceritakan tadi
mbak, aku tidak mau dijodohkan dengan laki-laki itu, dan alhamdulillah ternyata
aku diterima Beasiswa Study Luar Negeri” ungkap Zahra.
“Tapi keluargamu tahu kan kalu kamu
disini?” serius Ainun.
“Tahu kok mbak, bagaimanapun aku
tetap bilang dengan segala usahaku untuk minta restu disetiap langkahku,
termasuk untuk studyku, karena bagaimanapun itu do’a dan restu orang tua adalah
kunci untuk menuju dan mewujudkan cita-citaku” paparnya.
Ya Allah, sehatkanlah Bapak dan
Ibukku, sukseskan dan jadikanlah aku anak yang membahagiakan mereka.
---------------------------------------------
Lantunan suara bacaan Al Qur’an
hanyut mengalir di kesunyian malam, ungkapan cinta pada Al Qur’an bagaikan
tetesan hujan yang tak pernah terhitung jumlahnya, kecintaan dan semangat Ifah
untuk mendalami, menghafal ayat demi ayat tak pernah putus, harapan terbesarnya
adalah bisa menyelesaikan hafalannya sesuai target yang dia tentukan. Namun perjalanan
menggapai impian pasti selalu ada rintangan dan cobaan yang datang, karena
tuhan selalu memberikan cobaan kepada hambanya untuk senantiasa bisa Istiqomah
dijalanNya.
“Ya ayyuhannasut taqu robbakumul
ladzi kholaqokum min nafsiw wakhidah” Ifah bermuroja’ah hafalannya.
“Astagfirullohal adzim” tiba-tiba Ifah
beristighfar.
“Kenapa mbak?” tanya Ana yang masih
setengah sadar.
“Wajahnya selalu datang menghantui
fikiranku mbak, masih tergambar jelas ketika dia berjalan keluar dari musholla,
parasnya, akhlaqnya subhanallah” puji Ifah.
“Kang yang kemarin bertemu itu?” Ana
memastikan.
“...” Ifah hanya diam mengiyakan.
“Hafalanmu sampai An Nisa’ mbak?”
sahut Alifa sambil menatap layar laptopnya.
“...” Ifah mengangguk.
“Pantesan saja” cetus Alifa
“Kok pantesan?” Ana semakin bingung.
“Katanya sih, kalau orang
menghafalkan Qur’an, ketika sampai surat An Nisa’ pasti dicoba dengan
suka/disukai lawan jenis mbak” Alifa menjelaskan.
“...” Ana hanya menganguk-anggukkan
kepalanya.
“Aku tidak tahu apa yang kini
kurasakan, yang aku tahu hidupku terasa lebih indah dan bersemangat saat
melihatmu pertama kali” cuek Ifah tak menghiraukan.
Cinta seprti halnya angin, kau tak
bisa menyentuhnya tapi kau hanya bisa merasakan keberadaannya dalam hidupmu,
cinta tak pernah memandang kapan dia akan datang, karena cinta tak pernah bisa
kita tebak kemana alurnya.
“Pean suka sama Gus Adnan?” tebak
Vita yang dari tadi hanya diam, mengingat-ingat kang santri malam itu yang
menitipkan pesan Abah untuk membuat kopi.
“Namanya Gus Adnan mbak?” bahagia Ifah
memastikan.
“Iya namanya Muhammad Adnan Qasyim
Athoillah, dia adiknya neng Azka atau adik iparnya Kang Yanto, dia asli kediri,
disini Tabarukan karena dia adalah Wisudawan Terbaik Tahfidz dan Takhsin Al
Qur’an 30 Juz Bil Ghoib dulu ketika masih mondok di Mbah Arwani Kudus” jelas
Vita.
“...” mereka hanya bengong.
---------------------------------------------
Mentari terbit laksana memberikan
senyuman yang membuat diri untuk bangun dari keletihan yang memaksa diri tak
bergerak, memaksa untuk melihat masa depan yang tak akan datang tanpa adanya
sebuah gerakan.
Alifa menyambut pagi ini dengan penuh
senyum semangat, mahasiswi Tadris Bahasa Inggris ini akan melakukan Munaqosyah
di kampusnya. Do’nya semoga semua berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil
yang terbaik.
“Mbak..pagi-pagi sudah rapi sekali?”
tanya Ana pasti.
“Hehe..mau kencan” bisik Alifa pelan.
“I don’t believe it, ” kejut Ana.
“You must believe it” timpal Alifa.
“No..No..No..” Amah masih belum
percaya.
“Ibu Nadila Ismiatul Hasanah,S.Pd
yang syantiik..teman manismu ini mau Munaqosyah, tambah do’anya semoga lancar
semuanya nggih” papar Alifa.
“Alhamdulillah, akhirnya setelah
penantian lama, Good Luck” Ana bahagia.
Terkadang sahabat akan menentukan
kesuksesan kita, maka pandailah untuk memilih sahabatmu, kesuksesan yang kita
raih bukanlah suatu hal yang harus kita sombongkan, tapi yang harus benar-benar
kita pertahankan. Memang tidak mudah untuk mencapai sebuah perjuangan menuju
kesuksesan, karena perjuangan yang dijalani dengan sulit akan mendapatkan hasil
yang memuaskan.
Ditempat lain, Basor mengawali
paginya dengan semangat ditemani lantunan sholawat dan secangkir kopi yang
penuh inspirasi.
“Seindah apapun huruf terukir,
dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada
spasi, semanis dan sesempurna apapun kopi, dia tak akan bisa disamakan dengan
air gula, karena kopi punya sisi pahit tersendiri yang tak pernah bisa
disembunyikan” tulisnya di story IG.
“Permisi, apakah benar ini alamatnya
Sahabat Nahwa?” tanya seorang laki-laki dengan seragam rapi.
“Iya mas, ada yang bisa dibantu?”
jawab Basor sopan.
“Ini ada kiriman surat untuk Sahabat
Nahwa” ucapnya sambil memberikan amplop coklat bertuliskan PT. Gramedia Pustaka
Utama.
“Terima kasih mas” Basor menerima
amplopnya.
Sahabat Nahwa merupakan nama pena
yang dipakai Basor untuk menulis sebuah karya-karyanya, dengan tujuan untuk
lebih mendekatkan diri antara dia dan para pembaca karya-karyanya serta untuk
melindunginya dari hal-hal yang mungkin terjadi dari hasil karya tersebut juga
untuk mewakili genre tulisan yang ditulisnya.
---------------------------------------------
Ketulusan terkadang mengalahkan
segalanya, entah itu waktu atau ketidakmampuan menghabiskan rindu yang selalu
memenuhi kalbu, pada intinya setiap orang membutuhkan kepastian dan mewujudkan
kepastianpun tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Ircham dan Vita dipanggil Abah secara
bersama, mungkin solusi dan motivasi Kyai dapat menjadi obat penyemangat untuk
jalan yang dilewati dan tujuan yang ingin dicapai, bagaimanapun Kyai tetap
menjadi panutan para santri baik dalam hal ngaji maupun masalah hati.
“Le.. Nduk..Abah cuma ingin tahu apa
yang menjadi tujuanmu sekarang, Abah hanya bisa mengarahkan tapi ya silahkan
dipikir dahulu” Abah membuka percakapan.
“Kalau memang sudah yakin dengan
langkahmu le, ya tidak apa-apa, Abah hanya bisa meridhoi saja yang penting
masih tetap ngaji karena itu tanggung jawabmu” papar Abah pada Ircham.
“Tapi Bah” Ircham menggantung.
“Ya memang berat kalau harus nikah
sekarang, yang pertama, ngajimu belum khatam, padahal itu impian dari ibukmu
kan, kedua pean kalau sudah jadi suami, baik dan buruknya istri menjadi
tanggung jawabmu, yang ketiga, hidup di masyarakat itu tidak seperti hidup di
pondok, tantangannya lebih banyak” jelas Abah.
“Sabar Nduk, kalau memang ini jalan
yang Allah ridhoi, Insya Allah barokah semuanya” Abah meyakinkan.
“Nggih Bah” jawab mereka serentak.
Terkadang kita harus keluar dari zona
nyaman yang selalu membelenggu pikiran kita, adakalanya juga kita harus mencoba
jalan lain demi mewujudkan sebuah impian masa depan. Vita semakin
terombang-ambing hatinya, di satu sisi keluarganya meminta untuk segera menikah
sedangkan disisi lain dia tidak mau menjadi beban tanggung jawab bagi suaminya
untuk mewujudkan cita-cita.
“Kang..apapun yang menjadi
keputusanmu insya allah aku setia menunggu” ucap Vita pelan.
“Aku sudah yakin dengan apa yang Abah
pilihkan untukku, semua pasti demi masa depanku yang lebih baik” tambahnya.
“kang Ir tidak bisa memutuskan
sekarang, biarkan Kang Ir pikir yang lebih matang” jawabnya.
“Nggih Kang” ungkap Vita yakin.
Seberapa besar keraguanmu membujuk
untuk berhenti menunggu, percayalah, keyakinan pada tuhanMu akan mengalahkan
semua itu.
---------------------------------------------
Menyerah adalah kelemahan terbesar
kita, padahal cara pasti untuk sukses adalah dengan mencobanya kembali. Keputus
asaan bukanlah suatu yang diberikan dari luar, melainkan datang dari diri kita
sendiri, selama hatimu tak menyerah maka keputus asaan akan menjadi lemah.
Basor tak pernah putus asa dalam
berkarya, selalu mencoba kembali ketika kegalalan itu menghampiri, hari ini
menjadi bukti nyata bahwa hasil itu sebanding lurus dengan banyaknya usaha dan
jerih payah yang dijalani.
“Alhamdulillahirrobbil alamin” ucap
Basor bersyukur.
“Niat, usaha, doa dan tujuan adalah
empat hal yang harus selalu kita tanamkan dalam hati untuk mencapai apa yang
kita harapkan” jelasnya ketika selesai membaca surat yang diterimanya tadi
pagi.
Tulisan Basor “ http://bit.ly/cerpen_cinta “ diterima oleh penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, surat yang diterima adalah undangan dari penerbit
sebagai feedback dari karya yang dikirimkan yang isinya tentang hak cipta, royalti,
dan sistem kerja sama untuk disetujui demi menjalani proses editing, layout,
percetakan sampai penerbitan.
“Bahagia sekali mbah? Ada apa? Mau
nikah?” Arsyid mengintrogasi.
“Sangat, sangat dan sangat bahagia
cak” jawabnya.
“Nikah..nikah..nanti dulu lah cak,
masih nunggu dia khatam” imbuh Basor
“Lha terus kenapa mbah?” kejar Arsyid
ingin tahu.
“Ini lho cak, alhamdulillah tulisanku
diterima Gramedia, ini suruh datang untuk penandatanganan kontrak kerja” jelas
Basor sambil menunjukkan surat yang dipegangnya.
“Alhamdulillah, selamat dan sukses
terus mbah” Arsyid merangkulnya.
“Siap cak, pokoknya semangat terus”
terang Basor.
“Nanti kalau kesana tak anterin mbah,
mumpung mobilnya nganggur, bapak juga kayaknya nggak kemana-mana” Arsyid
menawarkan.
“Terima kasih cak” ucap Basor
bahagia.
“Ashiiaaappp” canda Arsyid.
Dua hal yang sangat penting dalam
melakukan perubahan hidup adalah niat dan juga tindakan nyata, karena akan
terasa percuma saja jika kita hanya membaca kumpulan kata-kata mutiara untuk
memotivasi diri kita tetapi tidak memanfaatkannya sebagai inspirasi untuk
diterapkan dalam kehidupan nyata.
Indahnya kata-kata mutiara akan
semakin terasa jika kita sandingkan dengan aksi nyata menuju kesuksesan, karena
kesuksesan pasti akan datang jika kita bersungguh-sungguh dan tak kenal kata
menyerah maupun putus asa.
---------------------------------------------
Tahun ini merupakan target buat Kang
Noor untuk melepas masa lajangnya, namun bagaimana mungkin untuk segera
menikah, jika hatinya masih kosong dan sendiri. Penantian yang begitu lama
disertai dengan doa, semoga bisa segera terwujud dengan penuh bahagia.
“Kang...nanti sore minta tolong
benerin lampu kamar nggih” pinta Vita.
“Lha kenapa mbak? mati atau rusak ?”
tanya Kang Noor.
“Nggak tau Kang, tahu-tahu nggak bisa
dihidupkan, mungkin saklar/kabelnya Kang” jelas Vita.
‘Nggih mbak, isya allah nanti sore,
ba’da Ashar nggih” ungkapnya menyanggupi.
Kang Noor dan Vita adalah santri yang
mengabdi di ndalem, sehingga interaksi diantara keduanya lebih sering terjadi,
selain itu Kang Noor juga tahu bahwa Vita di pesantren hanya tinggal menunggu
Ircham menghatamkan Al Qur’an saja, setelah khatam mereka berdua akan menikah.
“Mbak Vit..” panggil Kang Noor
“Apa Kang?” jawabnya
“He..he..he..” Kang Noor cengengesan
“Ada mbak-mbak yang siap diajak nikah
nggak?” tanyanya serius.
“Cie..sudah pengen nikah toh Kang?”
Vita balik tanya
“Nanti sore tak kenalkan sama Bu Ana,
ya kalau cocok sih” tawarnya pada Kang Noor
“Okelah kalau begitu” sambil
menunjukkan jempol tanda setuju.
Jodoh merupakan rizqi, kewajiban kita
hanyalah berikhtiar bukan menentukan. Kita diperintahkan untuk berusaha dan
berdoa dalam menemukan belahan jiwa, tetapi pada akhirnya Allah juga yang
menentukan.
-----
Adzan Ashar berkumandang keras dari
menara Masjid, Kang Noor segera bergegas mengambil wudhu dan berjamaah,
teringat dia berjanji dengan Vita untuk membantu memperbaiki lampu yang mati.
“Kang..Kang..itu lho yang pakai
kerudung kuning, yang namanya Bu Ana” tunjuk Vita
“Ehmm..cantik” ucap kang Noor lirih.
“Bagimana? mau kenalan?” Vita
menawarkan
“Besok saja mbak, kalau kenalan
sekarang nanti nggak jadi benerin lampu” Dia beralasan.
“Yakin? Nggak ada tawaran kedua lho”
gurau Vita
“Kenalanku langsung sama Abah kok
mbak, biar jelas” Elaknya.
Sebagai sarana yang obyektif dalam
melakukan pengenalan dan pendekatan, ta’aruf adalah jalan yang paling baik
untuk dilakukan, selain bertujuan saling mengenal satu sama lain dalam rangka
mengetahui karakter dan kriteria masing-masing, proses taa’ruf yang baik bisa
dilanjutkan ke jenjang khitbah kemudian sampai nikah.
---------------------------------------------
Arsyid bersiap untuk pergi menemani
Basor memenuhi undangan penandatanganan kontrak kerja, selain itu dia juga mau
mengurusi Paspor untuk perjalanan ke Al Azhar menghadiri Wisuda Ainun bulan
depan.
“Mbah nanti setelah urusanmu selesai,
temani aku ke kantor Imigrasi ya” ucap Arsyid
“Mau ngapain cak?” tanya Basor
“Ini mau memperpanjang Paspor Mbah,
Bulan depan mau ke Kairo, Ainun Wisuda” paparnya
“Siap cak” Basor mengiyakan
“Terkadang kita bertanya mengapa
hidup kita begitu berbeda dengan orang lain ya Mbah?” ungkap Arsyid pada Basor
“Ya bukan bebeda sih cak, mungkin
bukan karena mereka mengalami hal yang berbeda sehingga membuat hidup kita tak
sama, namun terkadang dari cara mereka merespon sesuatulah yang membedakan kita
dengan mereka” papar Basor
“Contohnya seperti ini cak, ketika
ada dua orang dihadapkan dengan masalah yang sama, kemudian diantara keduanya
ada yang memilih pasrah dan menyerah sedangkan yang lainnya memilih bangkit dan
berjuang, maka keputusan itulah yang memberikan hasil berbeda” imbunhnya
“Mantul Mbah” Jawab Arsyid setuju
Kehidupan manusia tak kan pernah
terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan dan
pengalaman. Semua itu bisa dijadikan pelajaran setiap manusia untuk menjadi
pribadi yang lebih baik, karena pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan
banyak hal, sehingga orang tidak jatuh di lubang kesalahan yang sama untuk
kedua kalinya.
“Mbah, kemarin pas tak tanya nikah,
kok pean jawab masih nunggu khatam? Memangnya sudah ada Mbah?” Arsyid serius
“Ha..Ha” tawa Basor
“Bisa sudah, bisa juga belum cak”
singkat Basor
“Kok bisa seperti itu?” kejar Arsyid
“Ya bagaimana lagi cak, kemarin pas
lebaran sebenarnya sudah matur sama Abah, kalau suka dengan Ifah dan Abah
membolehkan, tapi karena dia terjun mengambil Tahfidz, aku dilarang untuk
mengganggu ngajinya” jelas Basor
“Lha terus masalahnya?” timpal Arsyid
“Masalahnya sampai sekarangpun, Ifah
belum tahu kalau aku suka dengannya dan sudah matur Abah” sedih Basor
Rasa dalam diam tapi jadi pemicu
semangat, sangat jauh lebih baik dari pada cinta yang diumbar dengan kata-kata
tapi penuh kebohongan dan basa-basi.
---------------------------------------------
Perumpamaan orang hamil adalah
menunggu sesuatu yang sangat membahagiakan dengan penuh harapan. Hal yang
menarik adalah ketika istri mengalami hamil muda dengan pengorbanan yang luar
biasa.
Seperti itulah yang dirasakan Yanto
dan Azka, persiapan apapun mereka lakukan demi menanti bayi yang menjadi buah
hati bagi mereka berdua. Meskipun masa hamil adalah masa yang terasa berat,
namun mereka harus tetap merasa bahagia, karena kegembiraan mereka juga akan
dirasakan oleh bayi yang ada dalam kandungan.
“Mas, aku pengen durian” bisik Azka
manja
“Kemarin kan sudah mas belikan yank”
jawab Yanto
“Tapi pengen lagi mas, katanya kalo
ngidam harus dituruti lho mas, nanti anaknya ngiler” elak Azka pada suaminya
Ngidam merupakan kondisi dimana ibu
hamil tidak bisa mengontrol keinginan, karena dipengaruhi dengan meningkatnya
Peptida Opioid Endogen (POE) yang terkait dengan morfin di sistem saraf,
sehingga mereka cenderung lebih banyak keinginannya.
“Tapi mau beli dimana Yank? kan sudah
jam 9 malam” ungkap Yanto melihat jam tangannya
“Ya pokoknya pengen duren sekarang,
belikan sekarang mas” rengek Azka
“Iya iya sayangku” Yanto bergegas
keluar
Memenuhi permintaan Istri yang sedang
ngidam terkadang menjadi hal janggal bagi seorang suami, namun selama itu masih
bisa diusahakan dan tidak membahayakan bagi kesehatan Istri dan bayi, suami
harus siap siaga ketika muncul permintaan-permintaan aneh yang harus dipenuhi.
Disebutkan dalam kitab Khasiyatul
Bujairimi Alal Khatib karangan Syeh Sualiman Bin Muhammad bin Umar Al Buajirimi
bahwa “Sebaiknya suami menuruti selera perempuan hamil yang dikenal dengan
ngidam, seperti halnya ketika menginginkan yang asam-asam sebagaimana yang
menjadi adat kebiasaan”
“Gus, ini mau kemana?” tanya santri
yang duduk disamping Yanto
“Langsung ke Slumbung Kandangan saja
kang” jawabnya
“Beli durian lagi Gus?” tebak
santrinya
“Iya..Azka malam-malam pengen makan
durian” papar Yanto
Kampung durian Slumbung merupakan
salah satu primadona wisata yang terkenal dengan kualitas duriannya, tepatnya
terletak di Dusun Slumbung, Desa Mlangu, Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri.
Selain menyediakan Durian, disana juga banyak macam olahan makanan berbahan
durian seperti Wingko Durian, Es Krim Durian dan Pancake Durian.
---------------------------------------------
Kebahagiaan adalah milik mereka yang
memiliki impian dan ada perjuangan untuk berhasil mewujudkannya, dalam cinta,
jika kamu terlalu mencari yang sempurna maka kamu hanya akan menunda
kebahagiaan yang seharusnya bisa kamu dapatkan dari kesederhanaan. Mael semakin
bahagia mendengar kabar bahwa Ainun segera wisuda.
“Mas..alhamdulillah ujian hari ini
lancar, adik tinggal daftar wisuda saja” satu chat masuk di HP Mael
“Alhamdulillah dik, Insya allah Mas
jadi ikut ke Kairo” balas Mael
“Ye Ye Ye.. serius lho mas, adik
tunggu disini” chat balasan Ainun bahagia
“Iya..kemarin Mas sudah bilang ke Mas
Arsyid dan Bapak, alhamdulillah diperbolehkan” ungkap Mael
Notifikasi dari seseorang yang
disayang adalah pesan semangat tersendiri bagi mereka insan yang dirundung
kerinduan, berharap segera datang bertamu, menjelma lewat pesan singkat yang
menghempas rasa rindu.
“Adik tunggu kado terindah darimu
mas” pinta Ainun
“Emangnya pengen kado apa dik?” Mael
memastikan
“Pokoknya yang paling istimewa
menurut Mas” singkat Ainun membalas chatnya
“Kadonya Buku bergambar Garuda saja
dik..ha ha ha” emoticon tertawa mael memenuhi balasan chatnya
“Nah itu yang adik tunggu mas, hi hi
hi” Ainun mengiyakan seakan faham maksud kado yang diberikan.
Buku bergambar Garuda warna Merah dan
Hijau memang selalu menjadi idaman bagi setiap pasangan untuk sebuah ikatan
yang syah secara agama dan negara, karena terkadang ada sebuah nama yang selalu
tertulis di hati tapi tidak bisa tertulis di buku ini.
“Nanti kalau sudah pasti tanggal
wisudanya, kabari Mas nggih” tulis Mael dan segera menekan tombol Send
“Enggih Mas” pesan balasan Ainun
seketika
_____
Ditempat lain, Abah meminta Gus Adnan
untuk mengisi acara Selapanan Khotmil Qur’an yang dilaksanakan di Musholla,
karena Ustadz yang biasanya membaca Al-Qur’an sedang sakit.
“Le..Besok ngaji semaan 30 Juz ya,
Pak Furqon izin karena habis jatuh” pinta Abah
“Insya Allah Bah” Gus Adnan
mengiyakan
“Besok dimulai ba’da subuh saja,
nanti biar selesainya tidak terlalu sore” Abah mengarahkan
“Enggih” jawab Gus Adnan ta’dim
---------------------------------------------
Suatu hal yang sangat menyulitkan
adalah ketika kita menaruh perasaan pada seseorang namun kita tak tahu
bagaimana cara untuk tetap mempertahankan rasa pada hati. Situasi itulah yang
dirasakan Ifah, rasa itu setiap hari semakin menyebar kemana-mana, perasaan
aneh yang mungkin tidak jauh beda dengan yang dulu, ketika dia menaruh
perasaannya kepada Mael.
“Mbak..Ayo ke Musholla” Ajak Vita dan
Alifa
“Iya mbak...nanti tak nyusul sama
Mbak Ana” Jawab Ifah seadany
“Mbak Vit, itu yang ngaji kok bukan
suaranya Pak Furqon?” Ifah balik tanya yang dari tadi penasaran
“Memangnya kenapa? kan biasanya yang
ngaji juga Pak Furqon!” bantah Alifa
“Itu bukan suara Pak Furqon mbak..
suara pak Furqon tidak seperti ini” jelas Ifah memahamkan
“Mbak If..mbak Lif... itu yang ngaji
Gus Adnan, Pak Furqon sakit, jadi Abah menyuruhnya untuk menggantikan beliau”
papar Vita jelas
“...” kaget bahagia bercampur aduk
yang Ifah rasakan
Kebahagian tidak diciptakan dari
sebuah tugas besar yang ada pada diri masing-masing, namun dibuat dari hal-hal
kecil yang telah menjadi kebiasaan yang memenangkan dan mengabadikan hati serta
menjamin kesenangan. Layaknya hati yang sedang jatuh cinta, hal sepele dan
kecil dari seorang yang dicintaipun akan menjadi kebahagian buat pecintanya.
“Beneran Gus Adnan Mbak Vit” kejar
Ifah memastikan
“Iya iya..Makanya ayo ke musholla”
seakan Vita tahu kebahagiaan yang dirasakan Ifah
“Yuk mbak” Ifah langsung berdiri
seketika
“Mbak An...Aku berangkat sama Mbak
Vita dan Alifa, nanti sampean nyusul ya” teriak Ifah pada Ana yang masih di
Kamar Mandi
“Iyaaa” sahut Ana mengiyakan
Dalam setiap keindahan, selalu ada
mata yang memandang, dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar,
dan dalam setiap kasih, pasti selalu ada hati yang menerima. Ketika kamu diam
pun merasakan kenyamanan, berarti kamu telah menemukan seseorang yang special.
“Walmukhsonatu minan nisa’i illa ma
malakat aimanukum..” lantunan bacaan Al
Qurannya semakin terdengar jelas
“Mbak ayo..sudah juz 5 itu” ajak Ifah
sambil berlari
“Masih lama mbak, kan kurang 25 lagi”
ucap Alifa santai
“Lho?” Ifah kaget berhenti
“Berarti nanti yang baca Gus Adnan
semua?” Ifah kembali memastikan
“...” Vita hanya mengannguk
---------------------------------------------
Cinta tak pernah memandang dan
menentukan kepada siapa mereka menghampiri, karena cinta tak pernah bisa
melihat, cinta seperti bunga yang mekar dikala musim semi menyambut sangat
indah, hadirnya menyerupai mentari yang menyambut pagi, menghangatkan hati
melewati setiap malam yang sunyi dan sepi.
Sejak kali pertama berjumpa, Ana
merasakan ada satu rasa berbeda yang mengisi hatinya, ada satu keindahan yang
mungkin sulit ia gambarkan untuk menyatakan apa yang ia rasakan. Hanya sebuah
angan, lamunan dan bayang-banyang yang bisa ia tuangkan dalam sebuah tulisan.
Logiku tak sanggup untuk menafsirkan
rasa ini
Bibir ini tak mampu menjabarkan cinta
ini
Namun mata dan hati ini tak bisa
dibohongi
Bahwa kau telah menaklukkan hatiku
yang sunyi
Lukismu begitu jelas dihadapku
Indahmu sanggup menghiasi kedua
pelupukku
Tingkah santunmu mampu membius ragaku
Hanya ada kamu dan kamu yang selalu
menghiasi pikiranku
Mungkinkah aku telah menjadi korban
cintamu?
Aku begitu menggila ketika memori
akalku mengitari selalu
Kau memang penakluk cinta sejati
Aku rela kalah demi hati berbunga
bisa mendampingimu
Aku begitu yakin mampu menikmati
kekalahan yang indah ini
Izinkan aku untuk meraih kebahagian
bersamamu
Laukanal hubbu kalimatun tuktabu,
lantahat aqlami, walakinnal hubbu rikhun tahub
Laisal hubbu an nabqo daiman bijanibi
man nuhibbu, walakinnal hubbu an nabqo fi qolbi man nuhib
“Mbak” Alifa membuyarkan lamunannya
“Lagi mikirin apa?” tanya Alifa pelan
“Hehehe” senyum Ana terbangun dari
lamunan indahnya
“Jangan-jangan...” tebak Alifa
menggantung
“Doakan saja Mbak” bisik Ana pelan
“Tapi kan...Mbak Ifah juga..” Alifa
semakin menerka-nerka
“Allah selalu mengatur skenario yang
terbaik buat hambanya, nikmati saja prosesnya” jawab Ana seketika
“Kemarin lulus kan?” tambahnya
mengalihkan pembicaraan
“...” Alifa hanya menganggukkan
kepala
“Kalau sampean suka, berarti
nanti...” batin Alifa hawatir
“Sudah sudah, revisinya diselesaikan”
Ana membuyarkan
Terkadang kita tidak tahu apa yng
menjadi pikiran orang yang sedang jatuh cinta, hanya saja kita sering
menafsirkan yang sesuai dengan diri kita masing-masing, cinta bukanlah kata
murah dan lumrah yang dituturkan dario mulut ke mulut, tapi cinta adalah
anugrah tuhan yang indah dan suci jika kita dapat menilai kesuciannya.
---------------------------------------------
Pendidikan yang tinggi adalah hak
dari semua orang dan impian banyak orang, tidak terkecuali seorang wanita,
pendidikan adalah salah satu faktor penring dalam menentukan kemajuan bangsa,
karena dengan pendidikan masyarakat berfikir lebih maju, bermoral dan mampu
bersaing dengan negara lain. Bagi seorang wanita, entah akan berkarirt atau
menjadi ibu rumah tangga, mereka wajib berpendidikan tinggi karena ia akan
menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Satu minggu lagi Ainun akan wisuda,
sesuai rencana awal Ainun akan langsung kembali ke Indonesia bersama
keluarganya, bagi Zahra mungkin ini adalah suatu kabar yang buruk, karena
selama ini Ainun yang telah menemaninya untuk mengenalkan lebih dalam tentang
Mesir dan Al Azhar.
“Mbak..besok setelah wisuda jadi
langsung ikut pulang?” tanya Zahra pelan
“Iya Ra..tiketku juga sudah dipesankan
sama masku, jadi nanti sehari setelah wisuda langsung pulang ke Indo” jawab
Ainun semangat
“Setelah itu, sebulan kemudian Insya
Allah aku akan nikah, tambah doanya ya Ra, semoga lancar semuanya” tambahnya
“Kamu kan disini sudah lumayan banyak
temennya, jangan pernah putus asa, semangat yang rajin” Ainun menasehati
“Tapi mbak?” ungkap Zahra menggantung
“Tapi kenapa Ra? dulu aku juga disini
tak ada kenalan sama sekali, namanya rindu tetep pasti ada, dan itu harus kamu
kalahkan dengan impianmu sendiri” jelas Ainun
Rindu adalah sebuah rasa kalbu yang
entah kapanpun itu bisa datang disetiap waktu, terkadang rasa rindu memang
sangat menyiksa, namun disisi lain, melalui rasa rindu itulah, kamu bisa sadar
bahwa kebersamaan memang selalu diharapkan demi sebuah kebahagiaan.
“Aku diminta pulang sebentar mbak”
Zahra sedih
“Acara apa Ra? Penting atau tidak?”
kejar Ainun
“...” Zahra menggelengkan kepala
“Tidak penting? Kalau memang tidak
terlalu penting, bilang saja tidak bisa, tapi kalau terpaksa harus pulang, sekalin
besok bareng aku saja Ra” saran Ainun
“Tidak tahu mbak” Zahra memperjelas
“Dipastikan dulu saja Ra, mumpung ini
masih ada waktu” Ainun memeluknya
Dalam menuntut ilmu, pasti akan silih
berganti godaan dan rintangan, semuanya akan datang bagi mereka yang tekun dan
rajin, tapi lebih menyerang bagi mereka yang hanya bermalas-malasan.
---------------------------------------------
Merelakan segala sesuatu yang hilang
dan pergi berarti membuatmu membuka pintu kembali bagi yang baru dan tentu
lebih baik. Dunia merupakan tempat ujian, jangan pernah berhenti untuk
memaknainya.
Selain untuk mencari barokah di
pesantren, tujuan Abuya KH. Nur Cholis menitipkan Gus Adnan adalah agar segera
mendapatkan pendamping hidup untuk bisa dijadikan istri dan fokus melanjutkan
pesantren di Kediri. Memang Gus Adnan tidak pernah cerita atau sekedar meminta
saran kepada Abuya perihal pendamping hidupnya, berbeda dengan Azka yang selalu
cerita ketika ada lelaki menyukainya.
“Asslamualiakum mbah” sapa Gus Adnan
mengagetkan
“Waalaikumsalam” jawab Basor seketika
“Ada angin apa Gus? tidak seperti
biasanya sampean kesini” tambah Basor
“Sekedar mengisi liburan sore mbah,
setelah seharian tadi ngaji” ungkap Gus Adnan
“Silahkan duduk Gus! Kopi, Teh, Susu
atau Jus?” Basor menawarkan
“Santri ya pasti Ngopi lah mbah”
jawabnya
Kopi bukanlah sekedar minuman biasa,
filosofi kopi mengandung makna tersendiri bagi penikmatnya, kopi adalah sebuah
karya yang bernilai, dari kopi kita belajar tentang kehidupan, kopi yang nikmat
tentu tidaklah melalui proses yang instan dan juga membutuhkan kesabaran. Jenis
kopi yang beragam dan cita rasa yang berbeda membuat kopi sebagai masterpiece
bagi pengolahnya.
“Sebenarnya aku kesini ada perlu
sedikit dengan sampean” Ungkap Gus Adnan
“Kayaknya penting ini Gus” tebak
Basor sambil menyuguhkan kopinya
“Tidak sepenting Pemilu tahun ini sih
mbah, tak seribut Kampret dan Cebong yang selalu membenarkan pilihannya” tawa
Gus Adnan
“Hanya sekedar mau tanya mbah,
sampean disini sudah lama, pasti lebih tahu tentang pesantren dan para santrinya
dari pada aku yang baru beberapa hari disini” Gus Adnan serius
“Memang mau tanya tentang apa Gus?”
Basor penasaran
“Sampean tahu Nasywa Syifa Syarifah
kan?” Imbuh Gus Adnan memastikan
“Ya pasti lah Gus” jawab Basor mantab
“Memangnya ada apa dengannya Gus?”
kejar Basor
“Sampean bisa bantu aku kan mbah, aku
pengen tahu orangnya” pinta Gus Adnan
“......” hati Basor bergetar dan
hanya menganggukkan kepalanya.
---------------------------------------------
Kebahagian memenuhi hati keluarga H. Badawi,
tepat hari ini Ainun diWisuda dan alhamdulillah semua keluarga bisa hadir, tak
terkecuali Mael yang ikut ke Kairo, untuk menyaksikan prosesi wisuda. Acara
berjalan dengan lancar tanpa ada halangan apapun, setelah prosesi acara wisuda
mereka ingin mengadaklan syukuran kecil, sekedar untuk makan dan kumpul
bersama.
“Bapak..ini perkenalkan teman Ainun,
dia asli Demak” ungkap Ainun sambil menunjuk Zahra
“Namanya siapa?” tanya H. Badawi
“Zahra” jawabnya sambil bersalaman
“Insyaallah besok mau balik ke
Indonesia bareng Pak” tambah Ainun
“Kok balik kenapa?” sahut Arsyid yang
dari tadi memperhatikan
“Ada acara penting mas, Bapak minta
untuk pulang sebentar” jawab Zahra santun
“Alhamdulillah tuh Mas” bisik Mael
pada Arsyid
_____
Malam hari adalah malam yang indah
untuk dinikmati di negara subtropis seperti Mesir, suhunya sedang sesekali
angin menyentuh kulit dengan kelembutannya, bintang-bintang malu mengintip
menjadikan suasana semakin nyaman dan menenangkan jiwa.
“Maksudmu kemarin siang apa Bang?
ketika Zahra mau bareng, kok malah Alhamdulillah!” buka Arsyid setelah meneguk
minuman Asyir Ashob, minuman yang dibuat dari sari tebu murni
“Tanya Dik Ainun saja Mas” jawab Mael
senyum
“Kok malah tanya Ainun?” Arsyid
penasaran
“Tanyain kalu Zahra masih Single apa
sudah ada yang punya..hahaha” tawa Mael
“Ya memang cantik sih Bang” gumam
Arsyid
“Nah itu tahu Mas” ejek Mael
Seberapapun kita kenal, seberapapun
kita berharap dan seberapapun cinta jika memang bukan orang yang tepat maka
akan selalu ada cara untuk dijauhkan, namun sebaliknya seberapun kita tak
kenal, seberapapun tak ada keperluan dan seberapun kita benci, jika memang dia
orang yang tepat maka akan selalu ada cara untuk didekatkan.
“Sampean kan juga jomblo” gurau Mael
“Bukannya jomblo Bang, tapi memang
adatnya harus adik perempuan dulu yang nikah” elak Arsyid
“Memangnya kalau diminta nikah
sekarang, sudah ada calon?” Mael semakin memojokkan Arsyid
“Ya belum sih..haha” jawabnya
Segala saesuatu yang baik selalu
datang disaat terbaiknya, tidak lebih cepat dan tidak lebih lambat, itulah
kenapa rasa sabar harus disertai dengan keyakinan.
---------------------------------------------
Waktu terkadang terlalu lambat bagi
mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang
gundah dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi mereka yang selalu
mengasihi, waktu adalah sebuah keabadian.
Ainun sekeluarga beserta Zahra tiba
di Bandar Udara Ahmad Yani sekitar pukul 10.15. setelah mengambil bagasi di
kompartemen kabin, mereka bersama berjalan menuju gedung, di depan Zahra sudah
dijemput keluarganya. Zahra berpamitan kepada H. Badawi untuk melanjutkan
perjalanan ke Demak, sementara Ainun dan keluarga segera untuk pulang ke
Ambarawa.
“Mbak Vitaaa” panggil Ainun ketika
melihat sahabatnya berjalan didepan masjid
“Selamat ya Mbak” Vita memeluknya
“Pokoknya nanti malam harus ke
pondok, ku tunggu cerita bahagiamu” tambah Vita
“Ok mbak” jawab Ainun gembira
“Awas kalu sampai lupa” ancamnya
“TUMAN” ejek Ainun pada Vita
Sahabat yang baik merupakan orang
yang sudah kita percaya selama ini dan membuat hari kita menjadi lebih tenang,
dia menjadi tempat untuk berkeluh kesah dan berbagi kesedihan serta
kebahagiaan. Hubungan persahabatan memang tak pernah lekang dimakan oleh waktu,
namun jika masing-masing harus mengejar mimpinya, pasti waktu berkumpulpun akan
semakin sedikit. Disitulah sebuah rasa rindu dengan sahabat akan semakin besar.
“Nun..ini bukunya Zahra lupa tak
kembalikan” Ungkap Arsyid pada adiknya
“Lho..kapan pinjamnya mas?” tanya Ainun
“Mas pinjamnya kemarin pas di
pesawat, nanti tolong disampaikan ma’af Mas sama Zahra” Pinta Arsyid sambil
mengulurkan bukunya
“Mas Arsyid modus, nggak mau ah,
minta ma’af aja sendiri” elak Ainun
“Modus gimana maksudnya? Mas kan baru
kenal 3 hari belakangan Nun, gimana mau minta ma’af” jelas Arsyid
“Ini tak kasih Nomoh Hp-nya saja Mas,
nanti silahkan dikembalikan sendiri, kan Ainun sudah nggak balik ke Mesir lagi”
Ainun menawarkan solusi terbaiknya
“Tapi kan Nun”
“Eiits tidak ada tapi-tapian, udahlah
Mas, aku mau istirahat” potong Ainun
Jodoh memang rahasia Allah tanpa ada
yang tahu kapan dia datang menghampiri setiap hambanya, Allah mempertemukan
dengan orang yang salah pada awalnya dan mempertemukan dengan jodoh yang sesuai
pada akhirnya. Itulah tanda sayang Allah kepada hamba-Nya.
---------------------------------------------
Rasa bahagia dan sedih selalu kita
rasakan disetiap momentum perjalanan hidup kita, bahkan tak ada seorangpun yang
selalu merasakan kebahagian secara berkepanjangan, sebaliknya tak ada pula
orang merasa sedih berkepanjangan, karena kedua rasa itu diciptakan untuk
saling berkesinambungan serta dirasakan silih berganti dalam kehidupan.
Bahagia, satu kata yang sangat
sederhana namun selalu didambakan kehadirannya oleh setiap insan. Kebahagiaan
adalah sebuah fitrah yang melekat bagi setiap hamba untuk senantiasa dirasakan,
tak terkecuali Alifa.
“Mbak If... besok sore temeni aku ke
Koprasi An Nahwa ya” pinta Alifa kepada Ifah
“Mau beli apa mbak?” tanya Ifah
sambil beranjak meletakkan mushafnya di atas almari
“Mau cari kerudung buat wisuda besok,
kemarin ternyata warnanya kurang cocok dengan kebayaku” papar Alifa
“Cie yang mau wisuda, ribet banget”
sahut Ana yang dari tadi sibuk mengoreksi jawaban tes murid-muridnya
“Kados kulo mboten nate mawon”
nyinyir Alifa
“Ha ha ha” tawa Ana
“Enggih mbak, nanti sekalian aku juga
mau beli peralatan mandi” jawab Ifah pelan
“Selamat ya mbak, sekarang namanya
sudah Nur Alifa Handayani, S.Pd nih” tambah Ifah
“Makasih mbak, semoga sampean juga
segera wisuda tahfidznya” Alifa mendoa’akan
“Amiin”
Do’a dan usaha yang disertai
kesabaran serta restu orang tua dan semangat teman adalah kunci keberhasilan
yang paling baik. Selepas usaha dan do’a, ingatlah Allah selalu dan senantiasa
memberi yang terbaik. Dalam setiap lantunan do’amu yang kau ucap akan
senantiasa terjawab pada masa yang tepat.
--------
Sementara di koperasi An Nahwa, Basor
masih berfikir dengan perasaan khawatir, ada apa dengan Gus Adnan, apakah dia
juga suka kepada Ifah atau sebaliknya, Basor hanya menerka-nerka saja. Memang
pada dasarnya khawatir adalah sikap berfikir yang berlebihan atau cemas dan
takut terhadap suatu masalah maupun situasi yang tidak mengenakkan. Namun rasa
khusnudzon dan pasrahnya selalu menjadi pilihan yang paling tepat untuk
dilakukan. Hati kadang dapat melihat apa yang tak dapat dilihat oleh mata,
tetapi berfikir positif akan membiarkan kita untuk melalukan segalanya dengan
lebih baik karena drama yang baik selalu berawal dari pikiran yang baik pula.
---------------------------------------------
Keberanian dapat diartikan sebagai
suatu tindakan mengambil keputusan secara cepat dan tepat dengan memiliki
resiko pada tindakan tersebut. Ibarat tubuh dan bayang-bayang yang selalu
mengikuti kemanapun akan pergi, seperti itulah sebuah keberanian dan kehidupan
manusia sehari-hari. Hidup tanpa keberanian adalah hidup yang sia-sia.
“Ada apa le?” tanya Abah kepada Kang
Noor yang sedari tadi menunggu
“Hehehe, sebelumnya minta ma’af Bah,
Bapak Ibuk sudah menyuruh untuk menikah, tapi..” papar Kang Noor menggantung
“Lha sudah ada calon?” sela Abah
seakan tahu maksud dari Kang Noor
“....” hanya senyum yang menjadi
jawabannya
“Sebenarnya, kalau Abah meridhoi dan
merestui dengan Mbak...” ungkapnya pelan
“Nanti dulu, Abah juga ingin
mengenalkanmu dengan Ana” Abah memotong ungkapan Kang Noor yang belum sempat
menyebutkan nama gadis yang disukainya.
“Nggih itu Bah” bahagia hati Kang
Noor
Kyai tahu apa yang terbaik untuk
santrinya, sebelum mengutarakan apa maksud dan harapan yang terbaik buat
dirinya. Ketika kita yakin dengan apa yang menjadi tujuan kita, maka Allah
pasti akan memudahkan kita untuk meraih tujuan terbaik itu sendiri. Perkenalan
Kang Noor untuk menjadikan Ana sebagai Istri, yang langsung kepada Abah
merupakan sebuah keberanian yang besar dan resiko yang tinggi, karena Kang Noor
sendiripun belum tahu pasti kepribadian dari Ana.
“Jum’at depan kesini lagi ya, nanti
Abah tanyain Ana dulu” kode Abah sekan merestui Kang Noor
“Nggih Bah” jawabnya dan berpamitan
-----
Di tempat lain, Yanto bersiap untuk
mengikuti acara do’a bersama dalam rangka Ngapati masa kehamilan istrinya Azka.
Ngapati merupakan budaya dan adat dikalangan masyarakat ketika seorang wanita
hamil menginjak bulan keempat. Selain sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah,
juga sebagai salah satu do’a memohon kepadaNya yang dikhususkan untuk ibu dan
bayi yang ada dikandungan agar diberi kesehatan dan keselamatan.
“Azka ayo cepat” panggil Umik
“Iya umik, sebentar baru ganti
Kemben” jawab Azka dari balik pintu kamarnya
“Telur ayamnya sekalian dibawa” pinta
Umik pada Azka
“Nggih” balasnya
Selain doa dengan membaca ayat al
Qur’an tradisi ini juga dimulai dengan memandikan Azka dengan air bunga dan
ditaruhkan telur dipangkuannya, dengan harapan kebahagian selalu menyertai
keduanya.
---------------------------------------------
Tidak ada hal yang sia-sia apabila
sesuatu dikerjakan dan dijalankan dengan penuh keseriusan. Setiap manusia pasti
mempunyai cerita hidupnya sendiri, namun semangat dan kerja kerasnyalah yang
menentukan apa yang akan terjadi nantinya, karena semangat hari ini adalah
investasi untuk masa depan yang cerah. Tinggal 4 Juz, Ircham akan menghatamkan
hafalannya, mungkin akhir tahun ini dia bisa ikut Chaflah di pondok pesantren.
“Bang kapan pulangnya?” sapa Ircham
ketika melihat sahabatnya Mael sedang duduk di depan asrama
“Kemarin Say, kamu kemana saja kok
baru kelihatan?” tanya Mael balik
“Biasa Bang, ngaji tambahan sama
Ibuk” jawabnya
“Jadi ikut khataman tahun ini kan?”
kejar Mael
“Insyaallah, do’anya Bang, berarti
sekarang Ainun sudah dirumah Bang” Ircham kembali bertanya
“Iyalah Say, kemarin sekalian ikut
pulang kesini” Mael mempersilahkan Ircham duduk
“Terus jadi kapan nih Bang” Ircham
mengintrogasi
“Kalau keluargaku sih siap-siap saja
Say, ini nunggu kepastian dari keluarganya Ainun” jawab Mael seakan faham
dengan maksud sahabatnya
“Lancar semuanya Bang, do’akan aku
untuk segera menyusul” pintanya
“Ashiiiiaapp” Mael mengacungkan
jempolnya
Pada hakikatnya dalam sebuah ikatan
cinta, dicintai harus berbanding lurus dengan mencintai. Ketika kamu berhasil
dicintai maka sebegitulah kamu harus mencintai. Dan jika kamu senang dicintai,
percayalah yang memintamu mencintai sebegitu pula kamu akan dicinta.
“Vita apa kabar Say?” tanya Mael
“Insyaallah dia akan menunggu khatam
Bang, semoga rasa sayangnya tetep istiqomah untukku, dan akan ku pinang dia
dengan Al Qur’an” jawab Ircham pasti
“Mantul sekali” sambung Basor yang tiba-tiba
muncul di depan membawa makanan
“Dari mana mbah? Koprasi tutup?”
Ircham seketika memastikan
“Buka seperti biasa, cuma digantiin
santri” paparnya
“Ini ada syukuran sedikit,
alhamdulillah besok bukuku terbit, do’akan semoga terjual banyak, biar tahun
depan bisa nyusul Bang Mael untuk menghalalkan dia” ucapnya sambil memberikan
kresek putih yang dibawanya
“Amiin” Mael dan Ircham serentak
mengamininya
Jalan terindah dari sebuah kehidupan
adalah mensyukuri apa yang telah kita jalani setiap hari tanpa ada penyesalan
diri, bahagia adalah milik mereka yang mampu menemukan hal sederhana dalam
hidupnya dan selalu bersyukur atas apa yang mereka terima.
---------------------------------------------
Jika telah ada akar yang tertanam
dalam kalbu, maka cabangnya adalah lidah yang berperan sebagai pemberi kabar,
Vita mungkin sudah tahu tentang rencana Ircham yang akan khataman akhir tahun
ini, kebahagian itu tidak bisa dia sembunyikan, Vita semakin yakin dengan
pilihan Abah untuknya, demi menggapai barokah dan ridho untuk masa depannya
kelak.
“Mbak Vit, tadi ibuk ngendikan kalau
besok Kang Ircham akan ikut khataman” papar Ifah sepulang dari Ngaji
“... Alhamdulillah, sampean juga
khataman tahun ini?” senyum canda Vita kembali
“Mulai saja baru kemarin, sudah bahas
khatam mbak mbak” kesalnya
“Baru mulai kok sudah tergoda cowok”
gurau Vita pada Ifah
“Bukan tergoda mbak, semakin banyak
rintangan dan halangannya maka semakin bangga kalau nanti kita bisa juara” jelas
Ifah balik
“Itu tau, kalau ada jalan yang lurus
dan cepat sampai untuk jadi juara kenapa harus milih yang banyak halangan dan
rintangannya” Vita membalikkan
“Biar lebih menantang kok” ejek Ifah
“Padunya..” ungkap Vita
“Lha Kang Basor mbak?” Ifah mengingatkan
Vita pada seseorang yang selalu dia sebut dalam do’anya dulu
“Mungkin ini jalan terindah yang
Allah pilihkan untukku, aku yakin ini skenario terbaiknya” jelas Vita
“Sampean mau?” tawar Vita pada Ifah
“Ha Ha Ha, Dia terlalu tua untukku”
Ifah tertawa
Vita sebenarnya tahu kalau Basor suka
dengan Ifah, dia juga tahu Basor sudah bilang kepada Abah perihal rasa sukanya
kepada Ifah, namun Vita lebih tahu tentang karakter dan sifat dari Basor, dia
orang yang tidak mau menjadi penghambat dan penggangu seseorang dalam
mewujudkan cita-cita, apalagi cita-cita Ifah untuk menghaflkan Al Qur’an, dari
sekian mbak pondok mungin hanya Vita yang tahu tentang hal ini, karena dia
pernah mendapatkan pesan dari Basor agar tidak mempublikasikannya.
“Lebih milih Gus adnan?” puji Vita
“He he he iyalah mbak Vit, Lebih
Muda, Pinter, Sholih, dan lebih tampan hihi” ungkap Ifah sambil senyum-senyum
sendiri
“Enggih Mbak Nasywa Syifa Syarifah”
Vita mengalah
“Selamat berjuang mendapatkan
cintanya Gus Adnan, semoga berhasil” tambahnya
---------------------------------------------
Dalam sebuah hubungan, komunikasi
yang baik merupakan bumbu yang akan membuat hubungan itu semakin bahagia.
Proses komunikasi di era digital dan kemajuan seperti sekarang ini, bisa
dilakukan setiap insan kapanpun dan dimanapun dia berada. Arsyid memberanikan
diri untuk mengirimkan pesan kepada Zahra, sebagai tanda permintaan ma’afnya
karena lupa mengembalikan buku yang dipinjamnya.
“Assalamualikum Wr Wb.. Sebelumnya
minta ma’af yang sebesar-besarnya nggih, kalau kemarin lupa mengembalikan
bukunya, tak titipkan adekku ternyata malah suruh mengembalikannya sendiri.
Arsyid” tulisnya dan segera mengirimkan pesan pada nomor yang sudah dikasih
oleh Ainun
“Aku harus bagaimana? mungkin ada
solusi?” tambahnya setelah beberapa saat belum ada balasan
“Waalaikumsalam Mas.. tidak apa-apa
kok Mas, kemarin juga terburu-buru pulang karena sudah dijemput, sehingga Mas
Arsyid juga mungkin lupa, dibawa dulu saja Mas, besok kapan-kapan kalau ketemu
lagi saja” tulis Zahra sebagai balasan
“Mungkin buku penting untuk literatur
dalam kuliah, kan bisa tak kembalikan ke rumah” balas Arsyid
“Tidak kok Mas, tapi kalo memang mau
main ke Demak ya nggak apa-apa sih” gurau Zahra
“Insyaallah, selain sebagai tanda
permintaan ma’af dan itung-itung silaturrahim hehe” balas Arsyid pasti
Perkenalan adalah awal tentang
sesuatu yang baru, buatlah kesan yang bik ketika perkenalan itu datang, karena
kesan pertama adalah hal yang utama dari awal sebuah perkenalan. Cinta hadir
karena adanya sebuah perkenalan, bersemi karena ada perhatian dan bertahan
karena memiliki kesetiaan, namun cinta bisa saja gugur karena adanya
kebohongan. Cinta bukanlah tentang berapa lama kamu mengenal seseorang, tapi
tentang seseorang yang membuatmu tersenyum sejak kamu mengenalnya.
----
Sementara itu, senja di pesantren
semakin terlihat indah, jingga yang perlahan tenggelam dan semesta sibuk
menyambut kehadiran malam, para santri lalu lalang untuk sekedar bercengkrama
menghabiskan sore didepan asrama.
“Disaat senja yang kau tatap, ada
rindu yang kutitip” gumam Basor
“Tak bertemu bukan berarti tak rindu,
tak menyapa bukan juga berarti lupa, karena tentangmu selalu lebih dulu ku
utarakan lewat do’a” batin Basor bergerumuh
“Kang” sapa seorang santriwati yang
berdiri didepannya, menggusarkan lamunannya
---------------------------------------------
Ifah dan Alifa sudah di Koperasi An
Nahwa untuk membeli perlengkapan dan kebutuhannya masing-masing. Melihat Basor
yang merenung dengan tatapan kosong, Ifah memanggilnya untuk segera menghitung
barang belanjaan yang sudah diambil dari etalase koperasi.
“Kang..ini sudah semua, dijadikan
satu saja nggih” ucap Ifah sambil menaruh barang belanjaan, disusul Alifa yang
menaruh kerudung pilihannya
“Eng...enggih” jawab Basor kaget dan
mulai merapikan peci hitam yang hendak jatuh dari kepalanya
“Ngelamunin apa kang?” tanya Ifah
memastikan
“hehe ma’af mbak” Basor gugup
“Ngelmanunin ceweknya itu mbak” tebak
Alifa yang berdiri disamping Ifah
“Totalnya Rp 89.000 mbak” ucap Basor
sesekali melihat senyum khas Ifah
“Iya kang” Ifah menyodorkan selembar
uang 100.000
Cinta memang selalu sulit untuk
diartikan, terkadang para pecinta selalu punya arti tersendiri untuk
mengartikan makna dari cinta itu sendiri. Cinta selalu membuat tersenyum ketika
kau membayangkannya, membuat tertawa dalam hati ketika kau mengingat percakapan
bersamanya, dan kadang membuat jantung berdebar cepat saat kau rangkai tatapan
mata dan senyum hangat yang ada didalam benak para pecinta.
“Ini kembaliannya mbak, terima kasih”
ungkap Basor sopan
“Enggih” jawab Ifah dan segera
beranjak melangkah keluar
“Subhanallah” batin Basor dalam hati
“Mengagumimu dalam diam adalah salah
satu caraku untuk belajar tentang sebuah ketulusan, jangan kau kira mudah
menepis ego untuk memiliki, ketika hati ini masih selalu terpenuhi oleh
bayangmu. Mengagumimu hanyalah biasa kulakukan dengan mengunci mulutku ketika
berada didepanmu, agar hanya kepada tuhan saja aku mengaku” ucap Basor lirih
---
Dari lorong pojok Asrama, seorang
santri berjalan menuju koperasi, seseorang yang tak asing lagi bagi Ifah, dari
cara berjalannyapun, Ifah sudah bisa menebaknya kalo itu adalah Gus Adnan, Ifah
mulai mempercepat langkah kakinya untuk sekedar hanya bertemu dan bertatap
dengan seseorang yang dikaguminya.
“Mbak If..mbak..Itu kayak Gus Adnan”
bisik Alifa kepada Ifah
“...” tanpa jawaban dan hanya
mempercepat langkahnya, sesekali menata kerudungnya yang mulai tidak simetris
demi sebuah penampilan dihadapan orang yang dikaguminya.
“Mbak dia kesini” ungkap Alifa
---------------------------------------------
Seseorang memang terkadang memiliki
peranan penting dalam sebuah kehidupan, ia bisa membuat untuk merasakan kebahagiaan
sekaligus kesejahteraan, mamantapkan niat untuk membawa sebuah hubungan ke arah
yang serius tentu menjadi harapan bagi dua insan yang sedang menjalin hubungan.
Bermodal kemantapan baik hati maupun materi, Mael akan segera menghalalkan
Ainun dengan sebuah ikatan syah menurut agama dan negara yaitu pernikahan.
Pernikahan bagaikan rantai dari
cincin emas yang diawali dengan secerah sinar terang yang kemudian diakhiri
dengan sebuah keabadian, cinta hanya bisa dibuktikan dengan dua jalan
menghalalkan atau mengikhlaskan.
“Ya Akhina Ahmad Rasqi Ismail Yahya
ankahtuka wa zawajtuka mahtubataka Ainun Hilda Hamahyra binta H. Badawi
biwaliyyi abiha alladzi qod wakkalani fi hadzal aqdi bi mahri adawatis sholah
wa miata milyuna rubiyaatan khalan“ Abah menggerakkan tangannya
“Qobiltu nikakhaha wa tajwijaha li
nafsi bi mahril madzkur khalan” jawab Mael dengan tegas
“Barokallahulakuma wa baroka alaikuma
wajama’a bainakuma fi khoir” para hadirin mengamininya
“Alhamdulillahirobbilalamin” ungkap
Ainun pelan diikuti dengan usapkan kedua telapak tangan ke wajahnya
“Alhamdulillah sekarang sudah syah
menjadi Bu Mael mbak” canda Vita yang ada disebelahnya
“....” Ainun menunjukkan senyum
kebahagiaan
Pernikahan adalah Mitsaqan Ghalizha,
suatu perjalanan kuat dan suci agar dimaknai sebagai ikrar yang tidak
main-main. Saat yang paling bahagia dan terbaik dalam hidup adalah ketika kita
dipertemukan dengan orang yang hatinya penuh dengan kesabaran, yang selalu
mema’afkan dan tak pernah membiarkan kita merasa berjuang sendirian.
“Selamat ya Mbak, aku yakin kamu
pasti orang yang paling bahagia hari ini” Ifah menyalami
“Terima Kasih mbak,, yakinlah
skenario Allah itu sangat indah” Ainun memeluknya
“Selamat Kang, samaraba nggih” ungkap
Ifah pada Mael
“Segera menyusul ya, udah ada yang
nunggu lama lho” celetus Mael
“....” Ifah seketika bertanya-tanya
dalam hati
Ketika seorang wanita telah ikhlas
untuk dipersunting itu artinya dia telah siap untuk hidup bersama laki-laki
pilihannya, maka baik dan buruknya dia semua tergantung pada kebajikan laki-laki
tersebut dalam membimbingnya. Tentukan pilihanmu sebelum pilihan itu menentukan
hidupmu.
---------------------------------------------
Ketika satu pintu kebahagiaan
tertutup, pintu yang lain akan dibukakan, namun sering kali manusia terpaku
terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang
dibukakan baginya. Bagi Arsyid menatap sebuah pintu yang terbuka untuk mencoba
masuk menggapai sebuah kebahagiaan mengarungi kehidupan yang sebenarnya. Sejak
dia bersilaturrahim ke Demak, kedekatannya dengan Zahra bisa dikatakan lebih
dari sekedar sebuah perkenalan, ya walaupun memang pada awalnya hanya sebatas
untuk mengembalikan buku dan ungkapan permintaan ma’af, namun ada hikmah yang
lebih dari niat awal Arsyid. Keluarga Zahra bahkan percaya kalo Arsyid memang
calon suami bagi anaknya itu, sekaligus mereka membatalkan rencana perjodohan
Zahra. Hanya tinggal keputusan Zahra dan Arsyid saja, toh mereka padahal baru
kenal beberapa hari.
“Mas, itu dicari bapak!” ungkap Zahra
pada Arsyid
“Lho..Bapak ikut kesini ?” Arsyid
balik bertanya
“Iya Mas, katanya gak enak, Mbak
Ainun kan juga sudah banyak membantuku selama aku di Mesir” jawab Zahra pelan
“Sekarang Bapak dimana? “ kejar
Arsyid memastikan
“Itu duduk didepan Mas” Zahra
menunjuk kearah depan panggung
Keluarga Zahra memang sudah
menganggap keluraga H. Badawi sebagai saudara, karena mereka sering mendengar
cerita dari Zahra yang selalu dibantu Ainun selama study di Al Azhar, akhirnya
mereka menyempatkan waktunya untuk datang ke acara pernikahan Ainun dan Mael.
“Assalamualaikum “ sapa Arsyid
disertai dengan bersalaman mencium tangan kedua orang tua Zahra
“ Walaikumsalam, eh nak Arsyid duduk
sini” Bapaknya Zahra, Pak Sholikin mempersilahkan
“Enggih bapak” Arsyid mulai duduk dan
mengobrol
“...” Zahra hanya tersenyum melihat
dari kejauhan
“Ra..Ra.” Zahra kaget mendengar suara
yang memanggilnya
“Sini Ra sini..foto dulu” Ainun dari
atas panggung melambai lambaikan tangan memanggil Zahra untuk mengajak foto
bersama
“...” Zahra tersenyum menganggukkan
kepalanya
Restu orang tua adalah restu tuhan,
tanpa adanya restu orang tua dalam sebuah hubungan maka bisa dipastikan tak
akan terasa nyaman. Maka ketika membangun sebuah hubungan dengan seseorang
pastikan restu kedua orang tua untuk sangat diutamakan, karena Tuhan pasti akan
memberikan restunya bersamaan dengan orang tua merestui hubungan anaknya.
---------------------------------------------
Allah selalu memiliki rencana atau
jalan yang lebih baik bagi hamba-Nya yang yakin dan percaya. Allah sellau
dekat, Allah sellau hadir dan Allah selalu menyelesaikan apapun yang tak pernah
terfikirkan menjadi sebuah jalan yang sangat indah.
Ana sebagai seorang santri hanya
sami’na wa’atho’na dengan apa yang menjadi pilihan Abah untuknya, demi ridho
dan keberkahan yang dia dapatkan. Dia sangat yakin dengan dawuh Abah “Golek’o
garwo seng podo santri, opo meneh iso sakpesantren, gen iso mbaleni masa
nyantrimu ugo nambahi mahabahmu lan keberkahan nek keluargamu”. Setelah
mendengar jawaban Ana, Abah segera memanggil Kang Noor untuk memastikan apa
yang menjadi harapan dan permintaan keluarga Kang Noor.
“ Le..sampean disini sudah lama, Abah
tahu pengabdianmu di pesantren juga sudah sangat banyak sekali, sudah waktunya
sampean mengamalkan apa yang sampean dapatkan dari pesantren ini di masyarakat
“ pesan Abah membuka pecakapan
“ Nggih..nderek kersane Abah “ jawab
Kang Noor pelan
“ Soal kemarin keluargamu meminta
untuk segera menikah, nanti setelah dari sini, kabari keluargamu, insyaallah
bulan depan Abah siap menikahkanmu dengan Ana “
“ Apa Bah? “ Kang Noor memastikan
“ Wes gak usah pura-pura ora krungu,
sampean sudah besar, semestinya sudah paham apa maksud Abah, tur itu juga
permintaanmu kemarin pas sowan Abah kan? “ canda Abah
“ .... “ senyum bahagia Kang Noor
Sementara itu, Ana segera mengabari
kedua orang tuanya dengan rencana Abah, mungkin ini terlalu cepat dan singkat
bagi keluarga Ana, tapi mereka Yakin bahwa seorang guru pasti tahu apa yang
terbaik buat anaknya, toh mereka juga sudah menyerahkan apapun keputusan dari
anaknya tentang jodoh yang akan dipilihnya, apalagi jodoh itu pilihan dari
Abah. Semenjak hubungan Ana yang dulu ia jalin dengan seorang laki-laki waktu
kuliah, tidak mendapat ridho dari orang tuanya, Ana pasrahkan apapun yang
terbaik menurut kedua orang tuanya terutama Abah yang menjadi tujuan Ana masuk
ke pesantren untuk mencari keberkahan demi kebahagiaan di masa yang akan
datang.
---------------------------------------------
Cinta selalu menjadi misteri
tersendiri bagi manusia, cinta membuat semua orang menjadi berbeda, banyak
pertanyaan hinggap jauh menembus asa yang hanya sekedar lewat dalam pikiran dan
juga logika dasar manusia. Sejatinya cinta itu saling, entah saling mengisi,
menghargai atau saling melengkapi. Setelah pertemuan yang tanpa disadari, Gus
Adnan semakin penasaran dengan sosok santri putri yang ingin dikenalnya lebih
dalam.
“ Mbah.. santri putri yang kemarin
berpapasan didepan koprasi..!! ” Pertanyaan Gus Adnan menggantung
“ Iya Gus, itu santri putri yang
namanya Nasywa Syifa Syarifah “ Jawab Basor memotong kalimat Gus Adan, seakan
tahu apa yang menjadi pertanyaannya
“ Kemarin yang pakai jilbab putih,
dia disinio lebih akrab dipanggil Ifah “ imbuh basor menjelaskan
“ Cantik juga ya mbah “ ungkap Gus
Adnan pelan
“ Kira-kira sudah ada yang mendekati
belum mbah? ” Tanya Gus Adnan kembali
“ Maksudnya mendekati gimana Gus? “
Basor mencoba memperjelas pertanyaannya
“ Ya sampean pasti tahu lah, calon
atau apa gitu lah mbah “ Gus Adnan dengan santainya menjelaskan pada Basor
“ Setahuku belum ada Gus, sampean
suka? “ Basor mulai penasaran
Terkadang manusia selalu berusaha
menutupi apa yang mereka rasakan, hanya sekedar untuk memberikan sebuah
kebahagian bagi manusia lainnya. Apa yang ada dalam hati bisa mereka
sembunyikan dengan begitu baik melalui ekpresi dan sorot mata yang berbeda,
perasaan sesungguhnya bisa tertutupi oleh guratan wajah yang ditunjukkan pada
orang-orang disekitarnya.
“ Aku ke Ndalem dulu mbah,
pertanyaanmu disimpan dulu, nanti kita sambung lagi lain waktu,
Assalamualaikum“ Gus Adnan beranjak dari kursinya
“ Waalaikumsalam “ jawab Basor yang
penuh tanda tanya
“ Allahumma tsabbit qolbii ala diniik
“ batin Basor dalam hati
Bersama dengan duka yang datang,
keceriaan akan memudar dengan perlahan, namun bagaimanapun juga hidup harus
selalu penuh dengan kebahagiaan, walupun bahagia itu harus dipaksakan. Sebagian
orang hanya ingin menunjukkan senyum dan tawanya didepan orang lain, sedangkan
segala duka dipendamnya sendiri meski hati sakit tak terkira.
---------------------------------------------
Alal mar’i ayyas’a ilal khoiri
juhdahu walaisa alaihi an tatimmal maqosidu, qaidah itu mungkin yang bisa
menggambarkan perasaan hati Basor saat ini. Hanya Allah lah dzat yang maha
membolak-balikan hati hambanya, untuk menguji seberapa besar keyakinannya
kepada sang maha bijaksana.
Basor masih menyimpan tanda tanya
besar, pertanyaan yang dia utarakan masih belum menui jawaban dari Gus Adnan.
Jika memang benar, wanita mana yang tidak mau ketika dia dilamar seorang putra
kyai besar, alim, sholeh dan tentunya hafal serta faham betul setiap ayat demi
ayat yang ada didalam al qur’an.
“ Ya Allah jika memang ini takdir
yang engkau gariskan kepada hambamu ini, tunjukkanlah hamba untuk menggapai
ridho-Mu, namun jika ini hanya ujian engkau kepadaku, kuatkanlah hati hambamu
ini untuk tetap berada dalam jalan kebenaran dan kesucianmu “ batin Basor dengan
pandangan kosong menatap langit kamar asrama
“ Heeeeeh “ hanya desahan capek yang
terdengar pelan dari mulutnya
“ Kenapa mbah? Tidak biasanya sampean
seperti ini “ tanya Ircham yang sedari tadi muroja’ah hafalan untuk persiapan
tes qur’annya bulan depan
“ ........ “ Basor hanya menoleh
saja, diam tanpa jawaban
“ Wala tahinu wala tahzanu wa antumul
a’launa in kuntum mukminin “ Ircham melanjutkan muroja’ahnya
“ Nanti kalo Arsyid kesini, suruh ke
Warung Bu Jubaidah say ” pesan Basor beranjak pergi keluar kamar asrama
“ .... “ Ircham hanya mengangguk
Khawatir merupakan perasaan alami
setiap manusia ketika ada sesuatu yang akan hilang darinya, perasaan itu muncul
atas dasar rasa takut kehilangan, pada hubungan tertentu, rasa takut akan
kehilangan seorang kekasih adalah suatu kewajaran.
“ Mak..kopi seperti biasanya satu “
ucap Basor seketika sampai di depan warung
“ Kopinya banyak, gulanya sedikit,
cangkir kecil kental “ jawab Bu Jubaidah, emak penjaga warung belakang
pesantren yang sudah faham betul dengan Basor
“ Tanpa gula saja mak “ imbuh Basor
Jika gemerlapnya dunia yang tersaji
di hadapanmu membuat tenang, maka hanya dengan secangkir kopi aku jauh lebih
tenang. Aku selalu mencari indahnya bayangmu di setiap cangkir kopiku, mencari
kamu yang tak pernah tahu bahwa aku selalu menantimu.
---------------------------------------------
Kebahagian selalu bisa diciptakan
dimanapan, kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun kita berada, tidak dapat
dipungkiri kembali, bahwa setiap orangtua pasti menginginkan anaknya terlahir
sempurna dengan kecerdasan yang baik. Mempersiapkan kecerdasan dapat dimulai
dari dalam kandungan, rangsangan bisa diberikan sedini mungkin demi perkembangan
kecerdasan seorang anak. Yanto sibuk mempersiapkan segala hal berkaitan dengan
lahirnya anak pertama yang dikandung oleh Azka istri tercintanya.
“ Maaaas.. ngendikane Buya kemarin,
njenengan suruh ke Ambarawa, sowan Abah dan sambang Adnan “ ucap Azka kepada
suaminya
“ Iya sayang, barusan Buya juga kirim
pesan ke Mas “ jawab Yanto sambil memperlihatkan chat di Hpnya
“ Rencanya Mas, mau kesana kapan? “
imbuh Azka
“ Kamis besok mas mau kesana,
rencananya mas bawa mobil sendiri, ngajak Kang Solikin biar tidak terlalu lama,
kandunganmu juga tinggal menunggu hari untuk hari kelahiran kan? “ papar Yanto
jelas
“ Enggih Mas “ jawab Azka singkat
Kelahiran seorang bayi akan menjadi
penghapus segala derita yang dirasakan seorang ibu selama sembilan bulan
sepuluh hari, kestabilan emosi wanita yang sedang hamil juga sama pentingnya
dengan kesehatan bayi yang ada dalam kandungan, maka menjaga emosi sangat
penting sekali karena keadaan bayi tergantung dari kesehatan emosi seorang ibu
itu sendiri.
Ditempat lain, Asrama Aisyah 4 heboh
setelah tahu berita Gus Adnan selama ini penasaran dengan Ifah, wanita mana
yang tidak bahagia, ketika tahu bahwa laki-laki yang dia suka ternyata juga
suka kepadanya. Memang cinta selalu menumbuhkan rasa penasaran yang sangat
besar, akan tetapi saat seorang mencintaimu mereka tidak harus mengatakannya
kepadamu karena kamu akan tahu dari cara mereka mempertlakukanmu.
“ Mbak if, sejak kemarin sampean
bertemu dengan Gus Adnan setelah pulang belanja dari koprasi, katanya sih dia
juga suka sama sampean “ sewot Alifa
“ Cieeee.... “ ejek Ana
“ Saat kebahagianku menjadi
kebahagiannya juga, itulah yang dinamakan cinta “ jawab Ifah PD
“ Ya itu sih baru kabar-kabar lho
mbak If “ timpal Alifa
Bagi seorang yang sedang mencinta,
tempat yang paling indah adalah berada di dalam pikirang orang yang dicintai,
tak perlu dijelaskan panjang lebar karena pasti kamu tahu bagaimana rasanya
selalu diingat oleh orang yang kamu cintai.
---------------------------------------------
Kegiatan sore ini tidak seperti
biasanya, suasana Asrama Aisyah 4 sangat penuh dengan kebahagian tersendiri
bagi penghuninya, Alifa, Ana dan Ifah duduk di pojok kamar dengan bahasa
khasnya masing-masing, kedatangan Vita dan Ainun menambah kehangatan tersendiri
bagi mereka.
“ Wah ada pengantin baru nih “ sapa
Ifah seketika
“ Sekarang tambah cantik mbak “
tambah Ana
“ Sekarang kan yang berbahagia
sampean mbak “ ucap Ainun pada Ifah
“ lho..udah tahu to mbak ? “ imbuh
Alifa yang dari tadi bengong
“ Tahu lah,,,tadi habis diceritain
mbak Vita hehe “ jawab Ainun sekenanya
“ Mbak
Viiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt “ Jerit Ifah berdiri mengejar Vita yang
lari keluar kamar
Vita memang sengaja keluar kamar
untuk bicara serius dengan Ifah, bagaimanapun juga Vita tidak kuat menyimpan
rahasia Basor, seorang laki-laki yang dulu pernah menjadi impian Vita,
laki-laki yang dulu pernah ia sebut disetiap lantunan do’anya serta laki-laki yang
selalu memberikan semangat untuk selalu tetap bangkit dan kuat dalam menjalani
hari-harinya di pesantren.
Pada umumnya wanita memang selalu
terbawa dengan perasaan hatinya, perasaan lebih sensitif darapada laki-laki,
memang wanita bisa menahan perasaan yang lebih dengan menyimpannya didalam hati
tapi tidak dengan air matanya, karena air mata adalah cara tersendiri bagi
seorang wanita untuk berkata-kata hal yang tidak bisa diungkapkan oleh hati.
“ Mbak Vit kenapa harus cerita sama
Mbak Ainun? “ tanya Ifah dengan nada tersenggal-senggal setelah lari mengejar
Vita
“ Ya Ma’af “ jawab Vita mencoba
menenagkan Ifah
“ Tapi kan...” Imbuh Ifah menggantung
“ Mbak Nasywa Syifa Syarifah yang
maniiis, sebelumnya minta maaf ya, sebenarnya aku mau bilang sama sampean dari
kemarin-kemarin, tapi memang dia berpesan agar bisa menyimpan rahasia ini untuk
tidak memberi tahu pada sampean “ papar Vita tenang
“ Maksudnya ? “ Ifah semakin tidak
faham
“ Aku tahu sampean suka sama Gus
Adnan, apalagi sekarang ada kabar kalo Gus Adnan juga suka sama sampean, tapi
ada .. “
“ Mbak Vit, aku langsungan saja ya,
ini sudah ditunggu mas di depan “ mendadak Ainun berpamitan, memotong
percakapan diantara keduanya
“ Iya Nun...Hati-hati ya..salam buat
Bang Mael dari Mbak Ifah “ jawab Vita cekikikan
---------------------------------------------
Kejujuran seperti halnya cermin,
mereka akan menunjukkan apa adanya bagi orang yang sedang bercermin, dalam hal
tertentu terkadang dusta memang bisa menyelamatkan sebuah hubungan serta jujur
ternyata malah menghancurkannya, tapi tetap saja jujur menjadi sebuah impian
untuk membiarkan ending dari sebuah hubungan, baik itu langgeng ataupun
bahagia.
“Begini mbak If...sejak kejadian saat
itu, waktu kamu pinjam buku “Jadikan Aku Halal Bagimu” kamu tahu kan? Kalau aku
menyimpan rasa sama Kang Basor” papar Vita pelan
“Iya..terus?” kejar Ifah
“Memang benar, cinta kadang serumit
ini, bahkan aku juga belum pernah mengungkapkan rasa ini kepadanya mbak”
sambung Vita mulai berkaca-kaca
“....” Ifah mulai mengajaknya duduk
“Tapi sebenarnya aku tahu mbak, Dia
itu sayang dan cinta kepadamu bahkan rasa itu tumbuh saat kamu pertama kali
datang kesini, Dia yang minta aku untuk merahasiakan semuanya demi menjagamu
agar niat dan iktikadmu menghafal al Qur’an bisa tercapai tanpa ada gangguan
dari sebuah rasanya kepadamu” Vita tidak bisa membendung air matanya
“Bahkan sebelum kamu mulai menghafal
al Qur’an, dia sempat sowan dan bilang ke Abah terkait masalah ini, Abah
sebenarnya sudah tahu mbak, makanya aku hanya bisa mengikhlaskan jika memang
ini terbaik buat semuanya” tambahnya
“Aku hanya bisa berdo’a, semoga ini
semua memang takdir terbaik Allah yang telah mengatur semua kepada hambanya,
harapanku semoga kamu bisa bahagia dengannya, tapi...” Vita memeluk Ifah
“....” Ifah mencoba menenangkan hati
Vita dengan memeluknya dan tanpa sadar air matanyapun ikut menetes
Terkadang perjalanan hidup yang
membawa seseorang terjebak pada satu kesalahan tentang arti sebuah hubungan
tanpa mereka sadari, apa yang membuatnya tak pernah mengungkapkan rasa isi
hati, walaupun sebenarnya menyimpan semakin lama bisa membuat basi.
Seandainya orang bisa memilih untuk
membiarkan antara cinta itu bersemi tetep terjaga dan cinta yang baik-baik saja
untuk selamanya, tapi ternyata cinta selalu memberi pahit antara memilih
ihlaskan atau perjuangkan.
“Mbak Vita kenapa? kok malah pada
nangis-nangis?” tanya Ainun seketika
“Tidak apa-apa Nun, lagi bahagia sama
Mbak Ifah ini lho” jawab Vita sambil menyeka air matanya
“Iya Mbak..Nangis bahagia kok” timpal
Ifah
---------------------------------------------
Kamis selalu bermakna untuk
menjadikan kita selalu tetap optimis, jangan pernah bermimpi meraih bintang
jika usahamu hanya sampai bumi saja, mimpimu hanya akan jadi angan jika usahamu
hanya diatas kasur saja, maka bangkit dan jemputlah mimpimu itu dengan usaha
dan ihtiarmu serta do’amu kepada Rabbmu.
Pagi ini Yanto bersiap untuk untuk
sowan Abah dan sambang adiknya Adnan ke Ambarawa, tidak banyak persiapan yang
harus dia packing karena rencananya dia mengajak Kang Solikin menggunakan mobil
pribadi. Sementara Azka masih terbaring lemah didalam kamar karena semalaman
dia merasakan kontraksi dalam kandungannya, yaitu kondisi dimana perut akan
mengeras diikuti rasa mulas yang semakin lama semakin kuat.
“Mas...tolong anterin aku ke Bidan
dulu gih” pinta Azka lirih pada suaminya yang sedang bersiap-siap
“Yang dirasakan apa sayang?” tanya
Yanto khawatir
“Tidak seperti biasanya aku merasakan
rasa sakit dan nyeri seperti ini dari semaleman, padahal HPL nya masih beberapa
hari lagi kan?” keluh Azka
“Yasudah nanti mas anterin ke dokter
dulu” ungkap Yanto menenangkan
Kontraksi sebagai salah satu
tanda-tanda orang mau melahirkan biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman atau
sakit di punggung dan pertut bagian bawah, seolah bergerak seperti gelombang
dari bagian atas rahim hingga menjalar ke bawah, sebagian wanita yang pernah
mengalaminya menggambarkan rasa kontraksi ini seperti kram perut saat datang
bulan atau menstruasi namun bedanya dengan intensitas yang jauh lebih kuat.
“Buk...gimana kandungan istri saya?”
tanya Yanto memastikan
“Alhamdulilah ini sudah bukaan 2,
masnya nungguin dulu saja disini, nanti tetap saya pantau per setengah jam,
sebentar lagi sampean jadi bapak” jelas Bu Rini bidan yang menangani Azka
“Iya buk” Yanto mengangguk bahagia
“Sabar sayang, mas tidak jadi ke
Ambarawa sekarang, mas tetap disini menemanimu sampai anak kita lahir” Yanto
mengecup kening istrinya
“...” Azka tersenyum bahagia
“Robbana hab lana min azwajina
wadzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lil muttaqina imama, robbi yassir wala
tuassir fainna taisiro kulli asiir alaika yasiir allahumma tammim bil khoir
birohmatika ya arhamar rohimin” ucap Yanto sambil mengelus perut Azka
Bersambung........